Teks Deskripsi : Pengertian, Struktur, Kaidah Kebahasaan, dan Contoh (Revisi 2019)

Bahasa Indonesia | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian, struktur, kaidah kebahasaan, dan contoh teks deskripsi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII kurikulum 2013. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian, struktur, kaidah kebahasaan, dan contoh teks deskripsi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami pengertian, struktur, kaidah kebahasaan, dan contoh teks deskripsi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang diberikan oleh Bapak dan Ibu Guru di sekolah.
 
Teks Deskripsi : Pengertian, Struktur, Kaidah Kebahasaan, dan Contoh  (Revisi 2019)

A. Pengertian Teks Deskripsi

Teks Deskripsi adalah teks yang berisi informasi berbentuk kalimat deskripsi, yaitu kalimat yang berisi gambaran objek (benda) bisa berupa lokasi, suasana, ukuran, warna, rasa, atau sifat-sifat fisik lainnya. Kalimat deskripsi menggambarkan atau melukiskan sesuatu sehidup-hidupnya, seperti keadaan alam, ruang, atau keindahan wajah seseorang. Dengan kata lain, kalimat deskripsi merupakan kalimat yang menggambarkan keadaan, bentuk, atau suasana tertentu, seperti benda, orang, tempat sesuai dengan objek yang sebenarnya.

B. Struktur Teks Deskripsi

Ada dua bagian penting dalam struktur teks deskripsi, yaitu sebagai berikut.

1. Deskripsi Umum

Deskripsi umum terdapat pada bagian awal sebagai pembuka. Isinya berupa gambaran (deskripsi) umum terhadap objek yang ingin disampaikan oleh penulis.

2. Deskripsi Bagian

Deskripsi bagian adalah gambaran lebih lanjut dari deskripsi umum secara jelas dan terperinci untuk memberikan efek emosional kepada pembaca sehingga apa yang digambarkan dalam teks seolah-olah bisa dilihat, didengar, dicium, atau dirasakan sendiri oleh pembaca.

C. Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi

Ada lima kaidah kebahasaan yang penting diperhatikan dalam sebuah teks deskripsi, yaitu ejaan, tanda baca, pilihan kata (diksi), tata kalimat, dan kepaduan paragraf.

1. Ejaan 

a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama di awal kalimat. 
Contoh: 
1. Apa maksudnya 
2. Simpanlah buku itu! 
3. Ayah pergi ke kantor.
b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. 
Contoh: 
1. Kakak bertanya, "Kapan ibu pulang?" 
2."Kemarin engkau terlambat," katanya.
c) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. 
Contoh: 
1. Yang Maha Pengasih 
2. Yang Maha Kuasa 
3. Umat Islam sedang merayakan hari kemenangan.
d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. 
Contoh: 
1. Beliau bernama Raden Nugraha 
2. Haji Agus Salim merupakan imam besar di desa ini 
3. Ayah Nabi Ismail adalah Nabi Ibrahim.
e) Huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti oleh nama orang atau yang dipakai sebagai nama pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat. 
Contoh: 
1. Wakil Presiden Jusuf Kalla sedang meninjau daerah banjir. 
2. Profesor Yus Rusyana merupakan ahli budaya. 
3. Perdana Menteri Malaysia mengadakan hubungan diplomasi dengan Indonesia.
f) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang. 
Contoh: 
1. Amir Hamzah termasuk penyair angkatan Pujangga Baru. 
2. Dewi Sartika adalah pahlawan perempuan dari Jawa Barat 3. Acara itu dimeriahkan oleh penampilan Glen Fredly
g) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, negara, dan bahasa. 
Contoh:
1. Ali berasal dari suku Sunda 
2. Hilda sedang mempelajari bahasa Inggris.
3. Bangsa Indonesia memiliki hubungan diplomatik dengan negara Malaysia
h) Huruf kapital digunaka sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
1. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dirayakan setiap tanggal 17 Agustus
2. Idul Fitri dirayakan setelah berpuasa satu bulan
3. Tahun Masehi dan tahun Hijriah sangat berbeda perhitungannya.
i) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh:
1. Bandung terkenal sebagai pusat belanja.
2. Andri sedang berlibur di Jakarta
 
2. Tanda Baca
 
Penggunaan tanda baca dalam teks deskripsi antara lain tanda baca titik, koma, titik koma, titik dua, tanda tanya, tanda seru, dan tanda petik dua. Untuk lebih jelasnya, silakan simak penjelasannya di bawah ini. 
a. Tanda Titik
a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan!
Contoh:
1. Kakek sedang duduk.
2. Andi sedang membaca di taman.
b) Tanda titik dipakai untuk menunjukkan angka jam, menit, dan detik sebagai penanda waktu.
Contoh:
Tepat pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik) kereta api jurusan Jakarta-Bandung akan diberangkatkan.
c) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, serta tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Pustaka.
d) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
1. Ia lahir pada tahun 1985 di Bandung
2. Lihat halaman 1243 3. Nomor gironya 65789
b. Penggunaan tanda koma (,)
a) Tanda koma dapat dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangnya.
Contoh: 
1. Ibu membeli gula, sabun, dan odol di pasar. 
2. Surat biasa, surat kilat, atau surat khusus memerlukan perangko. 
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimat. 
Contoh: 
1. Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. 
2. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. 
c) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kata. Termasuk di dalamnya adalah oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, dan akan tetapi. 
Contoh: 
1. Oleh karena itu, kita harus hati-hati. 
2. Jadi, persoalannya tidak semudah itu. 
d) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. 
Contoh: 
1. Kata ibu, "Saya gembira sekali." 
2. "Saya gembira sekali," kata ibu, "Karena kamu lulus." 
e) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. 
Contoh: 
1. B. Ratulangi, S.E. 
2. Ny. Khadijah, M.A. 
c. Penggunaan tanda titik koma (;) 
a) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. 
Contoh: 
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga. 
b) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. 
Contoh: 
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran radio "pilihan pendengar." 
d. Penggunaan tanda titik dua (:) 
a) Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. 
Contoh: 
1. Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari. 
2. Hanya dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati. 
b) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. 
Contoh: 
Ketua : Agung Sekretaris : Lince Bendahara : Poki 
c) Tanda titik dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dan percakapan. 
Contoh: 
Linda : (Meletakkan beberapa kopor) "Bawa kopor ini, Mir!" 
Amir : "Baik, Bu." (mengangkat kopor dan masuk) 
Ibu : "Jangan lupa. Letakkan baik-baik!" (duduk di kursi besar) 
e. Penggunaan tanda tanya (?) 
a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya 
Contoh: 
1. Kapan ia berangkat? 
2. Saudara tahu, bukan? 
b) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya. 
Contoh:
1. Ia dilahirkan pada tahun 1986 (?) 
2. Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang
e. Penggunaan tanda seru (!) 
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh:
1. Merdeka!
2. Cepat pergi dari sini!
f. Penggunaan tanda petik ("...")
a) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. 
Contoh: 
"Saya belum siap," kata Mira, "Tunggu sebentar!"
b) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. 
Contoh: 
Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, Dari Suatu Tempat.
c) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. 
Contoh: 
Kata Toni, "Saya juga minta satu."
 
3. Pilihan Kata (Diksi)
 
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosakata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya. 
 
Di samping diksi yang tepat, efektivitas komunikasi menuntut persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengguna bahasa yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi. Indikator ketepatan kata menurut Widjono (2007:98), antara lain: 
  1. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa Indonesia; 
  2. Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa salah penafsiran atau salah makna; 
  3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembicara, dan 
  4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan. 
Syarat-syarat ketepatan pilihan kata (diksi): 
  1. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi yaitu kata yang bermakna lugas dan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan makna yang bermacam-macam, lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika, dan kesopanan. 
  2. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, kata yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, yaitu, yang, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-beda. 
  3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya: inferensi (kesimpulan) dan interferensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh) dan syarat (ketentuan), 
  4. tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektif canggih. Menurut kamus, modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak mengetahui. bergaya intelektual. 
  5. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya dilegaisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi, 
  6. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan, 
  7. Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus, misalnya: mobil (kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan Toyota). 
  8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya: isu (berasal dari bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam bahasa Indonesia berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-desus), 
  9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim (misalnya: pria dan laki-laki, saya dan aku, seta buku dan kitab); berhomofoni (misalnya: bang dan bank, ke tahanan dan ketahanan); dan berhomografi (misalnya: apel buah, apel upacara; buku ruas, buku kitab). 
  10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual, misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya: mangga, sarapan, dan berenang)

4. Tata Kalimat

Tata kalimat adalah kaidah penyusunan kata sehingga menjadi kalimat yang baik dan benar dan mempunyai arti sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Apakah tuturan yang kita hasilkan memenuhi syarat sebagai kalimat. Salah satu syaratnya adalah kelengkapan unsur kalimat, yaitu subjek, predikat, objek, keterangan, pelengkap. 

1. Subjek Subjek (S) adalah bagian kalimat yang mennjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan siapa atau apa predikat. 

Contoh: 
a. Mahasiswa mengerjakan tugas makalah. 
b. Meja direktur besar 
c. Ayahku sedang melukis 
d. Membangun jalan layang sangat mahal 

2. Predikat Prediket (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu, melakukan (tindakan) apa atau keadaan bagaimana subjek (S), sesuatu yang dinyatakan oleh P dapat pula mengenai sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S. Predikat dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan bagaimana atau mengapa subjek. 

Contoh: 
1. Mahasiswa menyusun skripsi. 
2. Ibu sedang tidur siang. 
3. Putrinya cantik jelita. 
4. Kota Jakarta dalam keadaan aman. 
5. Kucingku belang tiga. 

3. Objek Objek(O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P (Prediket). Letak objek (O) selalu dibelakang P. Objek dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Objek hanya terdapat pada kalimatyang predikatnya berupa kata kerja transitif. 

Contoh: 
a. Mahasiswa itu mengemukakan masalahnya. b. Masalahnya dikemukakan oleh mahasiswa itu. 
c. Arsitek merancang bangunan 
d. Jhon Smith membeli barang antik. 

4. Pelengkap Pelengkap (pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi prediket (P). Letak Peengkapl umumnya di belakang predikat yang berupa verba.Pelengkap tidak dapat menjadi subjek sebab tidak dapat dipasifkan. 

Contoh: 
a. Mereka belajar matematika dengan sungguh-sungguh 
b. Banyak orsospol berlandaskan Pancasila. 
c. Pamanku membelikan anaknya rumah mungil 

5. Keterangan Keterangan (ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya. Unsur ket dapat berfungsi menerangkan S,P,O, dan Pel. Posisinya bersifat nama suka, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Keterangan dalam kalimat yaitu keterangan tempat, waktu, alat, tujuan, cara, penyetara, simulatif, penyebaban dan kesalinagan. Posisi keterangan dapat berpindah-pindah di depan, tengah, atau akhir kalimat.

Contoh: 
a. Mereka belajar di perpustakaan.(ket. Tempat) 
b. Rustam sekarang sedang belajar (ket. Waktu) 
c. Lia memotong roti dengan pisau (ket. Alat)

e. Kepaduan Paragraf

Paragraf dapat dikatakan baik apabila memenuhi unsur-unsur kohesi (kesatuan),dan koherensi (kepaduan). Kesatuan (unity) adalah paragraf/alinea tersebut harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf/ alinea tersebut baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan. 

 Kesatuan paragraf akan terpenuhi apabila informasi-informasi dalam paragraf itu tetap dikendalikan oleh gagasan utama. Dalam paragraf mungkin terdapat beberapa gagasan tambahan, tetapi, gagasan-gagasan itu tentap dikendalikan oleh gagasan utama. Agar hal itu dapat dicapai, penulis harus senantiasa mengevaluasi apakah kalimat-kalimat yang ditulisnya itu berhubungan erat dengan gagasan utama (Alwi (editor): 2001:8). 

Perhatikan paragraf berikut ini. 

Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. Ia tidak tahu-menahu mengapa desanya dinamai desa kedunggalar. Ia tidak tahu-menahu mengapa sangkanurip kini mongering. Ia juga tidak tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai di desa itu. Meski sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan. Begitu bangun pagi, tanpa harus minum kopi dahulu, ia sudah memanggul pangkur menuju ladangnya. Ia terus mengayun pangkurnya membongkar tanah liat yang sudah menggeras oleh musim kemarau yang panjang.

Paragraf di atas tidak dapat disebut paragraf yang baik sebab di dalamnya terdapat dua gagasan utama berikut. 

1. Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. 
2. Meski sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan

Oleh karena itu, agar memenuhi tuntutan prinsip kesatuan, paragraf di atas harus dipecahkan menjadi dua paragraf dengan menjadikan kalimat (1) sebagai kalimat topik pertama, dan kalimat (5) sebagai kalimat topik paragraf kedua (Alwi (ed.): 2001:8-9). 

Kepaduan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi apabila kalimat-kalimat yang menyusun paragraf itu terjalin secara logis dan gramatikal, dan berkaitan satu sama lain untuk mendukung gagasan utama. Dengan demikian, kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf itu terpadu, berkaitan satu sama lain, untuk mendukung gagasan utama. Untuk membangun kepaduan kalimat-kalimat dalam paragraf, penulis dapat menggunakan kata kunci dan sinonim, pronomina, kata transisi, dan struktur yang paralel (Alwi (ed.): 2001:10). 

Kepaduan paragraf dapat dibangun dengan tidak mengulang kata atau ungkapan yang sama setiap kali diperlukan. Kata atau ungkapan yang sama itu sesekali dapat disebut kembali dengan menggunakan kata kuncinya atau dengan menggunakan kata lain yang bersinonim dengan kata ungkapan itu. Misalnya Virus HIV, dapat disebut virus penyebab AIDS, virus yang memataikan, virus yang sulit ditaklukan. Cara ini disebut penyulihan.

Membangun kepaduan juga dapat ditempuh dengan menggunakan pronomina untuk menyebutkan nomina atau frasa nomina yang telah disebutkan lebih dahulu. Yang dilakukan sebenarnya adalah mengacu pada nomina atau frasa nomina itu dengan pronominanya. Frasa pengusaha-pengusaha yang sukses selain sesekali dapat disebut pengusaha-pengusaha itu, dapat pula disebut mereka. Cara ini disebut pengacuan.

D. Contoh Teks Deskripsi

Deskripsi Anjing 

Kalian pasti sering melihat seseorang memilih dan memelihara anjing di rumah, mereka menginginkan anjing melindungi daerah perkebunan, persawahan dari hama dan juga menjada rumah mereka dari orang yang mempuyai niat buruk. Anjing merupakan hewan mamalia yang sangat bersahabat dengan manusia yang sebelumnya sudah mengalami domestikasi dari serigala sejak 15.000 tahun yang lalu. Dengan adanya domestikasi ini, anjing mengalami perubahan genetic yang berupa fosil dan tes DNA.


Tingkat intelegesi dari anjing tergantung dari pemelihara atau tuannya, dimana anjing mempunyai jiwa social yang tinggi seperti manusia. Anjing akan mengikuti perilaku seseorang yang sudah dia kenal lama, seperti mengikuti langkah dan juga melakukan apa yang jadi perintahnya. Tentunya, anjing perlu dilatih, diajak bermain dan juga bersosialisasi dengan lingkungan agar daya tangkapnya lebih baik. Agar keberadaannya mampu membantu pekerjaan manusia. Anjing merupakan binatang yang setia, kesetiaanya itu terbentuk dari perlakuan dan kedekatan antara pemilik dan anjing tersebut. Setelah itu anjing akan menganggap bahwa manusia adalah bagian dari kelompok keluarganya.

Anjing mempunyai variasi yang sangat banyak, dia berkembang menjadi berbagai ras yang bervariasi juga. Dimulai ari, anjing yang mempunyai tinggi badan yang cukup tinggi hingga mencapai berpuluh-puluh centimeter hingga anjing yang yang hanya mempunyai tinggi badan 1 meter. Anjing mempunyai warna bulu yang beraneka ragam, adapun warna yang sering kita temui adalah berbulu putih, hitam, merah, cokelat, atapun abu-abu. Selain itu juga, anjing mempunyai variasi dari bulunya, ada yang mempunyai jenis bulu yang pendek, panjang, lebat, lurud, keriting atau seperti benang wol. Keanekaragaman bentuk, bulu dan warna bulu dijadikan icon diberbagai judul film animasi ataupun kartun.

Anjing merupakan hewan yang sangat mudah ditemui, habitatnya diseluruh belahan dunia, baik itu didaerah tropis, suptropis, hutan, kutub, daerah beriklim sedang maupun beriklim ekstrem sekalipun. Dia sangat mudah beradaptasi diberbagai lingkungan, karena itu manusia banyak yang menjadikannya menjadi hewan peliharaan ataupun penjaga. Di Indonesia, sebagain besar dari tuan anjing itu mereka yang menganut agama selain islam, itu karena islam menganggap hewan tersebut mempunyai banyak najiz. Namun semua tergantung dengan kepercayaan ataupun niat kita.

Anjing merupakan kewan karnivora yaitu binatang yang hanya memakan daging, namun semua bisa berubah menjadi omnivore yang dterkadang tuan anjing memberikan protein nabati berupa sayuran, buah ataupun sereal. Dengan mereka mengkonsumi protein nabati mampu memenuhi kebutuhan asam amino yang tidak terkandung pada daging. Untuk protein hewani mereka sering memakan ikan, ayam, tikus, kadal, cicak dan lain sebagainya. Namun pemilik anjing perlu menjauhkan beberapa makanan yang bisa berakibat fatal untuk anjing, antara lain anggur, cokelat, bawang Bombay, keladi hias dan umbi-umbian.

Untuk mempertahankan generasinya, anjing berkembangbiak dengan cara melahirakan itu berarti anjing termasuk vivipar (hewan yang melahirkan) dan pastinya melewati masa kawin antara anjing betina dan anjing jantan. Anjing betina akan menjalami masa kehamilannya selama 2 bulan setelah umurnya menginjak usia 7-12 bulan, itu juga diimbangi dengan melahirakan sebanyak 5-10 ekor dalam satu kelahiran. Kebayang bukan, begitu ramainya saat mereka menyusu pada induknya. Dan ditambah lagi, dalam setahun anjing mampu mengalami kelahiran dua kali. Tuhan menganugrahi anjing dengan berbagai keistimewaan, termasuk anjing mempunyai 10 puting yang nantinya akan dihisap oleh anak-anaknya selama 2-3 bulan.

Setelah lahir, anakan anjing belum mampu melihat , mereka akan mampu melihat saat umurnya 10-15 hari. Anakan anjing akan mulai bisa berjalan saat usianya pada minggu ke dua dan akan semakin lancar berjalan pada minggu ke tiga. Saat anakan masih keci, induk akan senantiasa menjaga dan mengiringi mereka agar lebuh mudah untuk menyusui.

Anjing mempunyai ciri-ciri khusus antara lain memiliki gigi yang tajam dan rahang kuat untuk menyerang dan menggigit mangsanya; mempunyai otot yang kuat serta menyatu dengan tulang pergelangan kaki; mempunyai penglihatan tajam namun hanya mampu melihat warna seperti kuning dan ungu; mempunyai lensa mata datar yang sangat sensitive dengan gerakan dan cahaya; mempunyai pendengaran yang frekuensi suara rendah 16-20 Hz dan frekuensi tinggi 70 KHz-100 KHz dengan menggerak-gerakan telinga untuk menentukan lokasi sumber suara; mempunyai lebih dari 220 juta sel penciuman yang sangat sensitive (khususnya anjing pelacak).

Anjing termasuk hewan yang cerdas, untuk itu anjing sering dipelihara dari pada hewan lainnya. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua jenis anjing bisa dipelihara kita, karena kecerdasan anjing itu dipengaruhi oleh ras da keturunannya. Salah satu anjing yang sering dipelihara karena kecerdasannya adalah jenis anjing ras Border collie karena mampu mematuhi dan menjalankan berbagai macam perintah dari tuannya.