Bahasa Indonesia | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan kumpulan contoh teks buku fiksi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IX revisi terbaru kurikulum 2013. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang contoh teks buku fiksi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami dan membuat contoh teks buku fiksi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang diberikan oleh Bapak dan Ibu Guru di sekolah.
1. Teks Buku Fiksi Berjudul Tentang Kamu

Tentang Kamu
Karya: Tere Liye
Novel Tere Liye yang berjudul “Tentang Kamu” ini merupakan sebuah novel yang bercerita tentang seorang pengacara muda bernama Zaman Zulkarnain yang berasal dari Pulau Jawa, Indonesia. Setelah selesai menyelesaikan kuliahnya di London, Zaman bekerja di salah satu firma hukum London Thompson & Co. Zaman mendapat tugas untuk mencari ahli waris seorang perempuan yang bernama Sri Ningsih, perempuan yang berasal dari Pulau Bungin, Sumbawa, Indonesia. Sri Ningsih memiliki saham 1% pada salah satu perusahaan multinasional yang di hitung dalam rupiah warisan tersebut berjumlah senilai 19 triliyun rupiah. Namun, Zaman memiliki kendala yakni tentang Informasi mengenai Sri Ningsih yang sangat terbatas, sehingga mengharuskan Zaman untuk menelusuri kehidupan Sri Ningsih.
Zaman memulai perjalanan nya dari tempat lahir Sri Ningsih di Pulau Bungin. Di sanalah Zaman bertemu dengan teman Sri Ningsih semasa dia kecil yang bernama Ode. Ode lah yang menceritakan perjalanan hidup Sri Ningsih ketika tinggak di Pulau Bungin. Ibu Sri Ningsih yang bernama Rahayu meninggal dunia ketika hendak melahitkan Sri Ningsih, selepas meninggalnya Rahayu ibu dari Sri Ningsih ayahnya Nugroho jatuh cinta dengan seorang gadis cantik di Pulau Bungin yang bernama Nusi Maratta sehingga ayah nya Nugroho menikah lagi untuk yang kedua kalinya.
Pada waktu itu Nugroho pergi untuk mengantarkan barang dengan beberapa anak buah nya. Setelah selang beberapa hari setelah keberangkatan Nugroho untuk mengantarkan barang, salah seorang datang ke Pulau Bungin dan membawa kabar bahwasanya kapal Nugroho telah kara di lautan karena tidak sanggup untuk menghadapi ombak yang besar. Selepas kepergian Nugroho, ibu tiri Sri Ningsih berubah menjadi galak dan sering memukulnya sehingga menyebabkan tubuh Sri Ningsih luka dan memar-memar. Yang lebih sadis lagi adalah pada saat itu rumah Sri Ningsih mengalami kebakaran yang menyebabkan Sri Ningsih tidak memiliki harta benda apapun. Ibu tirinya meninggal pada saat terjadinya kebakaran.
Sri Ningsih merupakan seorang yang pekerja keras terlihat dari pengalaman-pengalaman yang pernah ia alami. Dari mulai bekerja sebagai seorang guru, pedagang kaki lima dengan gerobak, membuka rental mobil, pekerja pabrik, hingga pada puncaknya membuka pabrik sabun nya sendiri dengan merk ‘Nurahayu’. Semuanya ia lakukan di Jakarta hingga akhirnya ia memutuskan pergi ke London dan menukar pabriknya dengan kepemilikan 1% saham multinasional sebagai gantinya.
Di London Sri Ningsih bekerja sebagai sopir bus 2 tingkat yang berwarna merah. Di sanalah Sri Ningsih menemukan kekasihnya yang berkebangsaan turki. Sri Ningsih menikah dan sempat mempunyai 2 anak namun hanya dalam jangka waktu beberapa jam. Akibat perbedaan rhesus antara Sri Ningsih dan suaminya. Kebahagiaan Sri Ningsih berlangsung tidak begitu lama. Ia kembali lagi endapat cobaan dengan kematian sang suami tercinta.
Dengan kematian suaminya Sri Ningsih memutuskan untuk tinggal di panti jompo yang terletak di Paris, dan juga merupakan perjalanan hidup terakhir Sri Ningsih. Perjalanan panjang yang melelahkan hingga ia harus meninggalkan semuanya. Bersembunyi dan tinggal di panti jompo. Sebelum meninggal Sri Ningsih sempat membuat surat wasiat untuk pembagian harta warisan yang ia miliki. Akhirnya Zaman dapat menyelesaikan tugas nya untuk mendapatkan ahli waris dari seorang Sri Ningsih.
2. Teks Buku Fiksi Berjudul Rindu

Rindu
Karya: Tere Liye
Hari itu, 1 Desember 1938 merupakan hari yang istimewa untuk Kota Makassar. Pertama kalinya dalam sejarah kota itu disinggahi oleh sebuah kapal yang sangat besar pada zamannya. Ya, Blitar Holland demikian tertulis di lambung kapalnya. Dengan panjang 136 meter dan lebar 16 meter, tidak ada bangunan lain di Makassar yang bisa menandingi tinggi menara uapnya kala itu.
Tapi hari itu bersejarah bukan satu-satunya disebabkan karena besarnya kapal tersebut, bukan juga karena banyaknya muatan kargo yang akan dibawa, namun karena pelayaran kali ini merupakan perjalanan yang sangat istimewa. Sebuah perjalanan yang menuntut pengorbanan moril dan materil. Sebuah perjalanan yag panjang, bermula dari Kota Makassar, menyeberangi selat sulawesi menuju Surabaya, singgah di Semarang dan Batavia, melintasi selat sunda menuju Lampung, menjelajahi Samudera Indonesia, mengarungi lautan Pasifik hingga sampai di Jeddah. Sebuah perjalanan yang amat sangat dinanti dan dirindukan oleh para penumpangnya setelah sekian lama menunggu.
Adalah Daeng Andipati, seorang pengusaha muda dari Kota Makassar. Berpendidikan. Pernah mengenyam pendidikan di Rotterdam School of Commerce. Daeng Andipati berencana memulai sebuah perjalanan panjang bersama istri dan dua anak gadisnya, Elsa dan Anna. Keluarganya begitu berbahagia (kelihatannya) tapi dalam perjalanan panjang ini terkuak pertanyaan-pertanyaan termasuk Daeng Andipati.
Hari itu bukan hanya Daeng Andipati tapi juga ada Gurutta yang juga bergairah untuk menyambut perjalanan panjangnya. Dia mencukur rambutnya di sebuah salon yg tidak jauh dari pelabuhan makassar. Ahmad Karaeng namanya, namun penduduk Makassar dan sekitarnya lebih mengenalnya sebagaiGurutta. Masih terbilang keturunan Raja gowa dan Sultan Hasanuddin. Beliau merupakan seorang ulama masyur dan menjadi Imam Masjid Katangka.
Namun, tidak seperti keluarga Daeng Andipati dan Gurutta, yang menyambut gembira perjalanannya. Ambo Uleng, mantan pelaut yang melamar menjadi kelasi di Kapal Blitar Holland, terlihat diam dan tak banyak bicara. Ambo Uleng memang membutuhkan perjalanan ini tapi bukan untuk mengantarnya ke suatu tujuan, namun untuk pergi lenyap menghilang dari kota asalnya, meninggalkan masa lalu yang menyesakkan.
“Hanya ada dua hal yang bisa membuat seorang pelaut tangguh berhenti bekerja di tempat yang dia sukai. Satu karena kebencian yang sangat dalam, satu lagi karena rasa cinta yang sangat dalam.” Demikian tutur Kapten Phillips, si Kapten Kapal ketika mewawancarainya.
Di awal-awal cerita, terlihat jalinan kisah cenderung sederhana. Menceritakan tentang awal kapal Blitar Holland berlayar dari Makassar ke Surabaya. Karena perjalanan ini juga melibatkan anak-anak, sehingga Gurutta memberikan ide agar selama perjalanan anak-anak tetap bisa bersekolah dan mengaji. Maka datanglah tokoh Bonda Upe yang bersedia untuk mengajari anak-anak mengaji tiap sore harinya. Kemudian dari perjalanan Surabaya-Semarang, hadirlah tokoh Bapak Mangoenkoesoemo dan Bapak Soeryaningrat, dua tokoh pendidikan di Surabaya. Mereka yang akan bergantian mengajari anak-anak di sekolah kapal. Tokoh Mbah Kakung Slamet dan Mbah Putri Slamet hadir saat pelayaran rute Semarang-Batavia. Kedua tokoh ini yang meramaikan suasana perjalanan di kapal dengan dijadikan bahan olokan dan becanda oleh Elsa dan Anna, kedua putri Daeng Andipati.
Perjalanan penumpang kapal Blitar Holland merupakan perjalanan yang tak biasa, perjalanan panjang menuju suatu tempat suci, perjalanan lima tokoh dalam novel ini yang merindukan untuk mendapatkan suatu kedamaian di dalam hati masing-masing. Masing-masing dari mereka membawa beban berat karena pertanyaan-pertanyaan di masa lalu yang belum terjawab. Padahal jalan menuju tempat suci Mekkah sudah mulai dilalui. Akankah pertanyaan-pertanyaan mereka akan terjawab? “Setiap perjalanan selalu disertai oleh pertanyaan-pertanyaan”
Ternyata Bonda Upe, guru mengaji anak-anak, yang lebih dahulu melontarkan pertanyaannya. Dan melalui pertanyaan-pertanyaan tersebut, perjalanan Makassae-Surabaya-Batavia, Lampung, Bengkulu, Padang, Banda Aceh, Colombo, Jeddah menjadi sebuah perjalanan yang membuka kisah masa lalu dari para tokoh cerita novel ini. Empat tokoh lainnya menunggu waktu, kapan tepatnya pertanyaan dari mereka akan terjawab.
Walaupun sudah enggan ketika menerima ajakan Gurutta untuk makan soto di sebuah kedai makan dekat Stad Huis, kantor Balai Kota Batavia, akhirnya Bonda Upe luluh juga setelah mendengar suara Anna datang menjemput. Keengganan Bonda Upe bukan hanya keengganan berkumpul dengan orang banyak seperti biasa, kali ini merupakan keengganan untuk menjejakkan kaki di tanah Batavia. Kota yang telah merenggut kegadisannya, telah merenggut kemerdekaannya dengan menjadikan dirinya seorang Cabo selama lima belas tahun. Cukup dengan satu panggilan singkat “Ling Ling?” dari seorang perempuan yang ada di kedai tersebut, masa lalu Bonda Upe pun menyeruak mencari jalannya untuk diungkapkan kembali.
Pertanyaan kedua datang dari Daeng Andipati , keluarganya memang begitu bahagia sepertinya tapi siapa sangka masa lalu nya begitu memilukan. Ini terkuak ketika Gori Penjagal mantan pesuruh ayahnya berusaha membunuh Daeng Andipati lantaran dendam masa lalunya kepada ayah Daeng Andipati. “Bagaimana mungkin aku pergi naik haji membawa kebencian sebesar ini? Apakah tanah suci akan terbuka bagi seorang anak yang membenci ayahnya sendiri? Bagaimana caranya agar semua ingatan itu enyah pergi?”
Pertanyaan ketiga muncul dari sosok sepuh yang begitu mencintai istrinya yakni Mbah Kakung. Pasangan yang begitu romantic semasa hidupnya , dan kini Mbah Putri telah kembali kepada yang kuasa dan dimakamkan dengan cara ditenggelamkan di Samudra Hindia , ya pemakaman ala pelaut. “Gurutta ? Kenapa saat kami sudah sedikit lagi dari Tanah Suci. Kenapa harus ada diatas laut ini. Tidak bisakah ditunda barang satu dua bulan ?"
Pertanyaan keempat datang dari sang pelaut tangguh Ambo Uleng. Seorang kelasi dapur kapal yang lebih banyak diam , didera perasaan menyesal yang teramat dalam akan masa lalunya. Lantaran kekasihnya hendak dijodohkan dengan pemuda yang lebih pantas. “ Apakah itu cinta sejati ? Apakah kau besok lusa akan berjodoh dengan gadis itu ? apakah kau masih memiliki kesempatan ?"
Pertanyaan terakhir pun akhirnya keluar bukan dari penumpang biasa , melainkan dari ulama masyur Gurutta Ahmad Karaeng , “Bagaimana jika saat gelap gulita peluru atau golok perompak itu akan melukai anak-anak ,Ambo ? Bagaimana jika melukai orang tua ? Orang yang pandai menjawab begitu banyak pertanyaan sekarang bahkan tidak berani menjawab pertanyaan diri sendiri. Aku selalu lari dari kenyataan.
Terakhir ini adalah kisah tentang masa lalu yang memilukan. Tentang kebencian kepada seseorang yang seharusnya disayangi. Tentang kehilangan kekasih hati. Tentang cinta sejati. Tentang kemunafikan. Lima kisah dalam sebuah perjalanan panjang kerinduan.
3. Teks Buku Fiksi Berjudul Pergi

Pergi
Karya: Tere Liye
Sebuah kisah tentang menemukan tujuan, ke mana hendak pergi, melalui kenangan demi kenangan masa lalu, pertarungan hidup-mati, untuk memutuskan ke mana langkah kaki akan dibawa. Kata “Pergi” dikatakan jika saah seorang akan menuju ke suatu tempat, atau bisa jadi menjadi menjadi suatu tujuan hidup seseorang. Menetukan akan kemana setelah ini itu tidaklah mudah, apalagi itu berhubungan dengan hidup pribadi. prosesnya tidak lah sesingkat ketika membuat status social media kalian.
Yah cerita dalam novel ini tentang Bujang, ya tokoh yang sama di novel "Pulang" dengan pengarang yang sama yaitu Tere Liye. Berkisah tentang Bujang yang sibuk menjadi pentolan keluarga Tong. Keluarga Tong adalah salah satu dari shadow economy. Shadow economy sendiri dibagi beberapa keluarga dengan daerah-daerah tersendiri. Terlalu rumit urusan keluarga shadow economy tersebut.
Kehidupan bujang setelah ditinggal oleh orang-orang terdekat nya seperti mamak, Tauke besar, dan beberapa guru yang mengajarinya. Bujang tinggal tetap di markas keluarga tong di ibu kota. Kali ini Bujang telah memiliki banyak rekan dan beberapa rekan lamanya yang ada di novel sebelumnya. Di cerita ini Bujang bukanlah menjadi tukang pukul nomor satu di keluarga tong, tetapi juga tetap menjadi keluarga tong.
Bujang bekerja sama dengan kepala tukang pukul keluarga tong yaitu Togar dan orang yang ada di novel sebelumnya yaitu Parwez untuk membawa keluarga Tong menjadi lebih besar dan berkembang kearah yang lebih baik.
Di novel ini bujang bertemu dengan Thomas ya yaitu salah satu tokoh di novel negeri para bedebah dan negeri di ujung tanduk. dan tokoh yang muncul beberapa kepala keluarga dari shadow economy. Dan ada sosok bertopeng misterius yang muncul di meksiko yang telah mengetahui nama asli bujang, padahal tidak sembarangan orang tahu nama asli dari Bujang si babi hutan.
Setelah lulus dari sekolah kedokterannya, Nurdin disuruh oleh orang tuanya untuk kembali ke Padang (Bukittinggi), dikarenakan orang tuanya sudah sangat rindu untuk ingin bertemu. Di perjalanan, Nurdin berkenalan dengan seorang gadis Priangan yang bernama Rukmini. Rupanya, ia hendak menjenguk ibunya di Bengkulu. Rukmini adalah seorang guru sekolah rendah.
4. Teks Buku Fiksi Berjudul Darah Muda

Darah Muda
Karya: Djamaluddin Adinegoro
Sepulangnya dari Padang, Nurdin bekerja di CBZ daerah Jakarta. Kurang dari setahun dia bekerja di situ. Lalu, dia dipindahtugaskan ke Bukittinggi. Sampai di Bukittinggi, Nurdin oleh Ibunya hendak dikawinkan dengan gadis sedaerahnya atas pilihan Ibunya. Namun, Nurdin menolak tawaran itu, sebab dia sudah terpaut dengan Rukmini, gadis Priangan itu.
Rupanya, tidak lama berselang, Nurdin bertemu lagi dengan Rukmini di Padang, yaitu ketika Rukmini sedang berusaha mencari tempat pengajar pada sebuah sekolah partikelir di Padang tersebut.
Di suatu hari Nurdin pulang ke Bukittinggi. Dia bertemu lagi dengan Rukmini dalam kereta api yang ditumpanginya. Pada waktu itu, Rukmini sedang menjenguk Ibunya yang sedang sakit di Bukittinggi. Ibu Rukmini ternyata diobati oleh Nurdin, sehingga hubungan kedua anak muda itu semakin dekat dan semakin akrab. Namun, Ibu Nurdin tidak menyetujui hubungan Mereka.
Setelah terjadi perselisihan paham dan perdebatan yang panjang antara Nurdin dan Ibunya tentang masalah jodoh dan kawin paksa serta poligami. Akhirnya, walaupun hanya dengan setengah hati Ibunya Nurdin memperbolehkan mereka untuk menikah. Akan tetapi, walaupun Ibu Nurdin telah merestui mereka dengan setengah hati itu, rupanya pernikahan antara kedua anak muda itu gagal.
Kegagalan itu disebabkan oleh masalah adat istiadat tata cara lamar-melamar. Sebagai orang Minang, secara adat Ibu Nurdin ingin agar pihak perempuan yang harus meminang pihak pria. Sebaliknya, menurut Rukmini, dimana menurut adat Sunda yang melamar itu seharusnya pihak pria. Nah, di sini letak kedua belah pihak sama-sama ngotot mempertahankan adat istiadat masing-masing. Akibatnya karena tidak ada kata sepakat, maka mereka tidak jadi menikah pada waktu itu.
Akibat kenyataan itu, kenyataan Rukmini yang tidak mau mengalah dan sekaligus dia tidak begitu setuju Nurdin menikah dengan gadis luar masyarakat Minang. Maka, ibu Nurdin selanjutnya mulai melaksanakan niatnya unntuk merenggangkan hubungan antara Nurdin dengan Rukmini. Dia kemudian menyebar isu kepada keluarga Rukmini, bahwa Nurdin akan segera menikah dengan gadis sedaerahnya atau gadis Minang dalam waktu dekat.
Rupanya ada seorang pria yang akan mengambil kesempatan dalam kesempitan ini, dia bernama Harun. Harun secara terang-terangan langsung melamar Rukmini, sambil membawa isu bahwa Nurdin akan segera menikah.
Tidak hanya sebatas itu usaha Harun, karena ternyata lamaran dan cintanya sama Rukmini, dia kemudian menyuruh Gapur, temannya agar mencuri foto Rukmini. Maksud pencurian foto itu tidak lain agar Nurdin curiga dan cemburu. Caranya dia pura-pura sakit. Foto Rukmini dia taruh di meja kamarnya. Kemudian, dia panggil Nurdin agar mengobatinya.
Rupanya siasat Harun ini cukup sukses, sebab sewaktu Nurdin mengobati Harun di kamarnya itu dia melihat foto Rukmini yang terpampang dengan cantik di kamar Harun. Nurdin langsung cemburu dan curiga. Dia curuiga kepada Rukmini, bahwa benar Rukmini telah berpaling darinya dan mendapat pemuda baru yang bernama Harun itu. Hasilnya, Nurdin langsung memutuskan tali kasihnya dengan Rukmini.
Putusnya tali kasih Nurdin dengan Rukmini tidak hanya Harun yang senang, terlebih ibunya Nurdin. Dia semakin sayang kepada Nurdin yang memang terlihat jelas sudah renggang dengan Rukmini. Namun, kegembiraan ibu Nurdin ini tidak lama, sebab tidak lama kemudian rupanya Nurdin jatuh sakit akibat kenyataan itu. Melihat kenyataan itu, ibu Nurdin sangat menyesal telah berbuat demikian. Penyesalannya itu, dia utarakan sendiri kepada Nurdin.
Sewaktu Nurdin sakit, Nurdin minta agar Rukmini bersedia menengoknya dan sekaligus dia hendak minta maaf atas kesalahan pada Rukmini. Rukmini memenuhi permintaan Nurdin itu, dia langsung datang ke Padang menjenguk Nurdin. Dan pada saat itu, Rukmini menyerahkan buku hariannya kepada Nurdin. Buku harian tersebut berisi tentang bagaimana besarnya cinta Rukmini kepada Nurdin. Nurdin menjadi terharu setelah membaca buku harian Rukmini tersebut. Hati dan pikirannya langsung terbuka, sebab ternyata Nurdin sembuh. Nurdin langsung menikah dengan Rukmini. Akhirnya, jadilah mereka sebuah keluarga yang bahagia.
5. Teks Buku Fiksi Berjudul Dilan 1991

Dilan 1991
Karya: Pidi Baiq
Milea pun kembali bercerita tentang kisah percintaannya dengan Dilan. Seperti orang yang baru jadian pada umumnya, Milea mengalami masa yang indah di SMA sesudah resmi jadi pacar Dilan. Ketika guyuran hujan menerpa, Dilan menggunakan motor CB dengan Milea di belakangnya. Milea dengan erat memeluk Dilan. Mereka berdua jalan-jalan menyusuri Jl. Buah Batu sembari ketawa riang, itu semua berkat Dilan yang selalu membuat hari-hari Milea bahagia.
Jawaban yang diberikan Dilan selalu saja membuat Milea tersenyum, Dilan pun termasuk orang yang cerdas dan pintar di kelasnya, buktinya dia selalu mendapatkan ranking satu atau dua. Meski Melia merasa khawatir dengan Dilan yang bergabung dengan geng motor, karena Melia takut terjadi hal yang buruk menimpa Dilan karena geng motor.
Ketika itu, sekolah tidak ada kegiatan belajar mengajar sebab para guru sedang melakukan rapat untuk mempersiapkan pembagian rapor. Milea merasa tidak enak dengan kejadian Dilan berkelahi dengan Anhar sebab membela dirinya. Milea merasa takut dan cemas jika nantinya Dilan dikeluarkan dari sekolah. Tiba-tiba, datang Piyan memberitahu Milea bahwa Dilan berkelahi di warungnya Bi Eem.
Milea pun panik mendengar berita itu dan langsung menuju ke tempat Dilan berada. Ketika Milea bertanya berkelahi dengan siapa, Dilan malah menjawab “Agen CIA”. Mendengar jawaban dari Dilan yang seperti itu membuat Milea kesal dan khawatir, apabila terjadi sesuatu lagi dengan kekasihnya itu. Seperti biasanya, Dilan selalu tenang dalam menghadapi permasalahan. Malahan Dilan sempat-sempatnya bercanda ketika Milea merasa panik. Hal itu sengaja Dilan lakukan supaya meredamkan hati Milea.
Sampai pada suatu malam, Milea ditelpon Piyan, bahwa Dilan sudah tahu orang yang mengeroyok yang disebut Dilan agen CIA tempo hari. Ternyata orang yang mengeroyoknya di warung Bi Eem adalah kakaknya Anhar. Dilan pun berencana untuk membalas, dia memanggil teman-temannya untuk balas dendam.
Ketika itu Milea yang ingin menyusul untuk menggagalkan rencananya Dilan bingung karena tidak ada kendaraan, untungnya Yugo anaknya Tante Anis yang baru pindahan dari luar negeri sedang berada di rumah Milea. Milea pun berpura-pura mengajak Yugo untuk jalan-jalan. Pada akhirnya, Milea bertemu denga Dilan. Dia membujuk Dilan supaya membatalkan rencana balas dendamnya dengan ancaman apabila tetap bersikeras balas dendam akan memutuskan hubungan mereka.
Mereka sering berdebat tentang masalah geng motor, Dilan tidak pernah merasa kapok walaupun dia sempat dimasukkan ke penjara 1 minggu dan diusir oleh ayahnya sebab penyerangan antara geng motor.
Perasaan Milea yang takut dengan keselamatan kekasihnya itu sangat besar, sampai-sampai kata putus keluar dari Milea lalu disusul dengan tamparan darinya. Dilan tidak saja tidak mengerti, kesedihan melanda hati Milea, sebab Dilan tidak suka jika dikekang, dari peristiwa itu Dilan menjauh dari Milea. Sampai dengan selesai, Milea kembali ke Jakarta dan kuliah di sana. Sedangkan Dilan kuliah di universitas ternama di Bandung. Jarak antar keduanya saling menjauh, tapi suasana hati Milea masih sama, hanya kepada Dilan. Makin lama Dilan menghilang, Milea berusaha untuk selalu menghubungi Dilan, akan tetapi keluarga Dilan sudah pindah rumah. Milea pun kehilangan jejak Dilan.
Sampai akhirnya, Milea bertemu Herdi yang merupakan kaka tingkat dari tempat dia kuliah. Herdi mulai mengisi keseharian Milea, sampai mereka menuju ke pernikahan, Milea selalu mencintai Dilan, tapi Dilan sudah memiliki kekasih baru.
6. Teks Buku Fiksi Berjudul Rumah Kaca

Rumah Kaca
Karya: Pramoedya Ananta Toer
Novel Rumah Kaca adalah novel terakhir Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer. Novel ini adalah penutup dari tiga novel sebelumnya yang diawali dari Bumi Manusia, dilanjutkan dengan Anak Semua Bangsa, dan buku ketiganya yaitu Jejak Langkah. Namun, berbeda dari tiga novel sebelumnya yang mengambil sudut pandang Minke, si aku dalam Rumah Kaca ini adalah Jacques Pangemanann.
Jacques Pangemanann adalah seorang anak bangsa berpendidikan Eropa asal Makassar yang bekerja pada pemerintah kolonial. Kisah hidupnya berawal dari dirinya sebagai yatim piatu yang kemudian diangkat anak oleh Tuan De Cagnie, seorang apoteker berkebangsaan Perancis. Dia sempat mengecap pendidikan Eropa sebelum akhirnya kembali ke Hindia dan bekerja sebagai polisi negeri. Dia berpendapat dengan menjadi seorang polisi dapat menumpas kejahatan. Sampai pada akhirnya dia berhasil menumpas gerombolan Si Pitung.
Saat mempelajari kasus Si Pitung, Pangemanann tersadar bahwa yang dilakukan Si Pitung dan gerombolannya adalah akibat dari ketidakadilan yang diperbuat pemerintah kolonial masa itu. Tetapi Pangemanann terbuai akan promosi jabatan dan kenaikan penghasilan setelah dia berhasil menumpas Si Pitung dan gerombolannya.
Promosi Pangemanann sebagai Komisaris Besar Polisi membuatnya ditugasi pekerjaan baru untuk mengawasi mulai bangkitnya kebangkitan nasional di Hindia. Kebangkitan nasional ini diawali oleh Raden Mas Minke yang mendirikan Syarikat Dagang Islam dan sebagai perintis surat kabar “Medan”. Karena sikap Minke yang kritis terhadap pemerintahan kolonial dalam tulisan-tulisannya di “Medan”, menyebabkan Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, Idenburg menganggapnya sebagai ancaman. Dan tugas pertama Pangemanann sebagai Komisaris Besar Polisi adalah membuat laporan penelitian tentang hasil tulisan-tulisan Minke serta membuat rekomendasi tindakan yang semestinya diambil terhadap Minke.
Nampaknya, kepala polisi yang memberinya tugas ini senang atas penelitiannya. Dari situlah Pangemanann diminta melakukan rekomendasi yang ditulis Pangemanann sendiri dan setelah mencoba sebanyak tiga kali, usaha tersebut terus gagal. Setelah ketiga usaha gagal dilakukan, Pangemanann diminta untuk meneliti persoalan politik luar negeri tentang kebangkitan nasional di kawasan sekitar Asia di Gedung s'Landscharchief. Kebangkitan nasional ini dibandingkan dengan kebangkitan nasional di Hindia. Setelah puas dengan hasil penelitian Pangemanann yang menguras waktu dan tenaga, dia kemudian ditugaskan untuk mengasingkan Minke ke Maluku.
Selepas pengasingan Minke, promosi pangkat yang dijanjikan untuk Pangemanann akhirnya diberikan. Ia dipindahkerjakan ke Algemenee Secretarie di Buitenzorg sebagai penasihat ahli Gubernur Jenderal Hindia. Dia ditempatkan di bekas tempat tinggal Minke. Hal ini membuat istri dan anak-anak Minke disingkirkan dari rumah itu. Bekas tempat tinggal Minke adalah di kawasan istana. Setelah Pangemanann dan keluarganya pindah, istri dan seorang pesuruh keluarga Minke sempat mendatangi rumah itu sebanyak dua kali.
Pangemanann diperkenalkan ke tempat kerjanya yang baru. Di tempat kerjanya yang baru ini, dia ditugaskan untuk mengamati semua kegiatan organisasi politik dan semua terbitan surat kabar di Hindia. Tugas berikutnya adalah terhadap Indische Partij. Kelompok ini mengeritik pemerintah kolonial dan membuat sep (atau atasan) Pangemanann yang baru tersinggung dan memaksa Pangemanann untuk menyarankan kepada Gubernur Jenderal supaya menyingkirkan Indische Partij. Tindakan ini berujung pada diasingkannya Triumvirat ke Nederland.
Tugas selanjutnya adalah membuat lumpuh Syarikat Dagang Islam hasil buah pikiran Minke yang telah berganti nama menjadi Syarikat Islam. Hal ini dilakukan dengan mengadu domba penduduk pribumi dengan pedagang-pedagang Tionghoa di daerah Jawa. Penduduk pribumi yang menjadi pelaku kerusuhan dikelompokkan menjadi anggota Syarikat Islam dan bukan anggota Syarikat Islam. Kelompok anggota Syarikat Islam kemudian ditonjolkan ke dalam dunia berita sehingga dunia internasional tidak menaruh simpati terhadap Syarikat Islam. Karena sebelumnya, dunia internasional mulai memperhitungkan kekuatan Syarikat Islam di Hindia.
Setelah lumpuhnya Syarikat Islam dan Indische Partij, banyak organisasi-organisasi kedaerahan yang terbentuk, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Rukun Minahasa, dan lain-lain. Pekerjaan Pangemanann makin menjadi-jadi saat ditambah lagi dengan anak buah Minke yang bernama Marco dan Siti Soendari.
Karena tekanan pekerjaan, Pangemanann mulai menghibur diri dengan minum-minuman keras. Hal ini membuat Paulette Pangemanann, istri Jacques Pangemanann bersama anak-anaknya akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan Pangemanann dan kembali ke tanah kelahirannya di Perancis. Pangemanann menjadi semakin tidak terkendali dan menggunakan segala cara untuk mempertahankan kedudukannya.
Karena saran dari Pangemanann kepada Gubernur Jenderal, Marco dan Siti Soendari akhirnya dipaksa untuk mengasingkan diri ke Nederland.
Setelah lima tahun Minke di Maluku, akhirnya ia bebas dari pengasingan. Ia kembali ke Jawa untuk melanjutkan perjuangannya. Kota pertama yang disinggahi adalah Surabaya. Dengan ditemani. Pangemanann, Minke berkeliling di Surabaya dan sekitarnya untuk mereka ulang kejadian-kejadian yang pernah dilalui dan ditulis oleh Minke.
Pangemanann sendiri menganggap Minke sebagai gurunya setelah membaca tulisan-tulisan Minke dalam Nyai Ontosoroh, Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan tulisan-tulisan Minke lainnya. Namun, karena Pangemanann mengabdi kepada pemerintah kolonial dan juga karena dia mencintai jabatannya, dia akhirnya bertugas untuk melumpuhkan segala aktivitas Minke.
Dengan hal ini, Pangemanann menyarankan Gubernur Jenderal untuk membuat kebijakan tentang penyitaan seluruh aset Minke dan menyebarkan rumor bahwa Minke mempunyai hutang kepada bank. Sehingga, setiap orang yang berhubungan dengan Minke patut dicurigai dan akan diselidiki oleh pihak kepolisian. Oleh karena itu, semua orang termasuk kerabat dan teman-teman Minke sendiri tidak berani menjalin hubungan kembali dengan Minke.
Setelah berkeliling di Jawa, sampailah dia di Batavia, Minke jatuh sakit. Salah satu alasannya adalah karena tekanan batin akibat semua orang tidak berani berurusan dengannya. Minke dirawat oleh Gunawan dan kemudian meninggal dunia. Pangemanann pergi mengunjungi makamnya bersama dengan istri dan anak Minke.
Tugas Pangemanann yang tiada habis-habisnya dalam menekan organisasi-organisasi pribumi sampai sebelum akhir hidupnya, dia bertemu dengan ibu Minke, Madame Sanikem Le Boucq. Pangemanann meminta maaf yang sebesar-besarnya dalam suratnya. Dia mengaku akan menerima apapun hukuman yang akan dijatuhkan Madame. Hukuman yang pantas membayar seluruh perbuatannya terhadap Minke selama ini. Bersama surat itu pula, Pangemanann menyerahkan kembali hasil tulisan Minke dan hasil tulisannya sendiri yang dia beri judul Rumah Kaca.
7. Teks Buku Fiksi Berjudul Azab dan Sengsara

Azab dan Sengsara
Karya: Merari Siregar
Novel yang satu ini bisa dikategorikan novel klasik terbitan Balai Pustaka. Ia menandai zaman dimana sastra Indonesia masih didominasi penggunaan bahasa melayu yang kental. Adapun tema umum novel yang satu ini adalah kehidupan percintaan seorang gadis yang pernikahannya tidak membawa pada hidup yang bahagia tetapi justru pada kesengsaraan. Tokoh sentral dalam kisah cinta ini bernama Mariamin dan Aminu’ddin. Keduanya berkerabat dekat tetapi berbeda nasib. Aminu’ddin merupakan anak kepala kampong, seorang bangsawan yang kaya raya dan disegani banyak orang.
Sementara itu Mariamin tumbuh di lingkungan keluarga yang miskin. Sejak kecil keduanya sudah berkenalan dan bermain bersama. Beranjak dewasa, Aminu’ddin dan Mariamin merasakan getaran cinta yang kuat. Aminu’ddin berjanji akan menikahi Mariamin. Niatnya ini diutarakan pada ibu dan ayahnya, Baginda Diatas. Sang ibu setuju sebab ia menganggap Mariamin masih keluarganya dan dengan menikahkannya dengan Aminu’ddin, ia bisa menolong kemiskinan gadis itu. Namun, pendapat berbeda datang dari ayah Aminu’ddin yakni Baginda Diatas. Ia diam-diam tidak menyetujui rencana Aminu’ddin sebab ia beranggapan pernikahan tersebut tidak pantas dan akan menurunkan derajat bangsawannya.
Untuk mewujudkan niatnya, akhirnya Aminu’ddin berangkat ke Medan untuk mencari kerja. Saat di Medan, ia masih rajin berkirim kabar dengan Mariamin. Sampai suatu waktu, ia akhirnya mengirim berita ke kampung bahwa ia sudah siap untuk berumahtangga dengan wanita pujaannya tersebut. Sayangnya, Baginda Diatas, ayah Aminu’ddin tidak setuju. Ia menyusun rencana agar isterinya tidak menyetujui keinginan Aminu’ddin. Caranya, ia membawa isterinya ke dukun sewaan dan pura-pura meramal jodoh terbaik untuk Aminu’ddin, anaknya. Sang dukun berkata bahwa jodoh Aminu’ddin bukanlah Mariamin melaikan seorang gadis bangsawan di desa mereka. Ibu Aminu’ddin pun percaya dan setuju berangkat ke Medan dengan membawa gadis bangsawan yang hendak dinikahkan dengan Aminu’ddin.
Saat mereka tiba di Medan, Aminu’ddin kaget sebab keputusan orangtuanya menjodohkan dengan gadis tersebut memukul jiwanya. Tapi ia tak bisa menolak sebab saat itu ia terikat adat busaya yang harus selalu patuh pada keputusan orang tua. Akhirnya Aminu’ddin mengirim surat kepada Mariamin sambil memohon maaf karena ia terpaksa menikahi gadis lain meskipun tanpa cinta. Mendengar kabar terebut, Mariamin sangat sedih. Ia bahkan sempat sakit. Setahun berselang, ibu mariamin akhirnya menerima pinangan seorang laki-laki bernama Kasibun. Ia berharap pernikahan tersebut akan mengobati luka Mariamin. Akan tetapi apa yang diniatkan ibu Mariamin tidak terjadi. Pernikahan tersebut malah menambah penderitaan lain bagi Mariamin. Sebab, ternyata Kasibun memiliki isteri yang diceraikannya dengan alasan ingin menikahi Mariamin.
Selanjutnya, Kasibun membawa Mariamin ke Medan. Mereka mengalami hubungan suami siteri yang compang sebab Mariamin tidak ingin melakukan hubungan intim dengan suaminya. Alasannya, ternyata Karibun memiliki penyakit kelamin yang bisa menular. Mendapat penolakan tersebut, Karibun kalap dan sering menyiksa isterinya, Mariamin. Penderitaannya semakin bertambah sejak Aminu’ddin bertamu ke rumahnya suatu waktu. Melihat reaksi Mariamin yang tak biasa, Karibun pun membaca sesuatu yang lain dan kemudian cemburu. Semakin hari ia semakin sering menyiksa isterinya.
Pada akhirnya Mariamin tak sanggup lagi dan akhirnya melaporkan suaminya, Karibun, ke polisi. Akhirnya Karibun ditetapkan bersalah dan diwajibkan membayar denda serta melepaskan Mariamin tak lagi jadi isterinya. Mariamin akhirnya kembali ke desanya dan hidup menderita di sana. Ia sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal dunia dalam derita.
8. Teks Buku Fiksi Berjudul Hafalan Salat Delisa

Hafalan Salat Delisa
Karya: Tere Liye
Novel yang satu ini mengangkat kisah seorang bocah perempuan bermata hijau telaga yang baru berusia 6 tahun. Gadis cilik tersebut bernama Delisa. Ia merupakan anak bungsu di dalam keluarganya. Adapun kakak-kakan Delisa adalah Cut Fatimah, Cut Zahra dan juga Cut Aisyah. Keluarga Delisa berdomisili di Lhok Nga. Delisa dan saudara-saudaranya hanya tinggal bersama Ummi, sebab sang Abi bekerja sebagai mekanik kapal yang berbulan-bulan ikut di kapal yang berlayar.
Meski merindu, tetapi Delisa tetap menjalani hari-hari mereka tanpa sang Abi. Suatu hari Delisa mendapat tugas dari sekolahnya. Tugas tersebut adalah menghafal bacaan salat. Delisa giat sekali menghapas bacaan-bacaan tersebut. Terlebih ummi menjanjikan ia hadiah jika Delisa berhasil menghafal baccan tersebut. Hadiah yang membuat Delisa semangat adalah kalung emas yang dijual di toko Ko Acan. Ko Acan sendiri merupakan sahabat Abi Delisa.
Tanggal 26 Desember tahun 2004, Delisa dan semua teman seisi kelasnya dijadwalkan mempraktekkan hafalan solat yang telah mereka hapalkan beberapa waktu. Saat tiba giliran Delisa, sembari mengucapkan bacaan solat, tiba-tiba bumi bergetar hebat. Semua tampak gonjang ganjing. Dan seketika, air laut mulai naik ke daratan dengan ganasnya. Ia bagai tangan raksasa yang merengkuh segala yang ia jumpai. Bencana tersebut adalah gempa hebat yang disusul tsunami. Kurang lebih 15.000 orang yang meninggal akibat bencana ini. Termasuk di dalamnya Ummi dan kakak-kakan Delisa.
Delisa sendiri selamat. Ia tersangkut di semak belukar. Siku kanan bocah tersebut patah dan kakinya bagian kanannya terjepit di bebatuan. Setelah 6 hari terjebak di tempat terebur, Delisa kemudian ditemukan oleh seorang prajurit relawan bernama Smith. Delisa yang dilihatnya sangat bercahaya kemudian membawa prajurit tersebut untuk masuk Islam.
Karena suasana yang kacau balau, Abi yang telah mengetahui bencana tersebut tak bisa menemukan Delisa. Ia menghabiskan beberapa waktu sebelum akhirnya bertemu gadis mungilnya. Saat bertemu Abinya, Delisa bercerita layaknya anak-anak yang tak mengerti apa-apa. Bencana tak menghapus keceriannya. Termasuk saat kaki kanan Delisa harus diamputasi, semuanya tak berhasil membuat ia murung. Ia bersama Abi menjalani hidupnya. menata dari awal. Meski jasad Ummi dan ketiga kakaknya belum ditemukan, tapi Delisa dan Abi harus hidup normal, begitu pikirnya.
Suatu waktu Delisa melihat ada sebuah pantulan cahaya yang mengganggu penglihatannya. Karena penasaran, Delisa pun mendekat. Dan tak disangka, cahaya tersebut merupakan pantulan kalung dengan huruf D. Dan kalung tersebut berada dalam pegangan seseorang. Ummi Delisa sendiri.
Kisah novel ini sangat menyentuh. Layak untuk Anda hadiahkan bagi keluarga terdekat utamanya anak-anak yang sedang menghafalkan bacaan solatnya. Buku ini bisa menjadi motivasi bagi mereka. Selamat berburu novel Hafalan Salat Delisa ya!
9. Teks Buku Fiksi Berjudul Perahu Kertas

Perahu Kertas
Karya: Dee (Dewi Lestari)
Novel Perahu Kertas dimulai dengan kisah seorang anak muda bernama Keenan. Ia seorang remaja yang baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas-nya di Belanda, tepatnya di Amsterdam. Keenan menetap di Negara tersebut selama hampir 6 tahun lamanya, bersama sang nenek. Keenan terlahir dengan cita-cita menjadi pelukis. Namun, ia dipaksa untuk kembali ke Indonesia oleh sang Ayah. Keluarganya tidak mendukung Keenan menjadi seorang pelukis. Ia pada akhirnya memulai perkuliahan di salah satu Universitas di Bandung. Ia mengalah dan memutuskan untuk belajar di Fakultas Ekonomi.
Tokoh sentral lainnya adalah wanita bertubuh mungil bernama Kugy. Ia digambarkan dengan kepribadian yang riang dan ceria. Berbeda dengan Keenan yang cenderung dingin dan kaku. Kugy juga merupakan sosok yang eksentrik pun nyentrik. Ia akan sangat mudah dikenali jika ada di dalam kerumunan. Kugy menggilai dongeng dan kisah klasik. Sedari kecil ia bercita-cita menjadi seorang penulis dongeng.
Ia memiliki sejumlah koleksi buku dongeng, ingin penjadi seorang perancang dongen pun juru dongeng. Namun di tengah impiannya yang menggebu, kenyataan memaksanya sadar bahwa penulis dongen bukan profesi yang banyak menghasilkan materi. Kugy dipaksa untuk menyimpan mimpinya demi sebuah rasionalitas pun realisme. Meski demikian, tokoh Kugy ini tidak patah arang. Ia mencintai dunia tulis-menulis. Hal ini yang membuat ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sastra di salah satu Universitas di Bandung. Tempat kuliah yang sama dengan tokoh lainnya, Keenan.
Pertemuan antara kedua tokoh ini tak terlepas dari tokoh lain yakni Noni dan Eko. Noni tokoh pendukung cerita yang merupakan sahabat dekat Kugy. Sementara itu, Eko adalah sepupu Keenan. Pertemuan pertama Kugy dan Keenan adalah momen dimana Eko dan Noni menjemput Keenan yang baru tiba di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, Kugy pun Keenan menjalin persahabatan bersama Eko dan Noni. Diam-diam, mereka saling mengagumi. Kugy yang senang bercerita lewat dongeng merasa takjub bertemu dengan Keenan, seseorang yang mampu bercerita lewat gambar. Mereka diam-diam jatuh cinta dalam diam. Namun, kondisi menuntut mereka untuk terus diam dan menebak. “Diam”-nya mereka terhadap perasaan masing-masing semakin menjadi dikarenakan Kugy telah memiliki pacar bernama Ojos atau Joshua. Sementara itu, Keenan yang belum memiliki pasangan, hendak dijodohkan dengan tokoh bernama Wanda. Wanda sendiri adalah seorang Kurator. Hal ini yang membuat Eko juga Noni bersemangat mendekatkannya dengan Keenan yang jago melukis.
Persahabatan Kugy, Keenan, Eko dan Noni berjalan apa adanya. Namun lambat laun mereka renggang. Kugy sibuk dengan muridnya di sekolah darurat. Ia menjadi salah satu guru relawan. Ia mengajar dengan cara mendongeng. Anak-anak yang semula usil pada Kugy, berbalik suka berkat dongeng petualangan berjudul “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Dongeng tersebut dituliskan Kugy dalam sebuah buku. Di waktu mendatang, buku dongeng tersebut ia berikan pada Keenan.
Lain lagi dengan Keenan, ia juga sibuk dengan kehidupannya termasuk kedekatannya dengan Wanda. Pada mulanya, hubungan mereka baik-baik saja. Namun, beberapa waktu hubungan tersebut menjadi pelik dan menghentak Keenan. Ia menyadari bahwa apa yang ia berusaha bangun, hancur dalam hitungan waktu semalam. Ia sedih, remuk dan kecewa. Keenan pun memutuskan untuk meninggalkan Kota Bandung menuju Kota Bali. Di Pulau Dewata tersebut, Keenan tinggal dengan Pak Wayan. Sahabat ibunya.
Sebelum pergi, Kugy memberi Keenan buku dongen “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Keenan membawanya ke Bali. Di tempat Pak Wayan, perlahan Keenan membangun hidup dan mimpinya kembali. Ia hidup bersama banyak seniman dan menjadikan naluri seninya dalam melukis semakin terasah. Di Bali, Keenan mengagumi Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Pada akhirnya, Setelah beberapa waktu, Keenan menjadi salah satu pelukis yang karyanya diburu. Ia menciptakan serial lukisan yang digemari kolektor. Kisah tersebut adalah dongeng yang sebelumnya Kugy berikan.
Sementara itu, selepas kuliah Kugy kembali ke Jakarta dan menjadi seorang Copywriter. Ia kemudian menjalin hubungan dengan atasannya yang juga merupakan karib kakaknya. Ia dan Remi menjalin hubungan meski diam-diam Kugy masih sering mengenang Keenan. Sampai suatu waktu, Kugy kembali bertemu dengan Keenan yang terpaksa meninggalkan Bali karena ayahnya terkena serangan stroke. Keenan harus melanjutkan perusahaan ayahnya. Pertemuan Kugy dan Keenan di kondisi yang berbeda ini membuat mereka tak bisa lagi menahan perasaan masing-masing. Konflik dimulai dari sini.
Secara umum, Dee mengemas cerita cinta ini dengan sederhana namun sarat makna. Kisah ini tentang pencarian cinta yang dibiarkan mengalir hingga kebali bermuara seperti perahu kertas. Melalui Kugy dan Keenan, Dee menyajikan cerita cinta yang biasa namun dalam. Pemilihan kata serta alur taktis membuat kisah di dalam novel Perahu Kertas ini menarik untuk dibaca. Meski temanya teramat ringan, namun signatur dee dalam derita ini sama memikatnya dengan buku bertema berat milik dee lainnya.
10. Teks Buku Fiksi Berjudul Surat Kecil untuk Tuhan

Surat Kecil untuk Tuhan
Buku ini mengisahkan ulang cerita pilu seorang gadis bernama Keke atau Gita Sesa Wanda Cantika. Ia terkena penyakit yang terbilang langka bernama Rabdosmiosarkoma atau yang dalam bahasa awam dikenal dengan nama kanker jaringan lunak. Keke sendiri merupakan pasien pertama di Indonesia yang terdeteksi terkena penyakit tersebut. Hal ini yang menjadikan kisahnya sangat menggugah. Keke divonis terjangkiti penyakit tersebut di usia 13 tahun dan hanya dalam jangka waktu 5 hari saja! Kanker jaringan lunak tersebut perlahan merubah wajah belia keke. Ia menjadi seseorang yang tak dikenali lagi sebab wajahnya menjadi sesuatu yang tak elok dipandang mata. Bagi anak-anak, mungkin wajah keke tersebut akan dipanggilnya rupa monster.
Buku ini didasarkan pada kisah nyata. Sang penulis mengemas perjuangan keke melawan penyakit kanker tersebut dengan baik. Meskipun pada beberapa bagian ia terlalu memaksakan pesan moral masuk pada dialog beberapa tokoh sehingga mengacaukan setting. Namun, toh, buku ini tetap memberi spirit utamanya bagi generasi muda bahwa seberapapun cobaannya, kita harus berani berdiri dan menghadapinya.
Perjuangan keke sempat berbuah manis, sebab tim dokter berhasil menyembuhkan penyakitnya. Hal ini menjadi sebuah prestasi tersendiri bagi dunia kedokteran di Indonesia pada saat itu dan menjadi buah bibir di Negara lain. Banyak yang bertanya bagaimana bisa penyakit ganas tersebut ditaklukkan. Polemik tersebut akhirnya mendapat jawaban, sebab keke hanya “sembuh sementara”. Beberapa saat setelah ia menjalani pengobatan, kanker ganas itu bertamu kembali dan sekali lagi menyerang tubuh dan semangatnya. Keke pun menyadari, waktunya hidup tak bisa diulur lagi dengan obat dan lain-lainnya. Benar saja, ia meninggal pada tanggal 26 Desember di tahun 2006. Sebelum meninggal, ia sempat menuliskan surat. Surat ini kemudian yang mengilhami pemilihan judul “Surat Kecil Untuk Tuhan”. Berikut petikan surat keke tersebut:
Andaikan,….. semua dapat terulang kembali,
Tetapi pernahkah anda berfikiran tentang itu?
Pernahkah Anda mengira-ngira apa yang akan terjadi
Jika semuanya dapat terulang kembali?
Dalam novelnya ini, Agnes Davonar menekankan makna sebuah waktu dalam kehidupan di dunia ini.
Kisah nyata gadis berusia 13 tahun bertahan hidup dari kanker ganas paling mematikan di dunia.
Tuhan …………..
Andai aku bisa kembali
Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini Tuhan …………
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku Terjadi pada orang lain
Tuhan ……………
Bolehkah aku menulis Surat Kecil Untuk-Mu?
Tuhan …………….
Bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-Mu?
Tuhan ………………
Biakanlah aku bisa dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya
Jika ditelaah, buku ini memang menarik. Bukan hanya berbicara persoalan derita seseorang, tetapi juga memperlihatkan sebuah perjuangan sekaligus kepasrahan pada Sang Pencipta. Penulis novel ini berhasil menyampaikan kisah keke dengan baik. Selain keke, tokoh lain di dalam kisah ini antara lain ayah Keke sendiri, sahabat-sahabat keke yakni Fadha, Maya, Shifa, ida dan Andhini, ada pula Dr. Adhi, Dr. Mukhlis, Andi, Pak Iyus. Karena ini berdasar pada kisah nyata, maka tokoh tersebut semua nyata. Mungkin hal ini yang membuat watak para tokoh tergambar dengan jelas.
Secara umum, novel ini layak untuk dibaca. Alur yang digunakan adalah campuran yakni maju dan mundur. Sementara itu setting cerita antara lain rumah Keke, sekolah, rumah sakit dan juga beberapa potongan kejadian di sebuah villa. Penulis menggunakan sudut pandang cerita orang pertama. Jadi saat membaca buku ini kita seolah sedang mendengarkan Keke bercerita kisahnya sendiri. Adapun pemilihan bahasa yang dipakai penulis cukup ringan sehingga novel ini bisa dibaca untuk umum. Novel ini juga banyak menyisip nilai moral dan nilai agama. Tentu hal ini merupakan pembelajaran yang baik bagi pembaca.
11. Teks Buku Fiksi Berjudul Sengsara Membawa Nikmat

Sengsara Membawa Nikmat
Karya: Tulis ST Sati
Novel Sengsara Membawa Nikmat ini merupakan salah satu novel klasik Indonesia yang sangat populer. Bahkan kisahnya telah diangkat ke layar kaca dan menjadi tontonan wajib di masanya. Kisah ini pada intinya bertemakan cinta yang dibalut intrik-intrik. Tokoh utama novel Sengsara membawa Nikmat ini adalah seorang pemuda berdarah Minang bernama Midun. Ia seorang yang santun, berperangai baik, taat agama, pandai ilmu silat dan rendah hati.
Karena sederet kebaikan inilah sehingga Midun sangat disukai warga sekampungnya. Hal ini mengusik rasa iri hati serta dengki pemuda lainnya bernama Kacak. Kacak sendiri digambarkan sebagai seorang yang congkak, sombong dan angkuh. Ia merupakan keponakan orang terpandang di Padang. Ia sangat iri pada Midun karena ia menganggap Midun tak pantas disayangi banyak orang sebab ia hanya anak seorang petani miskin.
Secara umum, kisah ini bercerita mengenai suka duka Midun yang menghadapi banyak cobaan sebelum hidup bahagia bersama isteri dan keluarganya. Salah satu cobaan terbesar Midun adalah rasa dengki dari Kacak. Ia sering dicurangi dan difitnah oleh Kacak. Pernah isteri Kacak terseret arus sungai, karena Midun berada di tempat yang sama, ia langsung menolong dan menyelamatkan isteri Kacak. Namun, bukannya berterimakasih, Kacak malah memfitnah Midun hendak memperkosa isterinya. Kacak melaporkan hal tersebut pada pimpinan desa dan mereka mempercayai fitnah tersebut. Dan sebagai akibatnya, Midun dihukum untuk melakukan pekerjaan tanpa digaji. Ia melakukan hukuman tersebut di bawah pengawasan Kacak.
Tidak berhenti sampai di situ, Kacak masih gerah melihat Midun masih berkeliaran di desa mereka. Ia akhirnya merencanakan sejumlah hal dengan tujuan membunuh Midun. Usaha tersebut selalu gagal tetapi Kacak masih bisa memfitnah Midun sehingga pada akhirnya ia dijebloskan ke dalam penjara. Di dalam penjara Midun menjadi seorang yang disegani sebab ia memiliki hati yang baik dan kepandaian dalam bela diri. Dalam menjalani masa tahanannya, Midun suatu hari bertugas menyapu jalanan. Secara tidak sengaja ia melihat seorang gadis cantik yang duduk termenung sendiri.
Setelah gadis itu pergi, Midun bermaksud menyapu di tempat gadis tersebut tadi duduk. Ia kaget dan mendapati sebuah kalung yang tercecer milik gadis tersebut. Akhirnya setelah mengembalikan kalung tersebut, ia bisa berkenalan dengan gadis yang ternyata bernama Halimah tersebut. Halimah hidup bersama dengan ayah tirinya. Ia merasa tidak bahagia dan berniat mencari ayah kandungnya di Bogor. Midun berjanji setelah menjalani masa hukumannya, ia akan membantu Halimah mencari ayahnya di Bogor.
Singkat cerita, Midun akhirnya keluar dari penjara dan membawa Halimah lari ke Bogor mencari ayahnya. Setelah menemukan ayah Halimah, Midun menetap di rumah tersebut selama 2 bulan. Dia merasa tak enak dan kemudian memutuskan berangkat ke Batavia mencari pekerjaan. Saat di Batavia, Midun mendapat banyak sekali cobaan dan rintangan. Ia meminjam uang pada rentenir dan memulai usahanya yang akhirnya sukses. Si renternir menjadi iri dan memfitnah Midun. Akhirnya, ia masuk ke penjara sekali lagi.
Setelah bebas, ia berjalan ke pasar baru dan secara tidak sengaja menolong seorang sinyo Belanda yang diganggu penjahat. Sinyo Belanda tersebut ternyata anak seorang pejabat terkenal. Sebagai rasa terimakasih, Midun diberi pekerjaan dan akhirnya ia ke Bogor menikahi Halimah. Seiring perjalanan waktu, karir Midun menanjak dan dipercaya memimpin sebuah operasi di Medan. Hal tersebut mempertemukannya dengan sang adik bernama Manjau. Manjau bercerita bahwa keadaan keluarganya sangat menyedihkan. Akhirnya sekembali ke Batavia, Midun meminta agar ditugaskan di kampung halamannya. Ia akhirnya kembali ke sana dan bertemu dengan keluarganya juga Kacak. Kacak sangat menyesali perbuatannya dulu pada Midun. Dan pada akhirnya, mereka hidup bahagia di kampung halamannya.