Bahasa Indonesia | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan kumpulan contoh teks laporan percobaan sesuai dengan struktur dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IX revisi terbaru kurikulum 2013. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang contoh teks laporan percobaan sesuai dengan struktur dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami dan membuat teks laporan percobaan sesuai dengan struktur dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang diberikan oleh Bapak dan Ibu Guru di sekolah.
Adapun contoh teks laporan percobaan tersebut adalah sebagai berikut.
A. Teks Laporan Percobaan 1

Bioteknologi Pembuatan Tapai Ketan Merah
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Tapai merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tapai dibuat dari beras, beras ketan, atau singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tapai melibatkan banyak mikroorganisme. Mikroorganisme yang terdapat dalam ragi tapai adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizoopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. kelompok microoraganisme tersebut bekerja sama dalam mengahasilkan tapai.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan mengahasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian, khamir akan mengubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkohol pada tapai. Semakin lama tapai tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya. Berdasarkan uraian tersebut, percobaan ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut pembuatan tapai, khususnya menggunakan bahan dari beras ketan merah (Oryza sativa L).
2. Rumusan Masalah Masalah yang dibahas dalam kegiatan percobaan ini sebagai berikut.
a. Apakah faktor yang memengaruhi proses fermentasi?
b. Adakah pengaruh penyimpanan secara terbuka dan tertutup terhadap proses fermentasi?
3. Tujuan Percobaan Tujuan dilaksanakannya percobaan bioteknologi fermentasi ini sebagai berikut.
b. Percobaan dilakukan untuk mengetahui proses terjadinya fermentasi tapai ketan merah.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh manusia. Bioteknologi dibagi menjadi dua yaitu bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi modern. Bioteknologi konvensional biasanya menggunakan mikroorganisme berupa bakteri atau jamur. Sementara itu, bioteknologi biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu dalam proses pengkloningan atau kultur jaringan. Bioteknologi berasal dari kata Latin yaitu bio (hidup), teknos/teknologi (penerapan), dan logos (ilmu). Cabang biologi ini mempelajari pemanfaatan prinsip ilmiah dan rekayasa terhadap organisme, proses biologis untuk meningkatkan potensi organisme, ataupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan manusia.
2. Pengertian Tapai Ketan
Tapai merupakan makanan tradisional dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tapai ketan merah dibuat dengan cara difermentasi selama 2-3 hari dengan bantuan bakteri Saccharomyces cerivisiae, Mucor chlamidosporus, dan Endomycopsis fibuligera.
3. Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen), Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik. Selain itu, fermentasi merupakan respirasi dalam lingkungan anaerobik tanpa akseptor elektron eksternal. Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi, beberapa komponen lain dapat uga dihasilkan dari fermentasi, seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol.
C. Metode Percobaan
1. Hipotesis
Proses fermentasi pada tapai ketan merah dalam wadah tertutup lebih cepat dibandingkan pada ketan dalam wadah terbuka.
2. Variabel
Ketan merah yang sudah diberi ragi disimpan dalam dua wadah berbeda, yaitu wadah terbuka dan tertutup.
b. Variabel Respons
Perbedaan lama proses fermentasi dan rasa dihasilkan.
c. Variabel Kontrol
Jenis beras ketan, ragi, dan suhu ruangan sama.
3. Rancangan percobaan
Perlakuan II : Ketan merah disimpan dalam keadaan terbuka
4. Alat dan Bahan
a. Bahan
- Beras ketan merah 500 gram
- Daun pisang secukupnya
- 2 butir ragi 4) Air
- Panci
- Baskom
- Stoples
- Sendok
5. Langkah Kerja
- Cuci beras ketan hingga bersih.
- Rendam selama satu jam, lalu tiriskan.
- Kukus ketan merah hingga matang, lalu dinginkan.
- Haluskan ragi, lalu taburi ketan merah dengan ragi.
- Setelah merata, masukkan ketan dalam dua baskom. Baskom pertama ditutup rapat. Sedangkan baskom kedua dibiarkan terbuka.
- Simpan dan amati perubahan yang terjadi.
D. Paparan Data dan Hasil Percobaan
Setelah melakukan penelitian selama dua hari pembuatan tapai ketan merah, kami memaparkan faktor-faktor terlibat dalam pembuatan ataupun proses fermentasi. Pertumbuhan mikroorganisme selama proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
1. Konsentrasi Garam
Konsentrasi garam dianjurkan adalah 5-15% (20-600 S). Garam berfungsi untuk menghambat pertumbuhan jenis-jenis migroorganisme pembusuk tidak diinginkan selama proses fermentasi berlangsung. Prinsip kerja garam dalam proses fermentasi adalah untuk mengatur Aw (ketersediaan air untuk kebutuhan migroorganisme). Mikroorganisme yang diinginkan adalah jenis-jenis bakteri penghasil asam. Selain mengatur Aw, garam juga berfungsi untuk menarik keluar jaringan sel yang mengandung sakarida. Sakarida merupakan nutrisi untuk pertumbuhan mikroorganisme. Kadar garam selama fermentasi akan berubah karena cairan dalam sel-sel jaringan tertarik keluar. Oleh karena itu, secara periodik harus diadakan penyesuaian kadar garam.
2. Suhu
Suhu selama proses fermentasi sangat menentukan jenis mikroorganisme dominan akan tumbuh. Umumnya diperlukan 300० C untuk pertumbuhan mikroorganisme. Bila suhu kurang dari 300० C, pertumbuhan mikroorganisme penghasil asam akan lambat sehingga dapat terjadi pertumbuhan produk.
3. Oksigen
Ketersediaan oksigen harus diatur selama proses fermentasi. Unsur ini berhubungan dengan sifat mikroorganisme yang digunakan. Sebagai contoh, khamir dalam pembuatan anggur dan roti biasanya membutuhkan oksigen selama proses fermentasi berlangsung. Sementara itu, bakteri-bakteri penghasil asam tidak membutuhkan oksigen selama proses selama proses fermentasi berlangsung. Oleh karena itu, proses fermentasi pada ketan merah dalam wadah tertutup rapat lebih cepat dibandingkan wadah tertutup.
Berikut tabel perbedaan kematangan, rasa, dan kadar air berdasarkan dua perlakuan yang diujicobakan.

E. Simpulan
Setelah kegiatan percobaan dilakukan, dapat kami simpulkan bahwa fermentasi pada tapai ketan merah terjadi selama 2-3 hari. Dalam proses pembuatan tapai merah terdapat aspek yang harus diperhatikan supaya proses fermentasi berlangsung secara sempurna. Proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itu, proses fermentasi tapai ketan merah dalam wadah tertutup rapat lebih cepat dibandingkan tapai ketan merah wadah terbuka. Lamanya proses fermentasi juga memengaruhi kadar alkohol yang dihasilkan.
B. Teks Laporan Percobaan 2

dan Perkembangan Kacang Hijau
A. Latar Belakang
Dalam perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat ke bentuk semula) karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel; dapat pula disebabkan oleh keduanya. Perkembangan adalah pertumbuhan menuju kedewasaan suatu organisme atau terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu; perkembangan tidak dapt dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Pertumbuhan pada tanaman dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan Primer adalah pertumbuhan yang terjadi pada titik tumbuh primer (utama). Pertumbuhan primer terjadi secara vertikal berupa pertambahan panjang ujung batang dan ujung akar. Pertumbuhan Sekunder adalah pertumbuhan yang terjadi pada kambium. Pertumbuhan sekunder terjadi secara horizontal berupa pertumbuhan besar lingkar batang tanaman.
Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji akan selalu berbeda-beda oleh beberapa hal dan salah satunya yaitu media tanam yang dipakai dan unsur-unsur yang terdapat dalam media tanam tersebut untuk penunjang nutrisi yang baik pada tanaman. Media tanam merupakan media/tempat dimana tanaman dapat tumbuh dan berkembang didalamnya, contohnya tanah, air, kapas, dan lain sebagainnya. Namun kebanyanyakan tanaman dibudidayakan atau tumbuh secara alami di tanah.
Tanaman dapat menimbulkan reaksi pertumbuhan berbeda pada media tanam tanah yang berbeda pula. Tanaman tida hanya dapat tumbuh pada media tanam tanah saja, tapi juga dapat tumbuh dengan media tanam lain seperti sabut kelapa, sekam, atau kapas. Dan dalam praktikum kali ini, kami mengambil sampel media penanaman tanah dan media penanaman kapas.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimanakah pengaruh media tanam yang berbeda terhadap pertumbuhan dan perkembangan kecambah kacang hijau?
- Media tanam manakah yang lebih baik pengaruhnya terhadap nutrisi yang terkandung pada kecambah kacang hijau? Apa penyebabnya ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui media manakah yang cocok dan baik untuk tanaman kecambah kacang hijau dari segi pertumbuhannya, perkembangan, dan nutrisi yang terkandung didalamnya.
E. Manfaat Penelitian
- Mampu memilih media tanam manakah yang sesuai untuk tumbuhan kacang hijau.
- Dapat mengetahui pengaruh media tanam terhadap laju pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
- Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang membedakan media tanam tersebut.
F. Metode Penelitian
1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
2. Hipotesis
Media tanam dan nutrisi yang baik untuk tanaman kacang hijau adalah media tanam tanah.
3. Populasi dan Sampel
Sampelnya: 5 biji kecambah kacang hijau dari populasi di atas
4. Variabel
- Variabel Bebas Media tanam tanah dan media tanam kapas
- Variabel Kontrol Cahaya matahari yang intensitasnya sama Suhu sama Pemberian air yang intensitasnya sama Tempat yang sama Kecambah kacang hijau
- Variabel Terikat Hasil dari tinggi batang, jumlah daun, dan warna batang dari kecambah kacang hijau
G. Alat dan Bahan
Alat: Wadah plastik (2 buah), Mistar 30 cm , (1 buah)Paku (1 buah), Alat tulis(secukupnya)Bahan: Kacang hijau (5-10 biji), Tanah (secukupnya), Kapas secukupnya, dan Air
H. Cara Kerja
- Sebelumnya, biji kacang hijau yang ingin di tanam, direndam terlebih dahulu selama semalam untuk mendapatkan biji kacang hijau yang lebih baik. Lalu ambil biji kacang hijau yang membengkak dan terbuka.
- Lubangi wadah plastik dengan menggunakan paku.
- Tanamlah 5 biji kacang hijau tiap wadah plastik dan berikan tanda/label tiap biji kacang hijau.
- Letakkan wadah-wadah plastik yang telah terisi biji kacang hijau di tempat terkena matahari yang cukup, tempat kering, dan siramlah selama 6 hari.
- Jika biji kacang hijau mulai tumbuh, ukurlah tinggi batang, jumlah daun, dan warna batang dari kecambah kacang hijau. Dan lakukan pengukuran selama 6 hari.
- Tulislah hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.
- Buatlah kesimpulan tentang kecepatan tumbuh kembang dan nutrisi yg terdapat pada kecambah kacang hijau tersebut pada media tanam yang berbeda
I. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Pengamatan diatas dapat kita simpulkan bahwa pertumbuhan tanaman kacang hijau pada media tanam tanah lebih cepat dari pada pertumbahan tanaman kacang hijau pada media tanam kapas. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan tinggi batang yang cukup beda yang tersaji pada tabel diatas.
Pada media tanam tanah pertumbuhan tinggi batang kacang hijau mulai melejit pada hari ke-4 yaitu rata-rata tinggi batang kacang hijau berubah dari 18,4cm menjadi 34,2 cm, sehingga terjadi pelonjakan yang cukup jauh perbedaannya dari hari-hari sebelumnya. Sedangkan pada media tanam kapas tidak terjadi lonjakan yang cukup kontras, hanya berselisih beberapa angka saja.
Perbedaan tinggi tanaman ini disebabkan oleh nutrisi yang tersedia dalam media tanamnya. Media tanah mengandung unsur hara yang lengkap, sehingga baik untuk pertumbuhan tinggi tanaman. Sedangkan media tanam kapas kurang akan unsur hara yang dibutuhkan tanaman sebagai penopang pertumbuhannya, karena kapas dominan mengandung serat-serat tumbuhan (selulosa), tapi media tanam kapas dapat menjaga kelembapan pada kecambah lebih lama.
Sedangkan perbedaan tinggi yang terjadi pada setiap kecambah dalam satu media, kemungkinan dipengaruhi oleh cadangan makanan yang tersimpan dalam biji yang berbeda. Karena sebelum biji berkecambah, ia akan bergantung terlebih dahulu pada cadangan makanan seperti karbohidrat, lemak, protein, dan mineral yang disediakan biji (dikotil) baru, dan setelah berkecambah ia akan bergantung pada unsur-unsur hara yang disediakan oleh media tanamnya. Setelah itu tergantung lagi bagaimana persaingan setiap kecambah dalam memperoleh makanannya dalam satu media tanam.
J. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan bahwa media tanam tanah masih lebih baik dijadikan sebagai media tanam dari pada media tanam kapas. Karena media tanam tanah pertumbuhan batang, daun, dan warna daun lebih baik dari pada tanaman yang terdapat pada media tanam kapas. Tetapi kapas dapat menjaga kelembapan kecambah yang lebih lama dan kapas memiliki tekstur yang lembut sehingga sangat cocok untuk akar tanaman kacang hijau yang masih mudah dan lemah sehingga akar mudah tersebut dapat berkembang lebih baik untuk jangka waktu tetentu.
C. Teks Laporan Percobaan 3

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Dua rangkaian proses tersebut berjalan bersamaan, sehingga tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali kebentuk semula. Pertumbuhan disebabkan oleh pembelahan sel (pertambahan jumlah sel) dan oleh adanya pembesaran sel (pertambahan ukuran sel). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur), untuk mengukur petumbuhan dapat menggunakan alat auksanometer. Sedangkan perkembangan merupakan spesialisasi sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi melalui perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil (plantula) dari dalam biji hasil dari perkembangan dan pertumbuhan embrio. Perkembangan dan pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor pendukung yang paling penting bagi proses perkecambahan adalah air. Proses awal perkecambahan dimulai dari penyerapan air dengan cepat secara imbibisi. Air yang berimbibisi bisa mengakibatkan biji memecah kulit pembungkusnya dan mengembang serta memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji mengalami pertumbuhan. Selain itu, proses perkecambahan juga membutuhkan cahaya. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis pada kecambah yang menimbulkan gejala etiolasi. Gejala ini dapat dilihat dari batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis, dan berwarna pucat. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.
Sesuai dengan penjelasan yang telah dijabarkan diatas, mengenai faktor yang berpengaruh pada proses perkembangan dan pertumbuhan biji kacang hijau. Maka dilakukanlah percobaan ini.
2. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam Praktikum Perkecambahan Biji Kacang Hijau ini adalah : Agar pembatasan masalah dalam praktikum ini memiliki ruang lingkup yang jelas maka pembatasan masalahnya adalah “Pengaruh intensitas cahaya terhadap proses perkecambahan biji kacang hijau”.
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah :
- Bagaimanakah pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau?
- Bagaimana perbedaan pertumbuhan kacang hijau yang mendapatkan cahaya matahari langsung dan yang tidak mendapatkan cahaya matahari?
4. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah :
Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau. Mengetahui perbedaan pertumbuhan kacang hijau yang mendapatkan cahaya matahari langsung dan yang tidak mendapatkan cahaya matahari.
B. Kajian Pustaka
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji dimulai dengan perkecambahan yaitu munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji). Pada umumnya tanaman polongan dapat mempunyai endoperma. Cadangan makanan disimpan dalam kotiledon (daun embrio), yang terlindungi di dalam biji pada saat berkecambah plumula (ujung embrio atau calon kecambah) diselubungi oleh kotiledon, sedangkan calon akar (radikula) diselubungi oleh koleoriza. Bagian batang pada kecambah di atas kotiledon disebut epikotil dan bagian batang kecambah di bawah kotiledon disebut hipokotil. Dalam proses perkecambahan melibatkan proses fisiknya yaitu : terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering. Proses kimianya yaitu dengan masuknya air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah.
Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin (GA) hormon ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk mensistesis dan mengeluarkan enzim-enzim bekerja enghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosfilem. Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air misalnya enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat-zat lainnya diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman (Pujiyanto, 2008).
Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman kacang-kacangan ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Bila dilihat dari kesesuaian iklim dan kondisi lahan yang dimiliki, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki kesempatan untuk melakukan ekspor kacang (Purwono dan Hartono, 2005). Kecambah kacang hijau mengandung vitamin E yang tidak ditemukan pada kacang tanah dan kedelai. Bahkan nilai gizi kecambah kacang hijau lebih baik daripada nilai gizi biji kacang hijau. Hal ini disebabkan kecambah telah mengalami proses perombakan makromolekul menjadi mikromolekul. Selain itu dengan proses perkecambahan terjadi pembentukan senyawa tokoferol (vitamin E) (Purwono dan Hartono, 2005).
Kandungan zat gizi pada biji sebelum dikecambahkan, berada dalam bentuk tidak aktif (terikat). Setelah perkecambahan, bentuk tersebut diaktifkan sehingga meningkatkan daya cerna bagi manusia. Peningkatan zat-zat gizi pada kecambah mulai tampak sekitar 24-48 jam saat perkecambahan (Astawan, 2005). Sedangkan peningkatan vitamin E (atokoferol) terjadi setelah proses perkecambahan selama 48 jam (Anggrahini, 2009).
Biji kacang hijau dapat berkecambah apabila berada dalam lingkungan yang memenuhi syarat untuk perkecambahan, yaitu kandungan air kacang hijau dan kelembaban udara sekeliling harus tinggi. Kadar air biji kacang hijau berkisar 5-15%, pada kadar air ini kelembaban terlalu rendah untuk berlangsungnya metabolisme sehingga tahap perkecambahan adalah kadar air biji kacang hijau harus dinaikkan dengan cara dilakukan perendaman atau ditempatkan pada lingkungan yang jenuh uap air (Anggrahini, 2009).
Suwarsono (1989), menyatakan bahwa cahaya merupakan perangsang utama dalam hidup tumbuhan. Beberapa respon tumbuhan terhadap interaksi cahaya yang berbeda-beda adalah dilakukan oleh auksin dan efeknya timbul karena berkurangnya efektivitas auksin pada keadaan cahaya terik. Tumbuhan yang tumbuh delam gelap atau cahaya lemah akan mempunyai batang yang panjang dengan ruas yang lebih panjang dan lebih besar dari tumbuhan yang mendapatkan cahaya matahari penuh dan daun lebih kecil daripada daun yang terlindung.
Menurut Hasan (1997), bahwa hampir seluruh energi panas (kalor) berasal dari matahari. Suhu meningkatkan perkembangan tanaman sebagai batas tertentu. Hubungan suhu dengan pertumbuhan tanaman menunjukkan hubungan linier sampai batas tertentu. Setelah mencapai maksimum hubungan kedua variabel itu menunjukkan parabolik. Pada suhu rendah kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya batang, daun muda, tunas, bungan dan buah. Besarnya kerusakan organ atau jaringan tanaman akibat suhu rendah tergantung keadaan air.
C. Metode Penelitian
1. Waktu dan Tempat
Hari :
Tempat :
2. Alat dan Bahan
Alat : 2 buah cawan petri, kapas, dan mistar
Bahan : 10 biji kacang hijau dan aquades
3. Prosedur Kerja atau Cara Kerja
Adapun Prosedur dalam Praktikum ini adalah sebagai berikut:
- Letakkan kapas pada masing-masing cawan petri.
- Basahi setiap kapas dengan air (basahi, jangan direndam!)
- Letakkan 5 biji kacang hijau diatas kapas.
- Tutup kembali dengan kapas basah
- Beri label pada masing-masing cawan petri A dan B, letakkan cawan petri A ditempat yang terkena sinar matahari, sedangkan cawan petri B letakkan ditempat yang tidak terkena sinar matahari
- Amati dan ukur pertambahan kecambah setiap hari selama7 hari
- Catat pada tabel pengamatan
D. Hasil dan Pembahasan
Adapun pembahasan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
Adapun pembahasan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:


Perkembahan kacang hijau ditempat yang terkena sinar matahari
1. Pertumbuhan Kacang Hijau Ditempat yang Terkena Sinar Matahari
Pada keadaan ini, kacang hijau mendapat cahaya dengan intensitas yang sangat besar, akibatnya pertumbuhan kacang hijau akan lambat, karena sebagian besar hormon auksin terurai oleh sinar matahari. Dari data diperoleh rata-rata panjang batang kecambah 2,75 cm. Statistik ini paling rendah dari semua data yang ada, yang berarti pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat terang adalah yang paling lambat. Tiga objek tidak tumbuh, hal ini mungkin disebabkan oleh biji yang rusak atau mungkin juga hormon auksin yang tidak bekerja sama sekali akibat kelebihan cahaya.
Apabila tanaman ditempatkan pada tempat yang terkena sinar matahari, maka kecambah akan tumbuh lebih pendek daripada yang ditempatkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
2. Pertumbuhan Kacang Hijau Ditempat yang Tidak Terkena Sinar Matahari
Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata panjang batang kecambah di tempat dengan intensitas cahaya rendah adalah 6,49 cm. Pada tempat yang gelap, kacang hijau tidak mendapatkan cahaya matahari sama sekali, akibatnya hormon auksin yang terdapat pada biji kacang menjadi sangat aktif dan bekerja secara optimal. Hal itu menyebabkan pertumbuhan kacang hijau menjadi sangat cepat namun kurang merata. Sehingga batangnya lemah. Pertumbuhan kecambah pada tempat gelap paling cepat diantara tempat-tempat lain. Pertumbuhan kacang hijau ditempat gelap cenderung bengkok tetapi batangnya sangat kuat dan warnanya hijau, karena mendapatkan cahaya yang cukup untuk fotosintesis.
Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning (etiolasi).
E. Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : Cahaya mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau. Cahaya memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam pertumbuhan meninggi. Sehingga menyebabkan kacang hijau di tempat gelap mengalami etiolasi. Selain cahaya, air juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan.