Teks Narasi (Cerita Imajinasi) : Mengidentifikasi, Menceritakan Kembali, Menelaah, Menyajikan, dan Contohnya

Bahasa Indonesia | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi seputar teks narasi (cerita imajinasi) dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IX revisi terbaru. Adapun indikator pembelajaran yang akan dipaparkan kali ini adalah mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita imajinasi), menceritakan kembali isi teks narasi (cerita imajinasi), menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita imajinasi), dan menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita imajinatif.

Teks Narasi (Cerita Imajinasi) : Mengidentifikasi, Menceritakan Kembali, Menelaah, Menyajikan, dan Contohnya
Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi teks narasi (cerita imajinasi) dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IX revisi terbaru. Adapun indikator pembelajaran yang akan dipaparkan kali ini adalah mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita imajinasi), menceritakan kembali isi teks narasi (cerita imajinasi), menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita imajinasi), dan menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita imajinatif. Untuk lebih jelasnya silakan simak penjelasannya berikut ini.

A. Mengidentifikasi Teks Narasi (Cerita Imajinasi)

1. Pengertian Teks Narasi (Teks Imajinasi)

Cerita imajinasi merupakan cerita fiksi bergenre imajinasi (dunia imajinatif yang diciptakan penulis). Pada cerita imajinasi peristiwa yang tidak mungkin menjadi mungkin terjadi. Tokoh dan latar diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dunia nyata. Tema imajinasi adalah majik, supernatural, dan futuristik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita adalah tuturan yang membentangkan proses terjadinya suatu hal (peristiwa atau kejadian). Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang.

Imajinasi memiliki arti hampir mirip dengan imajinasi. Fantasi adalah gambar (bayangan) dalam angan-angan; khayalan, atau daya untuk menciptakan sesuatu dalam angan-angan. Jadi, cerita imajinasi atau fantasi adalah gambaran peristiwa sesuai urutan waktu berdasarkan daya pikir dan daya khayal yang dituangkan dalam bentuk cerita.

Cerita imajinasi tergolong teks narasi jenis sugestif. Narasi sugestif merupakan rangkaian peristiwa yang disajikan untuk menimbulkan daya khayal pembaca. Bahasa yang digunakan pun terkesan konotatif sehingga lebih menampakkan daya khayal para pembaca, misalnya dongeng, cerita anak, cerita pendek, atau futuristik.

2. Ciri-Ciri Teks Narasi (Cerita Imajinasi)

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri teks narasi (cerita imajinasi). Adapun ciri-ciri teks tersebut adalah sebagai berikut.

a. Cerita Imajinasi Mengandung Keajaiban

Cerita imajinasi mengungkapkan aspek-aspek kemisteriusan, kegaiban yang tidak ditemui di dunia nyata. Cerita imajinasi berupa cerita fiksi bergenre imajinasi (dunia imajinatif yang diciptakan penulis). Pada cerita imajinasi peristiwa atau keadaan tidak mungkin menjadi biasa atau mungkin.

b. Cerita Imajinasi Memiliki Ide Cerita

Ide cerita terbuka terhadap daya khayal penulis. Ide penulis tidak dibatasi oleh realitas atau kenyataan. Ide cerita juga berupa irisan dunia nyata dan dunia khayal yang diciptakan pengarang. Ide cerita bersifat sederhana, tetapi mampu menciptakan pesan yang menarik. Tema cerita imajinasi adalah gaib, superanatural, atau fururistik.

c. Cerita Imajinasi Menggunakan Latar Lintas Ruang dan Waktu

Peristiwa yang dialami tokoh terjadi pada dua latar yaitu latar yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Alur dan latar cerita imajinasi memiliki kakhasan. Rangkain peristiwa cerita imajinasi menggunakan berbagai latar yang menerobos dimensi ruang dan waktu. Jalinan peristiwa pada cerita imajinasi berpindah-pindah dari berbagai latar yang melintasi ruang dan waktu.

d. Tokoh Cerita Imajinasi Unik dan Memiliki Kesaktian

Tokoh dalam cerita imajinasi biasanya unik dan tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh cerita memiliki kesaktian tertentu. Tokoh mengalami peristiwa misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari. Tokoh mengalami kejadian dalam berbagai ruang dan waktu.

e. Cerita Imajinasi Bersifat Fiksi

Cerita imajinasi bersifat fiksi (bukan kejadian nyata). Cerita imajinasi dapat diilhami oleh latar nyata atau objek yang ada dalam kehidupan sehari-hari, tetapi diberi unsur khayalan. Imajinasi yang digunakan penulis harus sesuai dengan observasi yang telah dilakukannya.

f. Bahasa

Penggunaan sinonim dan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol. Bahasa yang digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan sehari-hari (bukan bahasa formal).

3. Jenis-Jenis Cerita Narasi (Cerita Imajinasi)

Jenis ceita imajinasi terbagi berdasarkan latar cerita dan kesesuaian dalam kehidupan nyata. Untuk lebih jelasnya simak penjelasannya berikut ini.

a. Berdasarkan Latar Cerita

Berdasarkan latar cerita, cerita imajinasi dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut.

1. Latar Lintas Waktu Masa Lampau

Cerita imajinasi terjadi pada masa lampau. Cerita imajinasi ini ditulis pada zaman kerajaan atau sebelum ada pergerakan nasional. Tokoh dan latar cerita menggunakan nama pada zaman dahulu. Cerita imajinasi tersebut seperti dongeng dan hikayat.

2. Latar Waktu Sezaman

Cerita imajinasi terjadi pada masa sekarang. Cerita imajinasi tersebut ditulis pada zaman sekarang. Tokoh dan latar cerita menggunakan nama dan latar pada zaman sekarang. Cerita imajinasi tersebut, misalnya cerpen dan novel yang menggunakan alur atau waktu saat ini.

3. Latar Lintas Waktu Futuristik (Masa yang Akan Datang)

Cerita imajinasi terjadi pada masa yang akan datang (futuristik). Cerita imajinasi tersebut ditulis pada zaman sekarang, tetapi berisi imajinasi penulis tentang peristiwa yang akan datang. Tokoh dan latar cerita menggunakan nama dan latar pada zaman yang akan datang. Cerita imajinasi tersebut seperti cerpen dan novel yang menggunakan alur atau waktu yang akan datang.

b. Berdasarkan Kesesuaian Kehidupan Nyata

Berdasarkan kesesuaian dalam kehidupan nyata, cerita imajinasi dibedakan menjadi dua kategori sebagai berikut.

1. Cerita Imajinasi Total

Cerita imajinasi total berisi imajinasi pengarang terhadap objek tertentu. Pada cerita kategori ini semua yang terdapat pada semua cerita tidak terjadi dalam dunia nyata . Sebagai contoh, cerita imajinasi The Little Dragon itu total imajinasi penulis. Jadi, nana orang, nama objek, dan nama kota benar-benar rekaan pengarang.

2. Cerita Imajinasi Irisan

Cerita imajinasi irisan merupakan cerita imajinasi yang mengungkapkan imajinasi, tetapi masih menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah terjadi pada dunia nyata.

4. Unsur-Unsur Teks Narasi (Cerita Imajinasi)

Unsur-unsur cerita imajinasi terdiri atas unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri seperti tema, latar, penokohan, sudut pandang, amanat, alur, dan konflik. Dan unsur ekstrinsik meliputi bahasa, latar belakang pengarang, nilai-nilai yang terkandung dalam cerita imajinasi. Untuk lebih jelasnya, silakan simak penjelasannya berikut ini.

a. Unsur Intrinsik Cerita Imajinasi

1. Tema

Tema merupakan makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema dapat bersinonim dengan ide utama dan tujuan utama. Jadi, tema adalah gagasan dasar umum, dasar cerita sebuah karya yang digunakan pengarang untuk mengembangkan cerita.

Tema yang sering diangkat dalam karya yaitu masalah kehidupan. Masalah tersebut berupa pengalaman bersifat individual dan sosial. Contoh tema yang diangkat, antara lain cinta (cinta terhadap Tuhan, tanah air, orang tua, dan kekasih), kesetiakawanan, dan keadilan. Sementara itu, contoh tema cerita imajinasi yang berlatar masa depan antara lain keajaiban.

2. Latar

Latar atau setting disebut landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

  • Latar tempat, yaitu menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi.
  • Latar  waktu, yaitu latar yang berhubungan dengan masalah "kapan" terjadinya peristiwa -peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi.
  • Latar sosial, yaitu menyaran pada unsur-unsur yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial mencakup kebiasaan hidup, adat-istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap.

3. Penokohan

Penokohan merupakan pelukisan gambaran jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Pelukisan gambaran tokoh cerita ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan aspek yang dilakukan dalam tindakan.

4. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pandang yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Bentuk sudut pandang orang ketiga dan pertama.

  • Sudut pandang orang ketiga yaitu pengisahan cerita pada umumnya mempergunakan sudut pandang orang ketiga. Narator adalah seorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama diri atau kata ganti orang ketiga. Kata ganti tersebut misalnya, Potter, Hanum, ia, dia, dan mereka.
  • Sudut pandang orang pertama yaitu dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, narator merupakan seorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah "aku", tokoh yang mengisahkan kesadaran diri sendiri.
  • Sudut pandang campuran yaitu dalam pengisahan cerita, pengarang menggabungkan penggunaan sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.

5. Amanat

Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah cerita. Pesan dalam sebuah cerita mencerminkan pandangan hidup pengarang. Pesan yang ingin disampaikan disebut pesan moral. Pesan moral tersebut dapat berupa penerapan sikap dan tingkah laku para tokoh yang terdapat pada sebuah cerita. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh tersebut diharapkan dapat menyajikan hikmah.

Jenis pesan moral yang disampaikan dalam yang disampaikan dalam cerita bersifat tidak terbatas. Pesan moral dapat mencakup persoalan hidup. Persoalan hidup dan kehidupan manusia dapat dikategorikan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial, hubungan manusia dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan.

6. Alur

Alur merupakan jalan cerita yang memunyai hubungan sebab-akibat. Berikut macam-macam alur.

  • Alur konvensional atau alur maju, yaitu peristiwa dalam cerita dinarasikan secara kronologis atau urut dari awal sampai akhir.
  • Alur nonkonvensional atau alur mundur, yaitu peristiwa dalam cerita dinarasikan dengan menoleh ke belakang atau membayangkan masa lalu.
  • Alur campuran atau alur maju mundur, yaitu peristiwa dalam cerita meloncat-loncat antara masa lalu dan masa kini.

Adapun alur cerita dalam drama melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.

  1. Perkenalan, dalam tahap ini penulis memperkenalkan tokoh-tokoh dan latar cerita.
  2. Konflik, tahap ini ketika mulai timbul permasalahan antartokoh.
  3. Klimaks, tahap ini yaitu ketika masalah memuncak.
  4. Antiklimaks, yaitu tahap ini ketika mulai menurun karena sudah ada penyelesaian masalah.
  5. Penyelesaian, pada tahap ini merupakan akhir cerita. Akhir cerita dapat berakhir bahagia, sedih, atau dibuat menggantung.

7. Konflik

Konflik merupakan sesuatu yang dramatik. Konflik mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang, menyiratkan adanya aksi dan balasan aksi. Konflik akan terjadi apabila tidak adanya kesepakatan diantara dua pendapat dari pelaku cerita. Konflik juga dapat terjadi jika tidak adanya kesepakatan antara ego satu dan ego yang lain.

Konflik dibedakan menjadi dua, yaitu konflik internal dan konflik eksternal. Konflik internal adalah konflik yang terjadi dalam diri seorang (tokoh). Konflik ini juga sering disebut psychological conflict atau konflik kejiwaan. Konflik jenis ini biasanya berupa perjuangan seorang tokoh dalam melawan dirinya sendiri.

Konflik eksternal juga dapat terjadi antara tokoh dengan lingkungan sekitarnya (alam). Konflik seperti ini sering disebut dengan physical or element conflict atau konflik sosial. Konflik jenis ini biasanya terjadi ketika tokoh tidak dapat menguasai dan atau memanfaatkan serta membudayakan alam sekitar sebagaimana mestinya.

b. Unsur Ekstrinsik Cerita Imajinasi

1. Bahasa

Bahasa adalah sarana yang digunakan dalam karya sastra. Bahasa yang digunakan dalam sebuah karya sastra dipengaruhi oleh bahasa pengarang. Unsur bahasa daerah dimungkinkan masuk ke karya sastra tersebut. Bahasa pengarang berkaitan erat dengan unsur ekstrinsik.

2. Latar Belakang Pengarang

Latar belakang pengarang meliputi pemahaman kita terhadap sejarah hidup pengarang dan juga sejarah hasil karangan-karangan yang ditulis pengarang sebelumnya. Latar belakang pengarang terdiri atas biografi pengarang, kondisi psikologis pengarang, dan aliran sastra yang dianut pengarang.

3. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Cerita Imajinasi

Cerita imajinasi mengandung nilai-nilai kehidupan yang berlaku dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut menggambarkan norma, tradisi, aturan, dan kepercayaan yang dianut atau dilakukan oleh masyarakat. Nilai-nilai tersebut meliputi nilai moral, sosial, budaya atau adat istiadat, dan religi.

  • Nilai moral adalah nilai kehidupan berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti (baik dan buruk). Contoh nilai moral yaitu berbakti kepada orang tua, jujur, sabar, dan ikhlas.
  • Nilai sosial adalah nilai kehidupan yang terkait dengan norma atau aturan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai sosial berhubungan dengan orang lain. Contoh nilai sosial yaitu saling memberi, tenggang rasa, dan saling menghormati pendapat orang lain.
  • Nilai budaya adalah nilai-nilai berkaitan dengan kebiasaan atau tradisi yang berlaku dalam masyarakat. Contoh nilai budaya yaitu adat istiadat perkawinan atau kematian, adat cara berpakaian, budaya kesenian, dan upacara adat.
  • Nilai religi adalah nilai berkaitan dengan kehidupan beragama. Contoh nilai religi yaitu cara beribadah kepada Tuhan dan sistem kepercayaan.
  • Nilai politik adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan gejolak tata pemerintahan di suatu daerah. Gejolak tersebut menjadi latar cerita. Latar peristiwa politik dijadikan salah satu dokumen sejarah bangsa.

B. Menceritakan Kembali Isi Cerita Teks Imajinasi

Banyak cerita imajinasi yang dapat kita baca. Setelah membaca cerita imajinasi, kita dapat menceritakan kembali cerita imajinasi baik secara tertulis maupun secara lisan.

1. Cerita Imajinasi Tertulis

Cara mudah untuk menulis kembali sebuah cerita imajinasi secara tertulis sebagai berikut.

  1. Membaca cerita imajinasi dengan saksama.
  2. Menentukan peristiwa-peristiwa yan terdapat dalam cerita imajinasi.
  3. Mengembangkan peristiwa-peristiwa tersebut menjadi sebuah cerita imajinasi dengan kalimat sendiri.
2. Cerita Imajinasi Lisan

Isi cerita imajinasi dapat diceritakan secara lisan. Sebelum bercerita, kita harus memahami unsur-unsur intrinsik cerita imajinasi yang bersangkutan. Adapun cara yang bisa kita gunakan adalah sebagai berikut.

1. Membaca keseluruhan kisah dalam cerita imajinasi

Kita harus membaca atau mendengarkan dengan saksama pembacaan cerita imajinasi. Sebaiknya, kita membaca atau mendengarkan cerita imajinasi dari awal hingga akhir, jangan sepenggal-penggal. Jika membaca atau mendengarkan cerita imajinasi sepenggal-penggal, kita tidak dapat memahami isi cerita secara utuh.

2. Mencatat tokoh-tokoh dalam cerita imajinasi

Cerita imajinasi memiliki beberapa tokoh. Tokoh-tokoh dalam cerita imajinasi terdiri atas tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Cerita imajinasi menampilkan kisah dari tokoh yang dapat dijadikan suatu nasihat atau pendidikan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

3. Mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam cerita imajinasi

Peristiwa-peristiwa penting akan menunjukkan tahap-tahap alur. Peristiwa dalam cerita imajinasi disebut kejadian. Peristiwa merupakan sesuatu yang terjadi, dialami, dan mengandung tindakan tokoh. Kalimat-kalimat yang menunjukkan peristiwa merupakan kalimat yang mengandung tindakan tokoh. Banyak peristiwa ditampilkan dalam cerita imajinasi, tetapi tidak semua peristiwa tersebut berfungsi sebagai pendukung alur. 

Oleh karena itu, peristiwa-peristiwa dalam cerita imajinasi dibedakan menjadi peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan.

a. Peristiwa Fungsional

Peristiwa fungsional merupakan peristiwa-peristiwa yang menentukan dan memengaruhi perkembangan plot atau alur. Urutan-urutan peristiwa fungsional merupakan inti cerita yang bersangkutan. Oleh karena itu, peristiwa-peristiwa fungsional dalam cerita imajinasi tidak boleh dihilangkan. Jika dihilangkan, cerita menjadi tidak logis.

b. Peristiwa Kaitan

Peristiwa kaitan merupakan peristiwa-peristiwa yang berfungsi mengaitkan peristiwa penting dalam urutan penyajian peristiwa. Peristiwa kaitan kurang mempengaruhi pengembangan alur sehingga jika peristiwa tersebut dihilangkan tidak akan memengaruhi inti cerita.

c. Peristiwa Acuan

Peristiwa acuan adalah peristiwa yang secara tidak langsung berhubungan atau berpengaruh dengan perkembangan alur, tetapi mengacu unsur-unsur lain. Peristiwa acuan dapat dihilangkan dalam cerita imajinasi.

4. Mencatat latar cerita imajinasi

Cerita imajinasi menyajikan tempat, waktu, dan suasana cerita. Keterangan tempat dalam cerita imajinasi, misalnya di kerajaan, di hutan, di laut, di sekolah, di kantor, di pasar atau di jalan. Sementara itu, keterangan waktu pada cerita imajinasi misalnya pada suatu hari, hari Minggu, malam hari, atau pagi hari, bahkan periode sejarah secara singkat. Keterangan suasana misalnya sepi, ramai, sedih, atau gembira.

5. Menceritakan kembali cerita imajinasi berdasarkan tokoh, peristiwa, dan latar yang telah dicatat

Cerita imajinasi yang telah dibaca dapat diceritakan kembali dengan memahami cerita, tokoh, latar, dan peristiwa-peristiwa yang telah dicatat. Ceritakan isi cerita imajinasi dengan menggunakan kalimat sendiri. Namun, nama. latar, dan peristiwa pada cerita imajinasi tidak boleh diubah.

6. Memperhatikan penampilan dan gerakan tubuh

Cerita imajinasi yang telah dibaca dapat diceritakan isinya dengan gaya yang tidak dibuat-buat. Gunakan gerakan tubuh lain (wajah, mata, lengan) untuk mendukung cerita.Akan tetapi, ingat jangan menggunakan gerakan tubuh berlebihan (over acting).

7. Memerhatikan intonasi, irama, artikulasi, dan lafal

Cerita imajinasi yang telah kita baca dapat kita ceritakan kepada orang lain dengan menggunakan intonasi, irama, artikulasi, dan pelafalan jelas. Intonasi, irama, artikulasi, dan pelafalan bertujuan memperkuat isi cerita.

8. Menceritakan bagian pembuka, inti, dan penutup secara runtut

Kita harus menceritakan isi cerita imajinasi secara runtut. Jangan menceritakan isi cerita imajinasi secara sepenggal-penggal. Penceritaan isi cerita imajinasi yang tidak runtut dapat menyebabkan jalan cerita berbeda-beda dengan cerita imajinasi yang dibaca.

9. Mengakhiri dengan penutup cerita santun

Setelah selesai menceritakan isi cerita imajinasi kepada orang lain, jangan lupa menutup cerita. Kita dapat menutup cerita dengan menyampaikan amanat atau nasihat dalam cerita imajinasi. Sertai ajakan jika nasihat itu pantas menjadi teladan. Sebaliknya, sertai imbauan pelarangan jika perbuatan tokoh cerita tidak pantas dicontoh.

C. Menelaah Teks Narasi (Cerita Imajinasi)

1. Menelaah Struktur Teks Cerita Imajinasi

Struktur teks cerita imajinasi umumnya hampir sama dengan teks narasi. Struktur cerita imajinasi terdiri atas tiga bagian utama berikut.

a. Orientasi (orientation)

Pada bagian ini pengarang melukiskan dunia untuk ceritanya. Bagian ini mengenalkan tempat dan waktu peristiwa terjadi serta para tokoh.

b. Komplikasi (complication)

Pada bagian ini tokoh utama menghadapi rintangan ketika mencapai cita-citanya. Dalam bagian ini konflik mulai terjadi.

c. Resolusi (resolution)

Bagian permasalahan yang dihadapi tokoh utama diselesaikan. Bagian ini memunyai dua kecenderungan, yaitu mengakhiri cerita dengan kebahagian (happy ending) atau mengakhiri cerita dengan kesedihan (sad ending). Akan tetapi, ada juga cerita imajinasi yang membiarkan pembaca atau pendengar menebak akhir cerita.

2. Kebahasaan Teks Cerita Imajinasi

Ciri kebahasaan teks cerita imajinasi adalah sebagai berikut.

a. Penggunaan Kata Ganti
Kata ganti dan nama orang digunakan sebagai sudut pandang penceritaan. Contoh kata ganti yaitu aku, kamu, dia, Roy, dan Putri.

b. Penggunaan Kata yang Mencerap Pancaindra untuk Mendeskripsikan Latar
Dalam cerita imajinasi digunakan kata tertentu untuk menjelaskan latar waktu, tempat, atau suasana.
Perhatikan contoh berikut!
1. Latar Tempat, Di dalam sebuah gubuk yang tua, terdapat seorang gadis yang bernama Elisa beserta ibu dan adiknya tinggal di dalamnya.
2. Latar suasana, Namun alangkah terkejutnya Elisa ketika hendak memasak jagung tersebut, sebab bisa tersebut adalah emas.
3. Latar waktu, Namun ketika Nindi dan ibunya belum pulang dari pasar, Andini yang merupakan saudara dari Nindi sangat kesal dan marah karena tidak ada makanan.

c. Penggunaan Pilihan Kata dengan Makna Kias dan Makna Khusus
Pilihan kata kias dan khusus sering digunakan dalam cerita imajinasi.
Perhatikan contoh berikut!
Gadis itu berhidung mancung. Dengan hidungnya yang mancung menjulang ia mencium segala aroma di sekelilingnya.

d. Kata Sambung Penanda Urutan Waktu
Penggunaan kata sambung urutan waktu untuk menandakan datangnya tokoh lain, perubahan latar dan perubahan kejadian. Kata sambung urutan waktu misalnya setelah itu, kemudian sementara itu, bersamaan dengan itu, tiba-tiba, ketika, sebelum, sesudah.
Perhatikan contoh berikut!
1. Setelah itu sisa duri dari ikan mas tersebut pun dikubur oleh Nindi.
2. Kemudian ia memutuskan untuk tinggal di hutan dan bertemu dengan tujuh kurcaci yang menjadi temannya selama hidup di hutan.

 e. Penggunaan Kata Ungkapan Keterkejutan
Penggunaan kata atau ungkapan keterkejutan berfungsi menggerakkan cerita (memulai masalah).
Perhatikan contoh berikut!
1. Tiba-tiba sekumpulan penjaga rumah Penyihir menyerang kami.
2. Tanpa diduga buku terjatuh dan halaman di buka.

f. Penggunaan Dialog atau Kalimat Langsung dalam Cerita
Perhatikan contoh berikut!
“Nah, makan ini!!” kata Wiz sambil menyerahkan belimbing tersebut, Wiz menatap kakak perempuan yang buruk rupa kemudian menjadi iba, Wiz lalu mengambil belimbing putih dan diberikan kepada sang kakak. “Saya tidak sakit pak kurcaci,” kata sang kakak.

D. Menyajikan Teks Cerita Imajinasi

Berikut ini adalah lima cara dalam menyajikan sebuah teks imajinasi.

1. Menentukan Ide

Biasanya, ide-ide ini berputar disekitar peristiwa utama, seperti perang atau kematian seseorang. Ajukan pertanyaan-pertanyaan sederhan seperti mengapa, siapa yang melakukannya, kapan, bagaimana, artinya ini akan menjadi plot utama yang akan difokuskan pada peristiwa-peristiwa dalam cerita.

2. Menciptakan Tokoh

Karena ini adalah imajinasi (cerita imajinasi), sang tokoh bisa merupakan suatu makhluk selain manusia atau semacamnya.

3. Menentukan Latar

Agar teks cerita imajinasi lebih menarik. Pilihlah latar yang mendukung inti cerita dan putuskan di mana tokoh ciptaanmu itu hidup.

4. Menciptakan Alur

Tentukan peristiwa utama. Rancanglah supaya peristiwa itu dapat dipercaya dalam satu dan lain cara. Peristiwa ini akan mengisi ceritamu dengan perasaan dan rasa kemanusiaan.

5. Mulai Menulis

Buat pembaca tertarik dengan peragraf pertama dan hangatkan mereka di kisahmu yang penuh petualangan yang menarik dan menantang.

E. Contoh Teks Cerita Imajinasi 

Berikut ini adalah contoh teks cerita imajinasi yang berjudul "Pensil Ajaib". Adapun contoh teksnya adalah sebagai berikut.

Teks Narasi (Cerita Imajinasi) : Mengidentifikasi, Menceritakan Kembali, Menelaah, Menyajikan, dan Contohnya

Pensil Ajaib

Laila adalah seorang gadis miskin yang pandai. Sebagian besar waktunya ia gunakan untuk belajar dan juga membantu orangtuanya. Selain itu, Laila juga suka menghabiskan waktunya untuk menggambar.

Sayangnya, kini ia tidak dapat menggambar lagi karena pensil yang dimilikinya sudah hampir habis dan sangat pendek sehingga tidak dapat digunakan lagi. Laila juga tidak bisa membeli pensil baru karena tidak memiliki cukup uang.

Dalam keseharian Laila, ia membantu orangtuanya memunguti plastik yang ada di jalan. Saat tengah mengambil plastik. Laila menemukan ada sebuah pensil yang tergeletak di jalan. Laila mengambilnya dengan senang, ia akan dapat menggambar lagi sepulang mencari plastik.

Saat dirumah, Laila mulai mengeluarkan pensil yang ia temukan tadi di jalan. Laila mencoba menggambar bunga dikertasnya. Alangkah kaget ia ketika selesai menggambar bunga, tiba-tiba bunga tersebut menjadi bunga sesungguhnya dan tergeletak diatas kertas tempat ia menggambar.

Laila merasa kaget dan tidak percaya. Ia mulai menggambar ayam untuk memastikan apakah yang ia lihat memang nyata. Sesaat setelah ia menggambar ayam, alangkah kagetnya tiba-tiba dihadapannya ada seekor ayam hidup yang berkokok sangat kencang.

Kini ia menyadari bahwa ia memiliki sebuah pensil ajaib. Dengan sigap ia segera menggambar berbagai keperluan yang dibutuhkan oleh keluarganya. Ia menggambar beras, makanan, lauk-pauk, uang, dan berbagai kebutuhan lainnya.

Saat orangtua Laila datang, alangkah kagetnya mereka melihat rumah dipenuhi banyak benda yang mereka butuhkan. Ibunya hampir menangis karena merasa sangat bahagia karena kebutuhan mereka dapat tercukupi.

Meskipun begitu, Laila menggunakan pensil ajaibnya dengan bijak. Ia tidak sembarangan menciptakan benda dengan pensil ajaibnya. Ia tahu bahwa bersikap berlebihan nantinya akan menimbulkan petaka baik untuk dirinya maupun dengan keluarganya.