Teks Prosedur : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis, Struktur, Penyusunan, dan Simpulan Isi (Revisi)

Bahasa Indonesia | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi seputar teks prosedur dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII (tujuh) revisi terbaru. Adapun materi pokok yang akan admin bagikan kali ini adalah pengertian, tujuan, fungsi, jenis, struktur, penyusunan, dan simpulan isi teks prosedur itu sendiri. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang teks prosedur dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII (tujuh) revisi terbaru. Adapun materi pokok yang akan admin bagikan kali ini adalah pengertian, tujuan, fungsi, jenis, struktur, penyusunan, dan simpulan isi teks.

Teks Prosedur : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis, Struktur, Penyusunan, dan Simpulan Isi (Revisi)
Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami teks prosedur dalam mata pelajaran bahasa Indonesia materi pokok yang akan admin bagikan kali ini adalah pengertian, tujuan, fungsi, jenis, struktur, penyusunan, dan simpulan isi tek. Untuk lebih jelasnya, silakan kalian simak penjelasannya berikut ini.

A. Pengertian Teks Prosedur

Teks prosedur merupakan teks tulis atau lisan yang berisi intruksi kepada pembaca atau pendengar untuk membuat atau melakukan sesuatu. Teks prosedur ini dibuat untuk menggambarkan cara melakukan atau membuat melalui serangkaian tindakan atau langkah-langkah. Oleh sebab itu, teks prosedur ini bisa berbentuk rangkaian instruksi, langkah, atau petunjuk.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia teks prosedur adalah teks yang berisi tujuan dan langkah-langkah yang harus diikuti agar suatu pekerjaan dapat dilakukan. Langkah-langkah tersebut dapat di bolak-balik.

Mahsun mendefinisikan teks prosedur yaitu teks yang bertujuan memberikan pengarahan atau pengajaran tentang langkah-langkah sesuatu yang telah ditentukan.Teks prosedur berisikan suatu pengamatan ataupun percobaan. Teks prosedur memiliki struktur yaitu judul, tujuan, daftar bahan, urutan tahapan pelaksanaan, pengamatan, dan simpulan.

B. Tujuan Teks Prosedur

Teks prosedur bertujuan menjelaskan cara sesuatu dibuat atau dilakukan dengan langkah-langkah yang urut. Jadi, tujuan teks prosedur adalah memberikan petunjuk atau cara melakukan sesuatu melalui serangkaian tindakan atau langkah-langkahnya.

C. Fungsi Teks Prosedur

Fungsi sosial teks prosedur yaitu menginformasikan kepada pembaca atau pendengar cara membuat atau melakukan sesuatu. Sebagai contoh, kamu memiliki tanggung jawab mengajari adikmu naik sepeda karena kamu sudah mahir dalam menaiki sepeda tersebut atau kamu bisa membantu ibu menyapu dan mencuci piring di rumah.

D. Jenis Teks Prosedur

1. Teks prosedur membuat sesuatu

Teks prosedur berisi cara membuat sesuatu. Proses membuar tersebut berdasarkan kreativitas seseorang. Kreativitas seseorang berbeda-beda. Oleh karena itu, benda atau karya yang dihasilkan setiap orang pun berbeda. Teks prosedur membuat sesuatu berisi langkah-langkah membuat suatu barang. Barang yang dapat dibuat bermacam-macam. Barang-barang tersebut dapat berupa hasil kerajinan dan makanan.

2. Teks prosedur memainkan sesuatu

Teks prosedur memainkan sesuatu bertujuan untuk memandu seseorang untuk mampu memainkan sebuah alat secara tepat. Teks prosedur jenis ini berisi langkah-langkah urut dalam memainkan alat. Contoh teks prosedur memainkan sesuatu, misalnya prosedur memainkan alat musik talempong.

3. Teks prosedur melakukan sesuatu

Teks prosedur melakukan sesuatu bertujuan memandu seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan secara tepat dan urut. Langkah yang sistematis atau urut akan menunjang tercapainya tujuan teks prosedur tersebut. Contoh teks prosedur melakukan sesuatu, misalnya cara menarikan tari Pa'Gellu dari Tana Toraja.

E. Informasi Teks Prosedur

Informasi penting dalam teks prosedur adalah informasi utama yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca teks prosedur itu sendiri. Satu hal yang perlu kalian ketahui bahwa informasi penting dalam sebuah teks itu terdapat pada ide pokok setiap paragraf dalam becaan tanpa terkecuali dengan teks prosedur.

Cara menemukan informasi penting dalam teks prosedur adalah sebagai berikut.

  1. Membaca secara keseluruhan teks prosedur.
  2. Memahami isi teks prosedur.
  3. Menemukan ide pokok setiap paragraf dalam teks prosedur.

F. Perbedaan Teks Prosedur

Berikut ini adalah 7 perbedaan antara teks prosedur dengan teks cerpen dalam pembelajaran bahasa Indonesia, adapun 7 perbedaan teks tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Teks prosedur merupakan sebuah teks yang menjelaskan tentang proses membuat atau melakukan sesuatu, Sedangkan teks cerpen adalah karya sastra yang berbentuk fiksi. Cerpen kependekan dari cerita pendek.
  2. Ciri-ciri teks prosedur adalah 1) panduan langkah-langkah yang harus dilakukan; 2) aturan atau batasan dalam hal bahan/kegiatan dalam melakukan kegiatan; dan 3) isi kegiatan yang dilakukan secara urut (kalau tidak urut disebut tips), Sedangkan teks cerpen adalah 1) panjang karangan lebih kurang 10 halaman; 2) habis dibaca sekali duduk; 3) dalam cerpen hanya ada satu peristiwa yang menguasai jalan cerita; 4) terdapat konflik, tetapi tidak menimbulkan perubahan nasib pelaku; 5) hanya memunyai satu alur; dan 6) perwatakan tokoh dilukiskan secara singkat.
  3. Teks prosedur memiliki struktur 1) judul; 2) pengantar yang menyatakan tujuan penulis; 3) bahan atau alat untuk melaksanakan suatu prosedur; dan 4) langkah tahapan dengan urutan yang benar.
  4. Teks prosedur memiliki ciri kebahasaan 1) penggunaan kalimat perintah; 2) penggunaan bentuk pas (untuk proses); 3) penggunaan kriteria/batasan; 4) penggunaan kata cara, alat, dan tujuan; 5) menggunakan kalimat saran/larangan; 6) menggunakan kata penghubung, pelesapan, dan kata acuan" dan 7) penggunaan akhiran -i dan akhiran -kan. Sedangkan teks cerpen memiliki ciri kebahasaan 1) kosakata; 2) gaya bahasa; 3) kalimat deskriptif; 4) bahasa tidak baku dan formal; dan 5) penggunaan kalimat yang menunjukkan keterangan waktu.
  5. Teks prosedur tokoh yang digunakan adalah 'kamu' dan 'Anda', Sedangkan teks cerpen tokoh yang digunakan adalah tokoh 'saya'.
  6. Teks prosedur tidak dapat atau tidak bisa direkayasa, Sedangkan teks cerpen dapat atau bisa dikarang-karang (direkayasa).
  7. Teks prosedur berupa bagian-bagian yang menjelaskan proses pembuatan/melakukan sesuatu, Sedangkan teks cerpen berupa cerita dan berbentuk paragraf. 

G. Menelaah Struktur Teks Prosedur

1. Struktur Teks Prosedur

Berikut ini adalah struktur teks prosedur.

  1. Pernyataan umum berisi pengantar, menjelaskan pengertian, dan manfaat/tujuan.
  2. Langkah-langkah berisi tahap-tahap yang tersusun sistematis, dan kronologi.
  3. Penegasan ulang, berisi penutup, penanda berakhirnya petunjuk.

2. Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur

Berikut ini adalah kaidah kebahasaan teks prosedur

  1. Banyak menggunakan kata kerja imperatif, yakni kata yang menyatakan perintah, keharusan, atau larangan. Contoh: ambillah, potonglah, haruslah, jangan, perlu, tak perlu. Kata kerja imperatif dibentuk oleh akhiran -kan, -i, dan partikel -lah.
  2. Banyak digunakan konjungsi atau kata penghubung yang menyatakan urutan kegiatan, seperti dan, lalu, kemudian, setelah itu, selanjutnya. Kata-kata seperti itu hadir juga sebagai konsekuensi dari langkah-langkah penggunaan sesuatu yang bersifat kronologis. Akibatnya, teks semacam itu menuntut kehadiran konjungsi yang bermakna kronologis pula.
  3. Banyak pula digunakan kata-kata penunjuk waktu, seperti beberapa menit kemudian, setengah jam. Kata-kata itu terutama banyak digunakan dalam resep makanan.
  4. Banyak menggunakan kata-kata teknis berkaitan dengan tema yang dibahas. Misalnya, petunjuk tentang pertanian, banyak pula digunakan istilah pertanian, seperti pembibitan, stek, regenerasi tanaman, batang, siram, pupuk.
  5. Apabila prosedur itu berupa resep dan petunjuk penggunaan alat, akan digunakan gambaran terperinci tentang benda dan alat yang dipakai, termasuk ukuran, jumlah, dan warna.

H. Menyusun Teks Prosedur

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan di dalam penyajian suatu teks prosedur.

  1. Menentukan jenis kegiatan yang akan dilakukan, baik oleh diri sendiri maupun orang lain.
  2. Membuat kerangka dalam bentuk topik-topik kegiatan secara garis besar.
  3. Menyusun kerangka tersebut secara sistematis, benar, dan mudah dipahami pembaca.
  4. Mengumpulkan bahan-bahan. Sekiranya ada topik-topik tertentu yang belum dikuasai, kita sebaiknya membaca-baca terlebih dahulu berbagai referensi yang relevan. Mungkin pula bahan-bahan itu kita peroleh melalui wawancara.
  5. Mengembangkan kerangka menjadi sebuah petunjuk yang jelas dan lengkap. Untuk itu, gunakanlah kalimat yang efektif, pilihan kata yang efektif, serta ejaan/tanda baca yang benar.
  6. Menyunting atau memerbaiki kebenaran isi, struktur, dan penggunaan ejaan/tanda baca.

I. Jenis Keterangan Teks Prosedur

Keterangan pada kalimat memiliki beberapa jenis sebagai berikut.

Jenis keterangan: Tempat Preposisi atau penghubung: di, ke, dari, (di) dalam, pada 

Contoh Kalimat:

  1. Eston bersekolah di SMP Assisi.
  2. Ibu berlibur ke Bali
  3. Paman datang dari Manado.
  4. Makanan yang sudah siap di masukkan ke dalam kulkas.
  5. Buanglah sampah di tong sampah.

Jenis keterangan: WaktuPreposisi atau penghubung: pada, dalam, se-, sebelum, sesudah, selama, sepanjang. 

Contoh Kalimat:

  1. Mereka berkemah pada Sabtu dan Minggu.
  2. Dalam satu Minggu, Pak Rudi mendapat laba 1 juta rupiah.
  3. Setelah makan, Budi berangkat ke sekolah.
  4. Mereka berbincang sebelum pulangan.
  5. Ani belajar sesudah makan siang.
  6. Mereka tidak bertemu selama 1 tahun.
  7. Hujan turun sepanjang malam.

Jenis keterangan: Tujuan Preposisi atau penghubung: agar/supaya, untuk, bagi, demi, dalam

Contoh Kalimat:

  1. Soni belajar supaya pintar.
  2. Cindy belajar untuk jadi anak yang baik.
  3. Ayah dan ibu berjuang bagi kehidupan kami sekeluarga.
  4. Ayah membanting tulang demi kami anak-anaknya.
  5. Dalam rangka merayakan ulang tahun teman kami.

Jenis keterangan: Cara Preposisi atau penghubung: dengan, secara, dengan cara, dengan jalan.

Kalimat:

  1. Jika ingin pintar, giatlah dengan giat belajar.
  2. Kami masuk ke ruang guru secara bergantian.
  3. Para siswa belajar dengan cara masing-masing.
  4. Kamu baikan kembali dengan jalan berdamai.

Jenis keterangan: Penyerta Preposisi atau penghubung: dengan, bersama, beserta.

Contoh Kalimat:

  1. Aku benci dengan dia.
  2. Saya berangkat bersama adik ke sekolah.
  3. Kami setiap hari senin melakukan upacara bendera beserta para guru.

Jenis keterangan: Perbandingan Preposisi atau penghubung: seperti, bagaikan, laksana.

Contoh Kalimat:

1. Anak itu seperti pinang dibelah dua.
2. Aku dan dia bagaikan air dan minyak.
3. laksana bulan merindukan bumi.

Jenis keterangan: Sebab Preposisi atau penghubung: karena, sebab.
 
Contoh Kalimat:

1. Beby tidak suka dengan Budi karena suka berbohong.
2. Anry banyak disukai oleh temannya sebab di baik hati. 

J. Ciri Kebahasaan Teks Prosedur

Teks prosedur tersusun dari unsur-unsur kebahasaan. Unsur-unsur kebahasaan dalam sebuah teks beragam. Akan tetapi, setiap jenis teks memiliki unsur-unsur kebahasaan dominan. Unsur kebahasaan dominan tersebut dapat diidentifikasi dengan mudah sehingga menjadi ciri-ciri teks tersebut. Ciri-ciri kebahasaan teks cerita prosedur sebagai berikut.
 
1. Menggunakan Kalimat Imperatif
 
Kalimat Imperatif adalah satuan bahasa terkecil, baik lisan maupun tulisan, yang mengungkapkan pikiran secara utuh. Sementara itu, kalimat imperatif adalah kalimat yang berfungsi untuk memerintah orang lain.
 
Kalimat imperatif memiliki ciri-ciri berikut. Secara lisan, kalimat imperatif diakhiri dengan intonasi turun. Secara tulisan, kalimat imperatif sering diakhiri dengan tanda seru! Penggunaan partikel -lah. Penggunaan inversi. Pelaku tindakan kadang-kadang tidak diketahui. Jenis-Jenis Kalimat Imperatif Kalimat imperatif meliputi beberapa jenis kalimat berikut.
  1. Kalimat imperatif intransitif. Kalimat ini dibentuk dari kalimat deklaratif berpredikat verba dasar, frasa adjektival, frasa verbal berprefiks meng- dan ber-, serta frasa preposisional. Contoh: Keluar! Beristirahatlah di rumahku saja! Memasaklah dengan cepat! Ke sinilah!
  2. Kalimat imperatif transitif, kalimat ini menyerupai kalimat deklaratif pasif. Contoh: Carilah adikmu sekarang! Juallah barang-barang tidak berguna itu!
  3. Kalimat imperatif perintah atau suruhan. Dalam kalimat imperatif tipe ini, pembicara memerintah atau menyuruh lawan bicara melakukan sesuatu. Contoh: Ambil buku ini, lalu letakkan di atas meja!
  4. Kalimat imperatif perintah halus.Dalam kalimat Kalimat imperatif perintah halus. Dalam kalimat imperatif ini, pembicara memberi perintah secara halus kepada lawan bicara. Contoh: Tolong sampaikan salamku kepadanya.
  5. Kalimat imperatif permohonan. Pembicara meminta lawan bicara melakukan sesuatu sesuai permohonan pembicara. Contoh: Kumohon jangan kau sakiti dia!
  6. Kalimat imperatif ajakan dan harapan. Pembicara mengajak atau berharap lawan bicara melakukan sesuatu. Contoh: Ikutlah denganku menghadiri acara amal itu!
  7. Kalimat imperatif larangan atau perintah negatif. Pembicara menyuruh dengan melarang lawan bicara melakukan sesuatu. Contoh: Dilarang merokok di ruangan ini!
  8. Kalimat imperatif pembiaran. Pembicara menyuruh lawan bicara untuk tidak melarangnya melakukan sesuatu. Contoh: Berikan saya kesempatan untuk merokok di ruangan ini!
2. Menggunakan Verba Aksi
 
Verba aksi adalah verba yang menyatakan perbuatan. Perbuatan dalam verba menjelaskan sesuatu yang dilakukan oleh subjek. Perhatikan beberapa contoh verba aksi berikut. bermain makan minum membaca belajar
 
Ciri-Ciri Verba Aksi Verba aksi memiliki beberapa ciri berikut.
  1. Menjelaskan sesuatu yang dilakukan subjek. Verba aksi dengan ciri ini menduduki posisi predikat dalam kalimat. Perhatikan contoh berikut! Saverius bermain bola di lapangan. Kalimat tersebut terdiri atas beberapa konstituen atau unsur. Unsur Saverius sebagai subjek, bermain sebagai predikat, bola sebagai objek, dan di lapangan sebagai keterangan. Predikat kalimat tersebut berkategori verba aksi. Verba bermain menjelaskan sesuatu yang dilakukan subjek kalimat. Kalimat tersebut dapat menjadi jawaban atas pertanyaan Apa yang dilakukan Saverius?
  2. Dapat digunakan dalam bentuk imperatif. Selain digunakan dalam kalimat deklaratif, verba aksi dapat pula digunakan dalam kalimat imperatif. Jenis kalimat imperatif mengandung verba aksi adalah kalimat perintah. Perhatikan contoh berikut. Baca buku ini! Kalimat tersebut merupakan kalimat imperatif perintah. Dalam kalimat tersebut, pembicara memerintahkan pendengar untuk melakukan sesuatu, yaitu membaca buku yang ditunjuk pembicara. Kata baca dalam kelimat tersebut berkategori verba aksi.
3. Menggunakan Konjungsi
 
Konjungsi adalah kata yang digunakan menghubungkan satu unsur dengan unsur lain. Konjungsu disebut juga kata penghubung. Konjungsi sering digunakan dalam teks cerita prosedur. konjungsi yang sering digunakan dalam teks cerita prosedur adalah pertama, kedua, ketiga, keempat, dan terakhir. Dalam teks cerita prosedur, konjungsi tersebut digunakan untuk menghubungkan satu langkah dengan langkah lain. Dalam tataran kata, konjungsi termasuk kategori kata tugas. Sebagai bagian kata tugas, konjungsi merupakan kata nonreferensial. Dengan kata lain, konjungsi tidak mengacu pada benda tertentu diluar bahasa.
 
Konjungsi memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan jenis kata lain.
1) Konjungsi tidak memiliki referen. Konjungsi seperti dan, atau, jika, dan sehingga tidak memiliki referen. kondisi tersebut disebabkan konjungsi memiliki fungsi berbeda dari jenis kata lain.
2) Konjungsi digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam kontruksi kebahasaan.
 
Bagian-bagian yang dihubungkan dapat berupa kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa denga klausa, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf.
 
Perhatikan contoh berikut.
  • Asmar dan Asmir tidak masuk sekolah hari ini.
  • Baik para guru maupun para siswa sekolah pulang lebih awal hari ini.
  • Warga harus bersikap disiplin dalam membuang sampah sehingga lingkungan menjadi bersih.
  • Soekarno pernah mengatakan bahwa bangsa besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Oleh karena itu, generasi muda harus bisa menghargai sejarah Indonesia.
Dalam kalimat a) Konjunsi dan menghubungkan kata Asmar dan Asmir. Konjungsi dan termasuk bagian konjungsi koordinatif. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang berkedudukan sama. Kalimat a) merupakan turunan dari kalimat Asmartidak masuk sekolah hari ini dan Asmir tidak masuk sekolah hari ini. Berdasarkan prinsip pelepasan, bagian sama dalam dua klausa tersebut dihilangkan sehingga menghasilkan kalimat a). Konjungsi koordinatif lain adalah atau, serta, tetapi, dan sedangkan.
 
Dalam kalimat b) Konjungsi baik... maupun... menghubungkan frasa dengan frasa. Konjungsi tersebut termasuk bagian konjungsi korelatif. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan bagian berstatus sama. Berbeda dengan konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif terdiri atas dua pasang kata. Contoh lain konjungsi korelatif adalah tidak hanya... tetapi juga... bukan hanya... melainkan juga... demikian... sehingga... sedemikian... rupa... sehingga.... entah... dan jangankan ...pun... Dalam kalimat c) konjungsi sehingga menghubungkan klausa dengan klausa.
 
Dalam kalimat tersebut terdapat dua klausa. Klausa pertama adalah warga harus bersikap disiplin dalam membuang sampah. Klausa kedua adalah sehingga lingkungan menjadi bersih. Konjungsi sehingga termasuk bagian konjungsi subordinatif. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak berkedudukan sama. Satu klausa berkedudukan sebagai induk kalimat. Klausa lain berkedudukan sebagai anak kalimat. Induk kalimat merupakan kalimat yang dapat berdiri sendiri. Sementara itu, anak kalimat adalah kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga harus bergabung dengan induk kalimat. Konjungsi Subordinatif memiliki jumlah anggota lebih banyak daripada konjungsi lain. Konjungsi subordinatif dapat dibagi sebagai berikut.
  1. Konjungsi subordinatif waktu Contoh: Sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, dan sampai.
  2. Konjungsi subordinatif syarat Contoh: jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, dan manakala. /li>
  3. Konjungsi subordinatif pengandaian Contoh: andaikan, seandainya, umpamanya, dan sekiranya.
  4. Konjungsi subordinatif tujuan Contoh: agar, supay dan biar.
  5. Konjungsi subordinatif konsesif Contoh: biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, sungguhpun, dan kendatipun.
  6. Konjungsi subordinatif pembandingan. Contoh: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, dan alih-alih.
  7. Konjungsi subordinatif sebab Contoh: sebab, karena, oleh karena, dan oleh sebab.
  8. Konjungsi subordinatif hasil Contoh: Sehingga, sampai-sampai, dan makanya
  9. Konjungsi subordinatif alat Contoh: dengan dan tanpa
  10. Konjungsi subordinatif cara Contoh: dengan dan tanpa
  11. Konjungsi subordinatif komplementasi Contoh: yang
  12. Konjungsi subordinatif atributif Contoh: yang
  13. Konjungsi subordinatif perbandingan Contoh: sama... dengan... dan lebih... daripada...
Contoh d) berbeda dengan contoh-contoh lainnya. Contoh d) terdiri atas dua kalimat . Kalimat pertama adalah Soekarno pernah mengatakan bahwa bangsa besaradalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Kalimat kedua adalah oleh karena itu, generasi muda harus bisa menghargai sejarah Indonesia. Dua kalimat tersebut dihubungkan dengan konjungsi oleh karena itu. Konjungsi oleh karena itu termasuk bagian konjungsi antarkalimat. Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat. Konjungsi antarkalimat terletak di awal kalimat. Konjugsi tersebut diakhiri dengan tanda koma untuk memisahkannya dengan kalimat yang menyertai.
 
Konjungsi antarkalimat terdiri atas beberapa bagian berikut.
  1. Konjungsi antarkalimat pertentangan Contoh: Akan tetapi, namun, biarpun demikian, sekalipun demikian, walaupun demikian, meskipun demikian, dan sungguhpun demikian.
  2. Konjungsi antarkalimat waktu Contoh: kemudian, sesudah itu, setelah itu, sebelum itu, dan selanjutnya.
  3. Konjungsi antarkalimat penambahan Contoh: tambahan pula, lagi pula, dan selain itu.
  4. Konjungsi antarkalimat pembalikan Contoh: sebaliknya
  5. Konjungsi antarkalimat keadaan Contoh: sesungguhnya dan sebenarnya.
  6. Konjungsi antarkalimat penguatan Contoh: malahan dan bahkan.
  7. Konjungsi antarkalimat keekslusifan dan keinklusifan Contoh: kecuali itu
  8. Konjungsi antarkalimat konsekuensi.Contoh: dengan demikian
  9. Konjungsi antarkalimat akibat. Contoh: Oleh karena itu dan oleh sebab itu.
Selain konjungsi koordinatif, korelatif, subordinatif, dan antarkalimat, ada pula kategori konjungsi lain, yaitu konjungsi antarparagraf. Konjungsi antarparagraf adalah konjungsi yang menghubungkan paragraf dengan paragraf.
 
Contoh Paragraf:
 
Kreativitas anak harus dikembangkan sejak dini. Kreativitas tersebut akan berguna bagi anak pada masa akan datang. Dengan kreativitas, seseorang dapat menghasilkan banyak uang. Kreativitas juga dapat mengakibatkan seseorang menjadi populer. Di samping itu, kreativitas juga berfungsi untuk memajukan peradaban suatu masyarakat. Jika para anggotanya memiliki daya kreasi tinggi, masyarakat tersebut akan memiliki tingkat peradaban di atas masyarakat lain.
 
Dalam contoh tersebut terdapat konjungsi antarparagraf di samping itu. Konjungsi tersebut menghubungkan paragraf pertama dan paragraf kedua.
 
4. Menggunakan Keterangan
 
Keterangan adalah fungsi kalimat yang mudah berpindah posisi. Keterangan berfungsi memberi informasi tambahan dalam suatu kalimat. Dalam teks tertentu, keberadaan keterangan kalimat sangat penting, misalnya teks undangan.
 
Keterangan memiliki beberapa ciri berikut.
  1. Keterangan bukan unsur utama kalimat.
  2. Keterangan dapat terletak di bagian awal, tengah,dan akhir kalimat, kecuali antara predikat dan objek.
Contoh:
  1. Kemarin kami membersihkan balai desa.
  2. Kami kemarin membersihkan balai desa Kami membersihkan balai desa kemarin
  3. "Kami membersihkan kemarin balai desa". 

K. Contoh Teks Prosedur

Teks Prosedur : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis, Struktur, Penyusunan, dan Simpulan Isi (Revisi)

Membuat Pizza

Tujuan:

Pizza merupakan santapan khas Itali yang sangat terkenal di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Semacam yang kamu ketahui, penciptaan pizza dilaksanakan dengan metode meletakan bahan- bahan diatas roti bundar pipih lalu dipanggang di dalam oven hingga matang. Nah, pertanyaannya andai kalian tidak memiliki oven, bisa saja kamu membuat pizza tanpa oven sendiri dirumah? Tetapi tetap dengan rasa yang diciptakan di restoran-restoran. Silahkan perhatikan langkah-langkahnya dibawah ini serta bahan apa saja yang digunakan.

Bahan-Bahan :

  • 1/ 2 kilogram Tepung terigu protein sedang.
  • 5 gr fermipan.
  • 3 sdm minyak sayur.
  • 1/ 2 sdt garam.
  • 2 sdm gula pasir.
  • 250 ml Air
  • Keju Mozarela.
  • Saus Tomat.
  • Bawang bombay iris halus.
  • Toping kesayangan kalian, bisa bakso, sosis, ayam suwir, ikan tuna, daging asap, dll

Langkah-Langkah:

  1. Gabungkan tepung terigu, fermipan, gula pasir, garam serta minyak sayur sampai tercampur.
  2. Tambahkan air tidak banyak, sedikit demi sedikit dibarengi uleni atau diaduk hingga menyusun adonan.
  3. Istirahatkan adonan di dalam wadah yang di blok kain biar adonan elastis.
  4. Tumis bawang bombay hingga harum, tambahkan topping pilihan kamu ke dalam tumisan.
  5. Tuang saus tomat serta saus cabai sesuai selera.
  6. Gilas ataupun giling adonan yang telah diistirahatkan seperlunya dengan ketebalan sesuai selera. Buat lebih tipis bilamana kalian sang pecinta santapan renyah. Dan masak tunggu hingga matang, sehingga siap disajikan.