IPS Sejarah | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan kumpulan contoh soal sejarah peminatan kelas sebelas dilengkapi kunci jawaban dan pembahasan. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang contoh soal sejarah peminatan kelas sebelas dilengkapi kunci jawaban dan pembahasan. Adapun contoh soalnya adalah sebagai berikut!

A. Paham-Paham Besar Dunia dan Gerakan Nasionalisme Asia dan Afrikan
A. Komunisme
B. Liberalisme
C. Nasionalisme
D. Pan-Islamisme
Pembahasan:
Paham nasionalisme berkembang dan menyebar dari Eropa keseluruh dunia pada abad 19 dan 20. Pada intinya nasionalisme menitikberatkan kecintaan pada bangsa dan negara. Menurut Otto Bouer, nasionalisme muncul karena adanya persamaan sikap dan tingkah laku dalam memperjuangkan nasib yang sama, sedangkan Hans Kohn berpendapat bahwa nasionalisme adalah suatu paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu kepada negara dan bangsa
A. Heterogen/ Multikulturalisme
B. Memiliki geografis kepulauan
C. Merupakan warisan nenek moyang
D. Terbiasa dengan pemerintahan kolonial
Pembahasan:
Prinsip-prinsip nasionalisme juga dianut oleh kaum pergerakan nasional Indonesia setelah disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang heterogen. Berdasarkan pertimbangan heterogenitas itu, Indische Partiij (1992), mengembangkan paham nasionalisme Hindia. Pengembangan paham itu bertujuan mempersatukan penduduk bumiputera, Arab, Cina, dan keturunan Belanda
A. Buruh
B. Kebebasan
C. Pemerintahan
D. Rakyat
Pembahasan:
Demokrasi berasal dari kata demos yang artinya rakyat, dan kratos yang berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan “dari rakyat untuk rakyat”. Prinsip-prinsip yang mendasari ide demokrasi adalah konstitusionalisme, kedaulatan rakyat, aparat yang bertanggungjawab, jaminan kewajiban sipil, pemerintah berdasarkan undang-undang, dan asas mayoritas. Demokrasi bukan ideologi politik yang digunakan demi kepentingan sekelompok kecil masyarakat (seperti dalam ide liberalisme klasik) atau untuk kepentingan partai (seperti dalam ideologi komunisme), melainkan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat, yang diatur secara tertib oleh pemerintah yang terbentuk atas suara mayoritas
A. Dominasi Gereja
B. Kebebasan untuk menjajah
C. Kecintaan terhadap ilmu
D. Ketergantungan Industri
Pembahasan:
Liberalisme telah dimulai sejak era Renaissance, yang memperjuangkan kebebasan manusia dari dominasi gereja atau agama, politik dan ekonomi. Kebebasan dalam bidang politik melahirkan konsep tentang negara yang demokratis
A. J. J Rousseau
B. John Lock
C. Karl Marx
D. Montesquieu
Pembahasan:
Sosialisme muncul sebagai reaksi atas liberalisme abad ke-19. Pendukung liberalisme adalah kelas menengah (middle class), yang oleh Karl Marx disebut kaum “borjuis”. Kelas menengah ini adalah memiliki industri, perdagangan dan memiliki pengaruh dalam masyarakat dan pemerintah. Ketertindasan kaum buruh oleh para pemilik modal (kapital) menimbulkan reaksi golongan kelas menengah, yang sampai sekarang dikenal dengan istilah gerakan sosialisme
A. Al- Afghani
B. Hamas
C. Ikhwanul Muslimin
D. PLO
Pembahasan:
Gagasan pan-Islamisme juga muncul di Mesir melalui organisasi Ikhwanul Muslimin yang dibentuk oleh Hasan al Banna (1906-1949). Gagasan ini lewat Ikhwanul Muslim meluas hingga ke Suriah, Yordania, Palestina, dan negara-negara TimurTengah lainnya. Di Mesir sendiri, gagasan ini ditentang keras ketika Presiden Gamal Abdel Nasser mengembangkan pan Arabisme dan kemudian sosialisme Arab
A. Dinasti Manchu bukan keturunan bangsa Cina
B. Kalahnya Cina dalam Perang Candu
C. Keingian rakyat untuk berdiaspora ke luar
D. Keinginan untuk mendapatkan wilayah koloni
Pembahasan:
Kebangkitan nasionalisme Cina dilatarbelakangi oleh dua hal, yaitu penguasa Manchu yang dianggap sebagai dinasti asing karena bukan keturunan bangsa Cina dan ekspansi bangsa-bangsa barat ke Cina. Dari sebab internal penguasan Manchu yang dianggap dinasti asing nantinya menjadi sebab terjadinya revolusi nasional Cina (Wuchang day).
A. Swastika
B. Hartal
C. Satyagraha
D. Swadesi
Pembahasan:
Mahatma Gandhi terkenal dengan aksi-aksi penentangan terhadap Inggris tanpa menggunakan kekerasan, yaitu: (a) Satyagraha (cinta tanah air), yakni seruan untuk tidak melakukan kerja sama dengan pemerintah Inggris, atau noncooperation; (b) Ahimsa (tidak membunuh), yakni seruan untuk tidak melakukan perlawanan tanpa kekerasan atau menggunakan senjata; musuh dikalahkan dengan kekuatan batin; (c) Hartal (pemogokan), yakni seruan untuk melakukan aksi mogok sebagai bentuk protes; (d) Swadesi (menggunakan produk sendiri), yakni seruan untuk memakai produk sendiri dan menentang barang tekstil dari Inggris. (e) Purna Swaraj , yaitu gerakan yang bertujuan supaya bangsa India dapat membentuk pemerintahan sendiri atas dasar kebudayaan sendiri
A. Inggris
B. Italia
C. Jerman
D. Mesir
Pembahasan:
Munculnya Partai Wafd tahun 1919 di bawah pimpinan Saad Zaghul Pasha, menandakan bahwa semangat nasionalisme di Mesir masih tetap berkobar. Pada November 1918 di bawah pimpinan Saad Saglul, kaum nasionalis menuntut agar Mesir diberikan kemerdekaan penuh. Dua kali Zaglul Pasha ditangkap dan diasingkan oleh Inggris; pertama ke Malta dan yang kedua ke Gibraltar. Atas gerakan yang kontiyu, akhirnya Inggris tidak mampu lagi menghadapi pemberontakan rakyat Mesir, sehingga terpaksa mengeluarkan unilateral declaration pada 28 Februari 1922 yang isinya sebagai berikut: (a) Inggris mengakui kedaulatan Mesir; (b) Inggris berhak atas terusan Suez, Mesir dijadikan daerah opeasi militer dan dipertahankan dari agresi bangsa asing; (c) status Sudan ditangguhkan. Walaupun belum merdeka penuh pada 15 Maret 1922, Ahmad Fuad menyatakan dirinya sebagai Raja Mesir. Sedangkan golongan nasionalis, menentang unilateral declaration, karena mereka menuntut merdeka penuh. Barulah pada tahun 1936 Mesir menjadi negara yang merdeka penuh
A. Agamawan
B. Bangsawan
C. Intelektual
D. Militer
Pembahasan:
Semangat nasionalisme pun muncul dalam jiwa kaum terpelajar yang menginginkan dibentuk dan dijalankannya pendidikan yang bersifat patriotik. Di antara tokoh yang muncul dan kompeten dalam komunitas kaum terpelajar ini adalah Jose Rizal. Dengan membentuk Liga Filipina atau gerakan bawah tanah, Jose Rizal menyerukan agar seluruh rakyat Filipina menentang penjajah Spanyol. Dalam pergerakannya, berbagai cara dijalaninya bahkan sampai menulis buku yang berjudul Noly Ne Tangere yang berisi kritikan keras terhadap bangsa Spanyol. Buku tersebut dianggap telah menyalahi aturan yang telah ditetapkan dan membuat rakyat Filipina terbakar emosinya untuk memberontak, maka buku tersebut dicabut dari peredaran dan membuat Jose Rizal ditangkap dan diasingkan.
B. Seputar Kemerdekaan Indonesia
A. Ahmad Soebardjo
B. Radjiman Wediodiningrat
C. Sukarni
D. Sutan Syahrir
E. Wikana
Pembahasan:
Berita kekalahan Jepang dalam perang Asia Pasifik tersiar melaui radio Domei pada tanggal 15 Agustus 1945. Golongan Mudan yang mendengar pidato penyerahan kaisar Hirohito dari radio Domei adalah Sutan Syahrir. Oleh karena itu, Sutan Syahrir mendesak kepada Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
A. Dirumuskannya teks proklamasi kemerdekaan Indonesia
B. Menunjuk Wikana dan Darwis untuk menemui pimpinan Jepang di Jawa
C. Proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan pada 16 Agustus
D. Proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan pada 17 Agustus
E. Dibuatnya Undang-Undang awal Republik Indonesia
Pembahasan:
Para pemuda dipimpin oleh Chairul Salaeh mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta (sekarang Fakultas Kesehatan Masyarakat UI) untuk menyikapi kekalahan Jepang atas sekutu. Rapat pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB ini menghasilkan keputusan, antara lain: 1). Mendesak kepada Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan pad 16 Agustus 1945. 2). Menunjuk Wikana dan Darwis untuk menemui Soekarno-Hatta dan menyampaikan keputusan rapat.
A. Daerahnya dapat dipantau dari berbagai penjuru
B. Letaknya terpencil kurang lebih 15 km dari jalan raya Jakarta-Cirebon
C. Masyarakat anti Jepang dan pro Proklamasi
D. Mendapat restu dari pimpinan Jepang di Jawa
E. Terdapat pasukan Peta yang persenjataanya kuat
Pembahasan:
Pertemuan kembali pemuda di Asrama Baperpi, Jalan Cikini 71 Jakarta dan menghasilkan kesepakatan golongan muda untuk membawa Soekarno-Hatta keluar kota yakni ke Rengasdengklok. Tujuannya untuk menjauhkan keduanya dari tekanan dan pengaruh Jepang. Rengasdengklok dipilih karena: 1). Letaknya terpencil kurang lebih 15km dari jalan raya Jakarta-Cirebon. 2). Daerahnya dapat dipantau dari berbagai penjuru. 3). Masyarakat anti Jepang dan pro Proklamasi. 4). Terdapat pasukan Peta yang persenjataanya kuat.
A. Berkolaborasi dengan pihak Jepang terkait Kemerdekaan
B. Melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
C. Melakukan penyusunan teks Proklamasi
D. Melaporkan gerakan bawah tana Golongan Muda
E. Meminta perlindungan tentaran Jepang
Pembahasan:
Setalah Ahmad Soabardjo menjamin bahwasannya proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Makas Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta dan tiba pada pukul 23.00 WIB yang langsung bergegas ke rumah Laksamana Tadashi Maeda untuk menyusun teks Proklamasi Kemerdekaan. Adapun penyusun teks proklamasi adalah Soekarno, Hatta dan Ahmada Soebardjo, sedangkan Sukarni, Sudiro dan B.M Diah hanya menyaksikannya saja dan tokoh-tokoh lain beserta para pemuda berada di serambi mula.
A. Lapangan Ikada
B. Pemerintahan Darurat di India
C. Rengasdengklok
D. Rumah Laksamana Maeda
E. Rumah Muhammad Hatta
Pembahasan:
Soekarno memberitahukan bawha rakyat Jakarta dan sekitarnya telah diserukan untuk berkumpul di Lapangan Ikada (Lapangan Monas) untuk mendengarkan pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, Soekarno mengurunkan niatnya dan kembali mengusulkan opsi bahwasannya pembacaan teks proklamasi akan dilaksanakan di rumahnya yakni di Jalan Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta agar tidak terjadi bentrokan dengan prajurit Jepang. Pada bulan puasa hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945 tepat jam 10.00 WIB, Ir. Soekarno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia didampingi Moh. Hatta dan para pejuang kemerdekaan lainnya.
A. Agresif
B. Kooperatif
C. Pasif
D. Reaktif
E. Aktif
Pembahasan:
Kelompok nasionalis golongan tua mengambil strategi kooperatif terhadap pemerintahan Jepang yaitu bersikap sangat hati-hati dan berpendapat bahwa kemerdekaan harus dilaksanakan sesuai ketentuan perjanjian dengan Jepang. Pembicaraan tentang proklamasi kemerdekaan harus dilakukan dalam wadah PPKI. Golongan tua menyadari kekuatan Jepang di Indonesia masih lengkap dan utuh serta ditugasi oleh Sekutu untuk mempertahankan status quo Indonesia.
A. Mengambil langkah kooperatif dengan Belanda
B. Pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan secepat mungkin
C. Perlawanan terhadap pendudukan Jepang harus Agresif
D. Perlawanan terhadap pendudukan Jepang harus Kooperatif
E. Soekarno dan Hatta adalah tokoh yang pantas mewakili para pejuang
Pembahasan:
Kendati ada berbagai macam perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda terutama terkait waktu pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Namun diantara kedua golongan terdapat kesepakatan yang sama yaitu yang pantas memproklamasikan kemerdekaan Indonesia adalah Soekarno dan Hatta yang mewakili para tokoh pejuang. Soekarno dan Hatta dianggap memiliki wibawa yang besar dimata golongan tua dan muda. Kedua tokoh ini juga memiliki kepiawaian berdiplomasi sehingga dapat menarik simpati perwira-perwira Jepang dalam mendukung kemerdekaan Indonesia.
A. Pemancar radio Antara
B. Pemancar radio buatan pemuda
C. Pemancar radio Domei
D. Pemancar radio hibah dari India
E. Pemancar radio pemberian Belanda
Pembahasan:
Penyebarluasan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya disebarluaskan melalui radio Domei namun pada tanggal 20 Agustus 1945, pemancar radio tersebut disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Para pemuda tidak kehilangan akal, mereka membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, seperti Sukarman, Susiloharjo dan Suhandar. Alat pemancar yang diambil dari kantor berita Domeisebagian dibawa ke rumah Waidan B. Palenewen dan sebagian ke Menteng 31. Di menteng 31 para pemuda berhasil merakit pemancar baru denga kode DJK I.
A. Ketut Pujo
B. Mr. Asaat
C. Muhammad Noor
D. Sam Ratulangi
E. Teuku Muhammad Hasan
Pembahasan:
Di samping melalui siaran radio, surat selebaran, berita proklamasi secara resmi juga dibawaoleh para utusan yang kebetulan menghadiri sidang PPKI dan menyaksikan Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Utusan-utusan itu diantaranya Teuku Muhammad Hasa untuk daerah Sumatera, Sam Ratulangi daerah Sulawesi, Ketut Pujo untuk daerah Nusa Tenggara dan Muhammad Noor untuk daerah Kalimantan.
A. Jawa Barat
B. Kalimantan
C. Sulawesi Utara
D. Sumatera
E. Sunda Kecil
Pembahasan:
Sidang PPKI II (19 Agustus 1945) berhasil menghasilkan dua keputusan sebagai berikut:
- Menetapkan 12 kementrian dalam lingkungan pemerintahan yaitu kementrian Dalam Negeri, kementrian Luar Negeri, Kehakiman, Keuangan, Kemakmuran, Kesehatan, Pengajaran, Sosial, Pertahanan, Penerangan, Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
- Membagi daerah Indonesia dalam delapan provinsi, yaitu Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi Selatan dan Kalimantan.
C. Perlawanan Indonesia Terhadap Pendudukan Jepang
A. Akan dijadikan sebagai pusat pemerintahan sipil
B. Ingin membebaskan Indonesia dari kolonialisme tanpa syarat
C. Memiliki potensi sumber daya alam dan tenaga kerja
D. Merupakan wilayah Jepang pada masa dulu
E. Sebagai batu loncatan untuk menguasai Australia
Pembahasan:
Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bersama dua negara fasis lainnya, Jerman dan Italia, telah membuat Jepang memerlukan dana yang cukup besar karena harus melawan kekuatan Sekutu yang didukung oleh negara-negara kuat seperti Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Prancis. Dalam perhitungan Jepang, dengan dikuasainya Indonesia mereka yakin bahwa rakyat Indonesia akan mendukung Jepang. Jepang tahu Indonesia mempunyai sumber daya alam yang melimpah dan masyarakat yang bisa dijadikan sebagai tenaga kerja.
A. Amerika Serikat
B. Belanda
C. Inggris
D. Kanada
E. Perancis
Pembahasan:
Untuk memenangkan peperangan di Asia, Jepang menggalang kekuasaannya di Asia melalui pembagian wilayah. Jepang membagi kawasan Asia menjadi beberapa sasaran. Kawasan Asia Tenggara, Jepang membaginya menjadi dua sasaran, yaitu: (1) Wilayah A terdiri dari beberapa koloni Inggris, Belanda dan Amerika Serikat yang meliputi Malaya, Kalimantan Utara, Filipina dan Indonesia. (2) Wilayah B, yang terdiri dari koloni Prancis: Vietnam, Laos, dan Kamboja.
A. Amaterasu Omikami
B. Fretoria
C. Hako I Chiu
D. San Min Chu
E. Uber Alles
Pembahasan:
Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II dilandasi oleh ambisi membangun suatu wilayah kekuasaan di Asia. Bangsa Jepang meyakini bahwa dunia ini adalah satu keluarga dan mereka adalah bangsa yang terbaik sehingga harus dipersatukan di bawah kekuasannya. Konsep seperti ini dikenal dengan istilah Hako I Chiu. Untuk mencapai tujuan tersebut, Jepang terlebih dahulu harus menghancurkan kekuatan yang telah ada di wilayah Asia, termasuk Belanda yang berkuasa di Indonesia.
A. Ahmad Soebarjo
B. Hideki Tojo
C. Jendral Nishimura
D. Moh, Yamin
E. Mr. Syamsudin
Pembahasan:
Untuk menarik simpati rakyat Indonesia, Jepang membentuk perhimpunan Gerakan Tiga A yang didirikan pada 29 Agustus 1942. Propaganda Gerakan Tiga A ini dipimpin oleh Mr. Syamsudin dengan semboyan Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon Pemimpin Asia. Pada awalnya propaganda Jepang banyak mempengaruhi pola pikir bangsa Indonesia yang masih menaruh dendam terhadap Belanda sehingga kedatangan Jepang disambut dengan baik.
A. Gerakan Tiga A
B. Jawa Hokokai
C. Keibodan
D. Peta
E. Romusha
Pembahasan:
Pembentukan romusha ini dilatarbelakangi oleh besarnya kebutuhan Jepang akan tenaga kerja untuk membangun pertahanannya, seperti gua, gudang bawah tanah, lapangan udara darurat. Tenaga romusha ini diperoleh dari desa di pulau Jawa yang padat penduduk. Pada awalnya pengerahan tenaga kerja ini bersifat sukarela, namun dalam pelaksanaannya, pengerahan tenaga kerja ini dilaksanakan secara paksa. Kehidupan para romusha sangat sulit, mereka kelaparan, kesehatan mereka tidak dijamin, sehingga banyak romusha yang meninggal. Hal-hal di ataslah yang kemudian membuat rakyat takut dijadikan romusha. Namun, untuk menghilangkan rasa takut tersebut, tahun 1943 Jepang menggelar propaganda baru yaitu dikatakan sebagai prajurit ekonomi atau pahlawan pekerja. Propaganda baru Jepang ini menarik kembali rakyat untuk menjadi Romusha. Akan tetapi kenyataannya tetap saja seperti keadaan yang sebelumnya. Para romusha ini mendapatkan siksaan yang pedih. Mereka bukan saja dikirim ke luar Jawa, tetapi juga ke luar negeri seperti Burma, Thailand, Filipina, Malaya, dan Serawah.
A. Antek-antek Belanda
B. Gerakan Angkat Senjata
C. Gerakan Bawah Tanah
D. Kooperatif
E. Non-Kooperatif
Pembahasan:
Sejumlah tokoh nasionalis Indonesia banyak yang menggunakan kesempatan pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Banyak di antara mereka yang menduduki jabatan-jabatan penting dalam lembaga-lembaga yang dibentuk Jepang. Misalnya, Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur menduduki pimpinan Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Mereka dikenal dengan sebutan “Empat Serangkai”. Putera merupakan sebuah organisasi yang dibentuk Jepang Pada Maret 1943, bertujuan menggerakan rakyat Indonesia untuk mendukung peperangan Jepang menghadapi Sekutu. Melalui Putera, para pemimpin Indonesia dapat berhubungan dengan rakyat secara langsung, baik melalui rapat-rapat maupun media massa milik Jepang. Tokoh-tokoh Putera memanfaatkan organisasi organisasi itu untuk menggembleng mental dan membangkitkan semangat nasionalisme serta menumbuhkan rasa percaya diri serta harga diri sebagai bangsa. Mereka selalu menekankan pentingnya persatuan, pentingnya memupuk terusmenerus semangat cinta tanah air, dan harus lebih memperhebat semangat antiimperialisme- kolonialisme. Organisasi Putera mendapat sambutan yang hangat dari seluruh rakyat. Namun, karena Putera nyatanya bermanfaat bagi bangsa Indoensia, pemerintah Jepang akhirnya membubarkannya pada April 1944.
A. Adam Malik
B. Ahmad Subarjo
C. Soekarno
D. Sukarni
E. Sutan Syahrir
Pembahasan:
Ahmad Subarjo pada masa pendudukan Jepang menjabat sebagai Kepala Biro Riset Kaigun Bukanfu (Kantor Penghubung Angkatan Laut) di Jakarta. Ahmad Subarjo berusaha menghimpun tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang bekerja dalam Angkatan Laut Jepang. Atas dorongan dari kelompok Ahmad Subarjo, Angkatan Laut berhasil mendirikan asrama pemuda yang bernama “Asrama Indonesia Merdeka”. Di asrama Indonesia Merdeka inilah para pemimpin bangsa Indonesia memberikan pelajaran-pelajaran guna menanamkan semangat nasionalisme kepada para pemuda Indonesia.
A. Cut Nyak Dien
B. Keumal Hayati
C. Tengku Abdul Djalil
D. Tengku Umar
E. Teuku Nyak Arif
Pembahasan:
Perlawanan di Aceh ini dipimpin oleh Tengku Abdul Djalil, seorang ulama pemuda. Pada 10 November 1942, tentara Jepang menyerang Cot Plieng pada saat rakyat sedang melaksanakan shalat subuh. Penyerangan pagi buta ini akhirnya dapat digagalkan oleh rakyat dengan menggunakan senjata kelewang, pedang, dan rencong. Begitupun dengan dengan serangan kedua, tentara Jepang berhasil dipukul mundur. Namun pada serangan yang ketiga, pasukan Teungku Abdul Jalil dapat dikalahkan Jepang. Peperangan ini telah merenggut 90 tentara Jepang dan sekitar 3.000 masyarakat Cot Plieng.
A. Jawa Hokokai
B. Keibodan
C. Peta
D. Putera
E. Seinendan
Pembahasan:
Seinendan dibentuk pada 9 Maret 1943. Anggota terdiri atas para pemuda yang berumur 14 sampai 22 tahun. Mereka dididik secara militer agar nantinya dapat mempertahankan tanah air mereka dengan kekuatan sendiri; meski tujuan yang sebenarnya adalah mempersiapkan para pemuda Indonesia untuk membantu tentara Jepang dalam menghadapi Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya (Perang Pasifik).
A. Islam membantu proses kedatangan bangsa Jepang
B. Para pemimpinya pro terhadap pendudukan Jepang
C. Pemerintahan Jepang memiliki kedekatan historis dengan golongan tersebut
D. Secara Teologis Islam hamper sama dengan Shintoisme
E. Sikap golongan Islam yang sangat anti- Barat
Pembahasan:
Pada masa Jepang, semua organisasi kebangsaan yang telah berdiri sejak zaman Hindia Belanda dibubarkan dan dilarang. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Bala Tentara Jepang No. 2 tanggal 8 Maret 1942 yang berisi bahwa bangsa Indonesia dilarang berserikat dan berkumpul. Semua organisasi pergerakan nasional dibubarkan, kecuali golongan Islam yang mendapatkan perlakuan lain karena sikapnya yang anti Barat. Sampai November 1943, Jepang memperkenankan berdirinya Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang dibentuk pada zaman Hindia Belanda. Namun, setelah MIAI mengalami perkembangan pesat, para tokohnya mulai diawasi secara ketat. Akhirnya MIAI dibubarkan dan diganti oleh Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Walapun secara tegas Jepang memberlakukan undang-undang larangan berserikat dan berkumpul, para tokoh pergerakan nasional tetap berusaha membela dan memperbaiki nasib rakyat Indonesia. Mereka tetap memperjuangkan Indonesia merdeka. Mereka dalam perjuangannya harus ekstra berhati-hati karena Jepang tidak segan membunuh siapa saja yang menentangnya.