Bahasa Indonesia | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan perangkat pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 1 lembar bahasa Indonesia kelas IX sub materi pokok pembelajaran menyimpulkan unsur-unsur teks cerita pendek. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu Bapak dan Ibu Guru dalam mencari referensi tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 1 lembar bahasa Indonesia kelas IX sub materi pokok pembelajaran menyimpulkan unsur-unsur teks cerita pendek.

A. Unsur Intrinsik Cerpen
Pada hakikatnya cerpen adalah prosa fiksi, sehingga memiliki banyak kesamaan dari segi unsur intrinsiknya. Hanya saja, ada beberapa ciri intrinsik khas yang terdapat pada cerpen. Berikut ini adalah penjelasan lengkap dari unsur-unsur intrinsik cerpen:
1. Tema
Tema merupakan gagasan utama yang menjalin struktur cerita, persoalan, peristiwa-peristiwa yang dibawakan pada suatu cerpen. Misalnya tema cerpen dapat bertema: cinta, kedengkian manusia, filosofis, cerminan sejarah, maupun tema sosial yang menjamah persoalan-persoalan kemanusiaan.
Menurut Nurhayati (2019: 123) berdasarkan pengolahan tema, cerpen dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Cerpen sempurna (well-made short story), yaitu cerpen yang fokus pada satu tema dengan plot yang jelas dan penyelesaian atau ending yang mudah dipahami. Misalnya tema agama yang benar-benar hanya membicarakan agama tanpa bumbu-bumbu tema lain.
Cerpen tak utuh (slice of life short story), merupakan cerpen yang tidak fokus pada satu tema dan dapat memancar pada tema lain. Contohnya adalah tema sosial yang masih bernuansa dan berbumbu kasih sayang.
2. Amanat
Amanat adalah pesan positif yang dihasilkan dari prosa fiksi. Amanat dalam cerpen yang bak tidak akan disampaikan secara langsung, namun diperlihatkan dan digambarkan melalui berbagai peristiwa dan watak tokoh yang ada. Misalnya, terdapat tokoh baik yang patut untuk dicontoh dan sebaliknya ada pula tokoh dengan watak negatif yang dapat dicatat kesalahannya agar tidak diikuti.
3. Penokohan
Tokoh adalah pelaku-pelaku yang terlibat dalam cerita dan peristiwa dari suatu cerpen. Tokoh adalah karakter yang menjadi pembawa pesan hingga amanat yang ingin disampaikan oleh penulis. Tokoh dapat memiliki berbagai sifat dan karakter berbeda tergantung dari kebutuhan cerita dan peristiwa yang ada dalam cerpen.
Sementara itu, penokohan adalah cara penulis untuk mengklasifikasikan jenis karakter atau sifat seorang tokoh yang ingin dibangun. Beberapa penokohan yang dapat dibangun dalam suatu cerpen adalah: tokoh antagonis, protagonist, dsb. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing penokohan:
Protagonis, Tokoh utama yang mendukung cerita. Meskipun disebut tokoh utama, terkadang tokoh protagonis juga terbagi menjadi beberapa figur, bukan hanya satu orang.
Antagonis, Merupakan tokoh yang memiliki konflik dengan tokoh protagonist. Tokoh ini identik dengan karakter jahat, namun sebetulnya belum tentu, intinya tokoh ini akan memiliki watak, pemikiran atau ideology yang terbalik dari tokoh protagonist.
Bisa jadi protagonis dalam karya prosa justru berwatak jahat atau netral. Tritagonis, yaitu tokoh pembantu, penengah, atau penyangga, baik untuk protagonis, antagonis, maupun cerita secara keseluruhan.
Pengenalan tokoh dapat dilakukan dengan beberapa teknik. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai berbagai teknik pengenalan tokoh dalam cerpen:
Teknik analitik, yaitu pengenalan tokoh langsung oleh penulis yang berperan sebagai narator. teknik yang biasa dihindari dalam karya sastra serius namun justru selalu digunakan oleh sastra populer.
Teknik dramatik, yaitu pengenalan tokoh secara tidak langsung melalui pemikiran tokohnya, lingkungan, peristiwa atau bagaimana hubungan dan interaksi tokoh ini dengan tokoh lain di dalam cerita. Teknik ini adalah teknik yang biasa digunakan oleh sastra serius untuk menanamkan karakter secara tidak langsung dan membuat pembaca dapat menilai karakter atau watak tokoh berdasarkan interpretasinya sendiri.
4. Latar (Setting)
Latar adalah tempat, waktu hubungan waktu, lingkungan dan keadaan budaya dan sosial dari tempat tertentu yang melatarbelakangi terjadinya kisah dan cerita. Kapan cerita dalam cerpen terjadi? Misalnya di masa sekarang atau justru di masa sejarah bahkan pra-sejarah.
Kapan suatu peristiwa terjadi? Apakah di pagi hari, atau siang hari? Bagaimana keterhubungan waktunya dengan masa kini. Latar dapat bersifat faktual atau imajiner. Artinya bisa jadi latar mengambil kota atau desa yang benar-benar ada di dunia, atau justru sebaliknya.
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bagaimana penggunaan bahasa yang digunakan dalam suatu cerpen. Apakah bahasa yang digunakan kasual atau justru banyak menggunakan ungkapan estetis seperti majas, dsb. Bagaimana diksi, yang merupakan pemilihan kata yang tepat atau serasi diguanakan dalam suatu cerpen.
Gaya bahasa juga dapat direka sedemikian rupa untuk menghasilkan suasana yang dibutuhkan dalam suatu cerpen. Misalnya, gaya bahasa dramatis dapat meningkatkan imaji atau suasana yang dibutuhkan untuk peristiwa memilukan.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah dari perspektif atau kacamat siapa penulis menyampaikan cerita. Terdapat beberapa sudut pandang yang digunakan. Sudut pandang pertama menyampaikan cerita seakan penulis adalah tokoh dan menggunakan kata ganti “Aku. Sementara sudut pandang ketiga menggunakan kacamata orang yang melihat atau menyaksikan dan menggunakan kata ganti “Dia”, “Mereka”, dsb.
7. Plot (alur)
Plot, alur atau struktur adalah bagian-bagian yang membentuk suatu cerita dan kisah dari suatu cerpen, novel atau prosa fiksi lainnya. Misalnya, plot memiliki pengenalan tema dan tokoh, awal mula konflik, puncak konflik hingga bagaimana penyelesaiannya. Plot atau alur yang biasa terdapat dalam cerita prosa adalah sebagai berikut ini:
Abstraksi, Gambaran umum secara keseluruhan mengenai berbagai situasi, peristiwa dan berbagai unsur lain dalam cerita disampaikan disini. Biasanya plot ini opsional dan jarang digunakan pada cerpen.
Orientasi (Pengenalan), dimana cerpen dimulai dengan perkenalan tokoh (biasanya tokoh utama) penjelasan latar dan mendetailkan tema secara keseluruhan cerpen.
Komplikasi, adalah awal mula munculnya konflik yang biasanya terjadi antara tokoh protagonis dan antagonis. Bagian ini menyebabkan bagaimana sebab-akibat terjadinya konflik dari antagonis dan protagonist. Pencapaian Konflik, merupakan bagian dimana konflik semakin berkembang dan hampir menuju puncaknya (klimaks).
Puncak Konflik (Klimaks), dimana konflik telah mencapai puncaknya, ketika pertentangan antar protagonis dan antagonis dalam kondisi paling mendebarkan dan mencapai batasnya.
Evaluasi, adalah bagian dimana konflik mulai mendapatkan pencerahan untuk menuju ke proses penyelesaian Resolusi (Penyelesaian), merupakan penyelesaian dari konflik yang terjadi dalam suatu cerita.
Koda, adalah bagian penutup atau akhir dari keseluruhan cerita yang disajikan dalam sebuah prosa fiksi / cerpen. Koda dapat berisi kesimpulan berupa amanat dari cerpen, meskipun biasanya sastra serius menghindari ini karena ingin pembacanya yang menyimpulkan amanat atau pesan dari cerpen sendiri. Terkadang koda juga dapat memuat berbagai kemungkinan-kemungkinan baru untuk celah lanjutan kisah.
Terkadang alur yang tersedia dapat disederhanakan menjadi empat saja, yaitu: orientasi, komplikasi, klimaks dan penyelesaian (resolusi). Karena, kenyataannya dalam cerpen kebanyakan penulis hanya menggunakan keempat alur itu saja dengan pengaluran struktur yang variatif.
Nurhayati (2019: 125) berpendapat bahwa secara kualitatif alur cerita terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
- Alur erat, yaitu alur yang memiliki hubungan erat dan padu, sehingga tidak memiliki bagian cerita yang diambil sebagian saja. Alur ini saling terikat antar satu peristiwa dengan peristiwa yang lain.
- Alur longgar, yaitu alur yang memiliki bagian cerita yang telah diuraikan sebelumnya, disebut longgar karena adanya degresi atau masukan peristiwa lain ke dalam cerita tersebut. Pengaluran
Sementara itu, pengaluran adalah bagaimana berbagai alur tersebut disusun. Apakah diawali oleh orientasi (pengenalan) terlebih dahulu atau justru diawali oleh konflik? Pengaluran juga memastikan bagaimana urutan peristiwa terjadi, apakah dari awal hingga akhir (alur/pengaluran maju) atau justru dari masa depan ke belakang (alur mundur).
Pengaluran juga dapat dilakukan dengan banyak kilas balik yang berarti alur maju namun dibeberapa fragmen akan mundur untuk sementara waktu (pengaluran campuran). Banyak orang yang menyebutnya dengan istilah alur maju-mundur yang sebetulnya kurang tepat, karena maju-mundur mengandung arti yang tidak sesuai.
Seharusnya, sebut saja pengaluran tersebut dengan alur maju yang memiliki kilas balik. Pengaluran juga sering tumpang-tindih dengan istilah alur sendiri, namun esensinya sama saja.
B. Unsur Ekstrinsik Cerpen
Terdapat tiga hal utama dalam unsur ekstrinsik cerpen, yaitu latar belakang masyarakat, latar belakang pengarang, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.
1. Latar Belakang Pengarang
Tidak hanya latar belakang masyarakat saja, latar belakang pengarang juga memengaruhi cerpen yang dihasilkan. Apakah kalian pernah mendengar pengarang A. A. Navis? Tahukan kalian siapakah beliau?
A. A. Navis adalah seorang sastrawan dan budayawan terkemuka di Indonesia. Karyanya yang terkenal adalah cerita pendek “Robohnya Surau Kami”. A.A Navis memiliki julukan 'Sang Pencemooh'. Dia banyak ‘mencemooh’ atau mengkritik kondisi sosial masyarakat dalam karya-karyanya. Sebagai laki-laki berdarah Minang, A. A Navis juga banyak memberikan latar belakang masalah sosial masyarakat Minang dalam karya-karyanya, seperti “Surau Kami”, Bianglala (1963), Kemarau (1967), Cerita Rakyat Sumbar (1994), dan masih banyak lagi.
2. Latar Belakang Masyarakat
Sekarang langsung saja kita lihat latar belakang masyarakat dalam cerpen “Koruptor Kita Tercinta” karya Agus Noor.
Ia menjadi orang paling dibenci. Baik buruk memang lebih cepat dari membalik telapak tangan. Oleh majalah terpenting di negeri kami, ia dinobatkan Man of The Year sebagai pejabat paling jujur. Karena kejujurannya itulah ia dihormati dan dicintai. Kau tahu sendiri, sekarang ini, mencari pejabat jujur lebih sulit dari mencari jarum di tumpukan jerami. Pejabat jujur ibarat binatang langka yang harus dilindungi.
Lalu bukti-bukti korupsi itu terkuak. Dan orang-orang yang selama ini begitu memujanya terbelalak. Bertahun-tahun, dengan cara yang cerdik, ia mengatur: agar setiap kali ada orang buang hajat, ia mendapatkan keuntungan.
Bagaimana setelah teman-teman membaca cerpen tadi, apakah tidak asing dengan fenomena dalam cerpen tersebut? Dari kutipan tersebut, kita dapat melihat bahwa pengarang memasukan latar belakang masyarakat pada cerpennya. Kutipan “Oleh majalah terpenting di negeri kami, ia dinobatkan Man of The Year sebagai pejabat paling jujur” menunjukkan bahwa masyarakat yang melek membaca dan teknologi.
3. Nilai yang Terkandung dalam Cerpen
Terakhir, nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen. Contohnya, nilai sosial, nilai moral, nilai budaya, dan nilai agama. Untuk lebih jelasnya, silakan kalian lihat kutipan cerpen di bawah ini!
Ayahku memiliki darah tana’ bulaan, bangsawan tinggi Toraja. Telah menjadi tradisi agar upacara Rambu Solo’ keturunan tana’ bulaan diselenggarakan secara besar-besaran bagaikan pesta. Tedong bonga yang berharga ratusan juta, menjadi syarat utamanya. Orang Toraja percaya, tedong bonga akan menjadi kendaraan dan bekal menuju puya. Makin banyak tedong bonga, kedudukan arwah Ayah di puya akan makin agung. Arwah Ayah bisa diangkat Deata menjadi To Membali Puang. Ia akan sejajar dengan para leluhur. Dengan demikian, arwah Ayah akan melindungi dan mengabulkan doa-doa kami. (dikutip dari cerpen “Rambu Solo”)
Tanpa harus lama membaca cerpen ini kita pasti dapat dengan mudah melihat nilai apa yang terkandung pada kutipan cerpen tersebut. Iya, nilai budaya kental sekali dalam kutipan cerpen tersebut. Hal itu terlihat dari kutipan “Telah menjadi tradisi agar upacara Rambu Solo’ keturunan tana’ bulaan diselenggarakan secara besar-besaran bagaikan pesta. Tedong bonga yang berharga ratusan juta, menjadi syarat utamanya. Orang Toraja percaya, tedong bonga akan menjadi kendaraan dan bekal menuju puya”
C. Format RPP 1 Lembar
Berikut ini adalah contoh garis besar isi format perangkat pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 1 lembar bahasa Indonesia kelas IX sub materi pokok pembelajaran menyimpulkan unsur-unsur teks cerita pendek sebagai berikut
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengukuti kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery Learning, dengan metode literasi, eksperimen, praktikum, dan presentasi dengan menumbuhkan sikap menyadari kebesaran Tuhan, sikap gotong royong, jujur, dan berani mengemukakan pendapat, siswa dapat : Memahami Menyimpulkan Unsur-Unsur Cerita pendek
2. Langkah Kegiatan pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Penguatan Pendidikan Karakter Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik terhadap materi sebelumnya, mengingatkan kembali materi dengan bertanya,
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari materi Menyimpulkan Unsur-Unsur Cerita pendek dalam kehidupan sehari-hari Memberitahukan tentang tujuan pembelajaran, materi, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang sedang berlangsung Pembagian kelompok belajar
Kegiatan Inti (140 Menit)
Peserta didik diberi stimulus atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada materi Menyimpulkan Unsur-Unsur Cerita pendek melalui pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ eksperimen, mengasosiasikan mengolah informasi, mengomunikasikan) Membaca.
Menyimpulkan Unsur-Unsur Cerita pendek Peserta didik bersama kelompoknya melakukan pengamatan dari permasalahan yang ada di buku paket berkaitan dengan materi Menyimpulkan Unsur-Unsur Cerita pendek
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi aneka pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan yang disajikan dan dijawab melalui kegiatan pembelajaran tentang Menyimpulkan Unsur-Unsur Cerita pendek. Apa ciri-ciri cerpen?
Collaboration (Kerja Sama) Siswa berlatih praktik /mengerjakan tugas halaman buku Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Menyimpulkan Unsur-Unsur Cerita pendek Setelah peserta didik rnernbaca cerpen "Pohon Keramat', sirnpulkan unsur cerpen dengan rnengisi kotak yang disediakan.
Communication (Komunikasi) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok/individu. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentang Menyimpulkan Unsur-Unsur Cerita pendek dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan, bertanya atas presentasi tentang Menyimpulkan Unsur-Unsur Cerita pendek yang dilakukan, dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
Creativity (Kreativitas) Kesimpulan Pembelajaran Guru dan Peserta didik menarik sebuah kesimpulan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan tentang Menyimpulkan Unsur-Unsur Cerita pendek Peserta didik bertanya tentang hal yang belum dipahami atau guru menyampaikan beberapa pertanyaan pemicu kepada siswa berkaitan dengan Menyimpulkan Unsur-Unsur Cerita pendek yang akan selesai dipelajari
Penutup (10 Menit)
Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Memeriksa pekerjaan peserta didik yang selesai dan diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, memberikan penghargaan pada kelompok yang memiliki kinerja dan kerja sama yang baik dalam kegiatan pembelajaran.
Memberikan tugas kepada peserta didik (PR), dan mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi yang akan dibahas dipertemuan berikutnya.
3. Penilaian Pembelajaran
Tes Tertulis : Terlampir Praktik : untuk menambah pengetahuan dan pemahaman, peserta didik disajikan butir soal yang disediakan oleh guru.
Untuk lebih jelasnya, Bapak dan Ibu Guru mendownload perangkat pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 1 lembar bahasa Indonesia kelas IX sub materi pokok pembelajaran menyimpulkan unsur-unsur teks cerita pendek di link yang telah admin sediakan di bawah ini. Adapun perangkat pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 1 lembar bahasa Indonesia kelas IX sub materi pokok pembelajaran menyimpulkan unsur-unsur teks cerita pendek yang admin bagikan ini secara khusus buat rekan Guru yang mengajar bahasa Indonesia di kelas sembilan.