Anak dan Pendidikan, Tri Pusat Pendidikan, Relasi dan Masalah Sosial dalam Kehidupan Remaja

Agama Katolik | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi agama Kristen seputar anak dan pendidikan, tri pusat pendidikan, relasi antara sekolah dan keluarga, dan masalah sosial dalam kehidupan remaja. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang anak dan pendidikan, tri pusat pendidikan, relasi antara sekolah dan keluarga, dan masalah sosial dalam kehidupan remaja.

Anak dan Pendidikan, Tri Pusat Pendidikan, Relasi dan Masalah Sosial dalam Kehidupan Remaja

A. Anak dan Pendidikan

Pendidikan anak di sekolah tentunya harus lebih di fasilitaskan dengan fasilitas yang layak, mengapa demikian? karena fasilitas tersebut akan membantu proses belajar anak dapat memudahkannya, kedua dalam proses mengajar juga harus dengan metode yang berbeda, anak juga perlu refresh, jangan dituntut untuk selalu berpikir, beri mereka metode yang mengasyikkan dan masukkan pembelajaran di dalamnya agar anak tidak bosan dan cepat tangkap, dan jangan sekali-kali memberi anak perbandingan dengan tujuan memotivasi jutsru menjatuhkan semangat anak.

Sementara pendidikan anak di rumah, kita harus disiplinkan waktu kepada mereka, beri anak pengertian dengan pemahaman yang mereka dapat cerna dengan baik, dan bantu anak dalam perkembangan belajarnya, bimbing mereka di mana letak kesulitannya, ajak anak belajar bersama-sama. kita tidak dapat membuat mindset orang tua dengan anak itu sama, pada dasarnya anak itu senang jika apa yang dilakukannya itu bukan keterpaksaan, tapi tanamkan pada mereka bahwa belajar itu bukan untuk mendapatkan nilai yang bagus, tetapi ia bisa menjadi orang hebat orang yang kuat dan tangguh bahwa ia perlu belajar bukan untuk orang tuanya, tapi diri sendiri. Pelajari karakter anak masing-masing dan ajarkan sesuai karakter mereka.

B. Tri Pusat Pendidikan

Tahukan kamu bahwa seluruh pendidikan manusia dapat berlangsung dalam tri pusat pendidikan? Apa sajakah itu?

a. Pendidikan dalam konteks keluarga

Dalam konteks ini kamu berinteraksi dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain, sehingga memperoleh pendidikan informal terutama melalui proses sosialisasi dan edukasi berupa pembiasaan atau habbit formations.

b. Pendidikan dalam konteks gereja

Di sini kamu berinteraksi dengan seluruh anggota gereja yang berbeda secara umur, tingkat sosial, maupun budaya. Kamu memperoleh pendidikan non formal atau pendidikan di luar sekolah yang berupa berbagai pengalaman hidup. Agar gereja dapat melakukan eksistensinya, maka seharusnya generasi muda (anak, remaja, pemuda) perlu mendapat warisan atau penerusan baik nilai-nilai, sikap, pengetahuan, ketrampilan dan bentuk kelakuan lainnya sesuai dengan dasar-dasar kristiani. Oleh karena itu kamu perlu terlibat dan menjadi aktifis gereja agar dapat mengembangkan kepribadian kamu secara sehat secara kristiani.

c. Pendidikan dalam konteks sekolah

Dalam konteks sekolah, kamu memperoleh pendidikan formal. Artinya terprogram dan terjabarkan dengan tetap yang berupa pengetahuan, nilai-nilai, ketrampilan, maupun sikap terhadap mata pelajaran. Kamu berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas bersama teman sebayanya. Aspek-aspek penting yang mempengaruhi perkembangan kamu di sekolah dapat berupa bahan-bahan pengajaran, teman dan sahabat peserta didik, guru serta para pegawai.

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran peserta didik di bawah pengawasan guru. Sekolah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban anak bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang bertanggung jawab.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik di dalam kehidupannya harus tetap berakar dan berpusat pada pribadi Tuhan Yesus, yang digerakkan oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus di dalam PAK dikenal sebagai Tuhan, Juruselamat dan Guru Agung yang tidak hanya memperkenalkan siapa Allah yang sesungguhnya, tetapi juga memberikan teladan kehidupan bagi para murid-muridNya, termasuk kita pada saat ini.

C. Relasi antara Sekolah dan Keluarga

Apakah sekolah dan keluarga mempunyai relasi dalam mendidik anak dan remaja? Bagaimanakah seharusnya relasi antara sekolah dengan keluarga? Sekolah merupakan pihak sekunder dalam pendidikan anak dan remaja, sebab pihak primer tetap berada di tangan orang tua, terutama ayah dan ibu yang telah dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan. Pendidikan anak merupakan tantangan yang berat bagi orang tua, namun hal tersebut merupakan tugas mulia karena orang tua adalah pendidik utama dan pertama. Kehadiran sekolah membantu meringankan tantangan tersebut. Sekolah hadir sebagai mitra yang berkolaborasi dengan orang tua dalam mendidik generasi berikutnya sebagai penerus pelaksana misi Tuhan secara turun temurun.

Sebagai pihak penopang, sekolah perlu menjalin komunikasi dengan keluarga. Sebaliknya, keluarga dituntut untuk bersedia memberikan dukungan bagi kelangsungan dan pekerjaan Tuhan melalui sekolah. Keluarga dipanggil untuk memberi waktu lebih banyak berdiskusi, baik dengan guru di sekolah maupun dengan anak mereka yang mengikuti pendidikan. Sekolah dan orang tua juga perlu terbuka dan mengusahakan agar lebih mengenal satu sama lain, sehingga dapat memahami dalam segi apa dorongan atau motivasi dapat diberikan dalam perkembangan anak secara utuh. Pendidikan di sekolah tidak akan optimal jika tidak ada dukungan dari orang tua secara holistik dalam pertumbuhan anak-anak.

Surat Paulus dalam Efesus 4:11-15 memberikan kesaksian tentang karunia yang diberikan Tuhan berbeda satu terhadap yang lain. Meskipun demikian, perbedaan karunia dalam jabatan ini memiliki tujuan mulia yaitu untuk memperlengkapi umat Allah dalam pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus (gereja), sampai semua umat Allah mencapai kedewasaan yang penuh dalam iman dan takut akan Allah. Kamu adalah umat Allah yang diperlengkapi oleh orang tua di rumah dan guru di sekolah agar kamu bertumbuh secara utuh dalam segala aspek kehidupan. Gereja sebagai persekutuan orang percaya, mendukung kamu dalam aspek spiritual.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam konteks negara dan berbangsa pendidikan memegang peranan penting, termasuk pendidikan agama Kristen. Hal itu bertujuan untuk mengembangkan cita-cita pendidikan nasional, yakni meningkatkan kualitas pendidikan nasioal Indonesia seutuuhnya. Meskipun demikian, dalam memainkan perannya selaku pribadi maupun komunitas Kristen, kita harus tetap melihat identitas kita dari segi iman Kristen.

Dalam pengajaran PAK kita harus tetap berdiri di atas keyakinan iman bahwa Allah adalah sumber pengetahuan, hikmat, realitas dan nilai kehidupan. Panggilan kita pada saat ini adalah bagaimana mewujudkan keyakinan kita dalam mengemban tugas kita masing-masing. Dengan demikian, kita juga dapat memberikan sumbangan bagi peingkatan kualitas manusia seutuhnya di Indonesia. Pendidikan dalam konteks keluarga, sekolah dan gereja seharusnya dapat memimpin peserta didik (remaja) untuk mengenal dan memuliakan Tuhan dalam segala aspek kehidupan.

D. Masalah Sosial dalam Kehidupan Remaja

Pernahkan kamu bersyukur kepada Tuhan karena kamu dapat bersekolah? Pernahkah kamu bersyukur karena kamu tidak terjerumus dalam dunia narkoba, seks bebas, maupun tindakan kriminal remaja?

Lihatlah di sekeliling kamu, banyak masalah remaja yang terjadi. Misalnya, meningkatnya tawuran antarsekolah, kenakalan remaja, kriminalitas remaja, hamil di luar nikah dan pernikahan dini, pemakaian obat terlarang, dan masih banyak lagi. Meskipun demikiansesungguhnya banyak kesempatan yang dapat dilakukan remaja untuk mengembangkan nilai-nilai kristiani yang bertujuan untuk pengembangan diri, untuk sekolah dan untuk gerejanya.

Berkaitan dengan masalah tersebut, rupanya perlu ada kerja sama untuk mencapai tujuan bersama antara keluarga, sekolah dan gereja untuk mengembangkan nilai-nilai kristiani yang dampaknya dapat secara langsung dirasakan oleh lingkungan. Misalnya, menciptakan lingkungan yang lebih adil, lebih manusiawi, mengembangkan kesetaraan dalam perspektif kristiani.