Cahaya dan Alat Optik : Dipantulkan, Merambat, Dibiaskan, dan Energi

Ilmu Pengetahuan Alam | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi seputar cahaya dan alat optik dalam mata pelajaran IPA kelas delapan revisi terbaru menggunakan kurikulum 2013. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu Bapak, Ibu Guru, dan peserta didik dalam mencari berbagai referensi terbaru tentang cahaya dan alat optik.

Cahaya dan Alat Optik : Dipantulkan, Merambat, Dibiaskan, dan Energi

A. Pengertian Cahaya

Cahaya adalah energi berupa gelombang elektromagnetik kasat mata yang memiliki panjang gelombang 380 hingga 750 nm. Dalam dunia fisika, ini juga disebut sebagai radiasi elektromagnetik. Seperti gelombang elektromagnetik, cahaya tidak memerlukan medium untuk merambat. Karena itu, ini dapat melintasi ruang hampa, seperti apa yang dihasilkan matahari dan bintang sebelum akhirnya disampaikan ke Bumi.

B. Sifat-Sifat Cahaya

Sebagai gelombang dan partikel, cahaya memiliki beberapa sifat, yaitu mampu menembus benda bening, dapat dipantulkan, merambat lurus, dan dapat dibiaskan maupun diuraikan. Bisa menembus benda bening Benda bening adalah benda yang dapat ditembus oleh cahaya, seperti kaca, mika, plastik bening, dan air jernih. Berdasarkan kemampuan menembus benda, terdapat tiga jenis benda: benda bening/transparan, benda translusens, dan benda opak (opaque)/tidak dapat ditembus.

Seperti namanya, benda bening dapat ditembus oleh cahaya, sehingga kita mampu melihat menembus benda tersebut karena cahaya diteruskan dan tidak dipantulkan. Benda translusens merupakan benda yang mampu meneruskan sebagian cahaya. Kita mampu melihat menembusnya, tapi tidak terlalu jelas, seperti air keruh dan bohlam susu. Sementara itu, benda opak tidak dapat ditembus oleh cahaya sama sekali. Cahaya langsung dipantulkan dan ditangkap oleh mata, sehingga kita dapat melihat warna dan bentuknya.

Benda opak banyak ditemukan di sekitar kita, seperti smartphone, buku, tembok, dan meja. Bisa dipantulkan Refleksi atau pemantulan cahaya adalah proses kembali terpancarnya cahaya dari permukaan benda yang terkena cahaya. Pemantulan cahaya dibagi menjadi dua jenis, yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur (difus) atau tidak teratur.

Pemantulan teratur adalah pemantulan yang berkas cahaya pantulnya sejajar. Pemantulan teratur dapat terjadi jika cahaya mengenai benda dengan permukaan yang rata dan mengilap atau licin. Salah satu benda yang dapat memantulkan cahaya dengan teratur adalah cermin. Karena itu, kita bisa melihat bayangan di cermin karena cahaya yang terpantul dari tubuh kita, memantul ke permukaan cermin, kemudian ditangkap oleh mata.

Sementara itu, pemantulan baur umumnya terjadi pada tanah rata atau air yang bergelombang. Pemantulan baur menyebabkan area yang tidak terkena cahaya matahari langsung turut menjadi terang. Bisa diuraikan Penguraian cahaya dapat disebut dengan istilah dispersi cahaya. Salah satu contoh alami dari ini adalah peristiwa terbentuknya pelangi. Kita bisa melihat bahwa pelangi setidaknya terdiri dari tujuh warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, dan seterusnya.

Tapi warna-warna tersebut awalnya berasal dari satu warna saja, yaitu warna putih dari cahaya matahari. Apa yang dihasilkan matahari ini kemudian dibiaskan oleh titik air hujan, sehingga terurai menjadi tujuh warna pelangi. Cahaya putih dari matahari juga disebut sebagai sinar polikromatik. Sinar polikromatik adalah sinar yang tersusun dari berbagai spektrum warna cahaya. Karena itu ketika diuraikan, kita dapat melihat berbagai warna penyusunnya, seperti pelangi.

Peristiwa perpaduan berbagai warna menjadi warna putih disebut sebagai spektrum cahaya. Sementara itu, warna yang tidak bisa diuraikan disebut dengan cahaya monokromatik. Bisa dibiaskan Pembiasan cahaya adalah peristiwa ketika arah rambat cahaya dibelokkan ketika melewati dua medium dengan kerapatan yang berbeda.

Sifat ini biasa digunakan manusia untuk membuat alat-alat optik. Peristiwa pembiasan cahaya dapat kita amati di kehidupan sehari-hari, seperti dasar air yang jernih tampak lebih dangkal dari sebenarnya, sedotan atau benda lurus lain yang terlihat bengkok ketika dimasukkan ke dalam gelas berisi air, dan peristiwa fatamorgana karena berkas cahaya merambat dari udara dingin ke udara panas. Ada beberapa hukum pembiasan.

Pertama, apabila cahaya merambat dari zat kerapatan rendah ke zat kerapatan tinggi, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Contohnya adalah ketika cahaya merambat dari udara ke air. Kedua, ketika cahaya merambat dari zat kerapatan tinggi ke zat kerapatan rendah, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal.

Salah satu contohnya adalah ketika cahaya merambat dari air ke udara. Merambat lurus Sifat cahaya yang terakhir adalah merambat lurus ketika melewati satu medium. Kita bisa mengujinya dengan menyalakan senter dan cahaya akan terpancar dengan lurus. Karena itu, sifat ini digunakan manusia contohnya pada lampu kendaraan bermotor untuk menerangi jalan.

C. Pemantulan Cahaya (Refleksi)

Benda-benda disekitar kita dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:

  1. Sumber cahaya adalah semua benda yang dapat menghasilkan cahaya sendiri
  2. Benda gelap adalah benda yang tidak data menghasilkan cahaya sendiri

Benda gelap dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

  1. Benda tembus cahaya adalah benda yang dapat meneruskan sebagian cahaya
  2. Benda tidak tembus cahaya adalah benda yang tidak dapat meneruskan cahaya
  3. Benda bening adalah benda yang dapat meneruskan hampir seluruh cahaya yang mengenainya

Hukum Snellius mengenai pemantulan cahaya: Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar Sudut datang dan sudut pantul cahaya sama besar Pemantulan cahaya ada dua macam, yaitu: Pemantulan teratur terjadi pada permukaan rata Pemantulan baur terjadi pada permukaan tidak rata

1. Cermin Cekung

  • Sifat: bila berkas cahaya sejajar jatuh pada cermin dipantulkan pada satu titik yaitu titik focus.
  • Jarak focus (f) dan jari-jari kelengkungan ( = 2f) cermin bernilai positif.
  • Sifat pantulan: Sinar datang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik focus. Sinar datang melalui titik focus dipantulkan sejajar dengan sumbu utama

Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung:

  • Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus (F)
  • Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama
  • Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan (P) dipantulkan kembali ke titik pusat kelengkungan itu.

Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung

Efek posisi benda pada sifat bayangan yang dihasilkan cermin cekung

1. Benda berada diantara titik fokus dan pusat cermin (s< f) atau di ruang I

Sifat-sifat bayangan yang terjadi:

  • Bersifat maya (tidak dapat ditangkap oleh layar)
  • Bayangan tegak
  • Diperbesar
  • Di ruang IV (belakang cermin)

2. Benda berada diantara titik fokus dan pu kelengkungan cernin (f < s < 2f) atau di ruang II

Sifat bayangan yang terbentuk:

  • Nyata (dapat ditangkap oleh layar)
  • Terbalik terhadap bendanya
  • Diperbesar
  • Di ruang III

3. Benda berada diantara titik fokus dan pusat cermin (sR atau s>2f) atau di ruang III

Sifat bayangan benda:

  • Nyata (dapat ditangkap oleh layar)
  • Terbalik terhadap bendanya
  • Diperkecil
  • Di ruang II

2. Cermin Cembung

Sifat:

sinar-sinar sejajar yang jatuh pada cermin cembung dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus Jarak fokus (f) dan jari-jari kelengkungan ( = 2f) cermin bernilai negative

Sifat pemantulan:

  • Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik focus
  • Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama

Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung:

Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah dari titik fokus

Sinar datang yang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama

Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan dipantulkan seolah dari titik pusat kelengkungan itu.

Efek posisi benda pada sifat bayangan yang dihasilkan cermin cembung. Benda berada di depam cermin atau di ruang IV Sifat bayangan yang terbentuk:

  • Maya (tidak dapat ditangkap oleh layar)
  • Tegak terhadap bendanya
  • Diperkecil
  • Di ruang I

a. Rumus Umum Cermin

s = hubungan antara jarak benda

ś = jarak bayangan

f = jarak fokus

Pada cermin cekung, f dan R bersifat positif, sementara pada cermin cembung bersifat negatif.

b. Perbesaran Bayangan

Perbesaran bayangan adalah perbandingan antara tinggi bayangan dan tinggi bendanya

D. Pembiasan Cahaya (Refleksi)

Hukum Snellius mengenai pembiasan cahaya:

  • Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar
  • Sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal, begitupun sebaliknya. Sinar yang datang tegak lurus bidang batas akan diteruskan tanpa dibelokkan
  • Perbandingan proyeksi sinar datang dan sinar bias selalu tetap

Indeks bias medium:


Cahaya dari medium rapat ke kurang rapat dan (b) cahaya dating dari medium kurang rapat ke rapat

1. Prisma

Sudut deviasi (D) adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang dan sinar bias yang keluar dari prisma. Cahaya putih yang mengenai sisi prisma juga diuraikan menjadi berbagai macam warna cahaya, disebut peristiwa dispersi.


Pembiasan cahaya pada prisma

2. Lensa Cembung

Ciri fisik:

  • ketebalan lensa paling besar berada dipusatnya
  • Bersifat konvergen yaitu mengumpulkan berkas sinar kemudian difokuskan ke satu titik
  • Arah pembiasan sinar-sinar utama:

Sinar datang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan melalui titik focus disebrang lensa. Sinar yang dating melalui titik focus pertama dibiaskan sejajar sumbu utama. Sinar dating melalui pusat lensa tidak dibiaskan tetapi diteruskan

Bentuk-bentuk lensa cembung (a) bikonveks (b) plan konveks (c) konkaf konveks

Berkas cahaya yang keluar dari lensa cembung

Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik focus F1

Sinar datang melalui titik focus F2 dibiaskan sejajar dengan sumbu utama

Sinar datang melalui titik pusat optik akan diteruskan

3. Daya Lensa

Semakin besar daya lensa maka makin dekat juga posisi bayangan ke lensa yang berasal dari benda yang sangat jauh. Besar daya lensa berbanding terbalik dengan panjang fokusnya. Secara matematis dituliskan:

dengan f= panjang fokus lensa (m) dan P= daya lensa (dioptri, disingkat D).

E. Mata

 Bagian-bagian mata:

  1.  kornea mata
  2. otot bersilia
  3. iris atau selaput pelangi
  4.  pupil
  5. lensa mata
  6. retina

1. Mata Normal

Daya akomodasi adalah kemampuan mata untuk mencembung atau memipihkan lensa sesuai jarak benda. Mampu memandang atau melihat benda dengan jelas mulai jarak 25 cm – tak berhingga. Titik dekat mata normal adalah 25 cm. Titik jauh mata normal adalah tak berhingga.

2. Kelainan pada Mata

Kelainan pada mata terjadi jika bayangan yang dibentuk oleh lensa mata jatuh tidak tepat pada retina. Hal ini disebabkan karena titik dekat dan titik jauh mata berubah. Ada tiga jenis kelainan mata yaitu: rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi), dan mata tua (presbiopi).

F. Cacat Mata

1. Hipermetropia (Rabun Dekat)

Penderita tidak bisa melihat benda dekat dengan jelas. Titik dekat mata > 25 cm. Lensa mata tidak dapat menebal dengan sempurna ➜ bayangan jatuh di belakang retina. Dibantu dengan kacamata berlensa positif (cembung).

Diagram pembentukan bayangan pada penderita hipermetropia (a) sebelum (b) sesudah menggunakan kacamata berlensa cembung

2. Miopia (Rabun Jauh)

Tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas. Lensa mata tidak dapat menipis dengan sempurna, akibatnya benda yang sangat jauh, bayangannya jatuh di depan retina. Titik jauh penderita < tak berhingga. Dibantu dengan kacamata berlensa cekung.

Diagram pembentukan bayangan pada penderita miopia (a) sebelum (b) sesudah menggunakan kacamata berlensa cekung

3. Presbiopia (Mata Tua)

Penderita tidak bisa melihat benda dekat dan benda jauh dengan jelas (gabungan miopi dan hipermetropi). Titik dekat > 25 cm dan titik jauhnya < tak berhingga. Lensa mata tidak dapat menipis dan menebal dengan sempurna. Dibantu dengan kacamata berlensa rangkap (cekung dan cembung).

Penderita presbiopia (a) titik dekat mata telah bergeser menjauh dan (b) titik jauh mata bergeser mendekat

G. Mata Burung

Burung-burung tertentu, seperti elang memiliki penglihatan yang sangat tajam dan fokus dengan bidang pandang lebih luas dibandingkan manusia dan hewan lainnya.

Diagram pembentukan bayangan pada mata elang

Bidang pandang mata burung lebih luas

H. Alat Optik

1. Kamera

Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya.

Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.


Kamera dan bagian-bagiannya


2. Lup (Kaca Pembesar)


Lup, kaca pembesar atau suryakanta adalah sebuah lensa cembung yang mempunyai titik fokus yang dekat dengan lensanya. Benda yang akan diperbesar terletak di dalam titik fokus lup itu atau jarak benda ke lensa lup tersebut lebih kecil dibandingkan jarak titik fokus lup ke lensa lup tersebut.

Bayangan yang dihasilkan bersifat tegak, maya, dan diperbesar. Lup ditemukan oleh seorang dari Arab bernama Abu Ali al-Hasan Ibn Al-Haitham. Lup biasanya terpasang dengan tangkai kecil agar mudah digenggam. Lup dapat digunakan untuk memfokuskan dan memusatkan sinar ultraviolet dari matahari menggunakan lup ke selembar kertas tipis atau daun kering untuk membuat titik panas pada fokus yang lama-kelamaan akan menyalakan api.

Lup atau kaca pembesar identik dengan ikon detektif yang melekat pada serial Sherlock Homes. Lup digunakan untuk mengamati benda-benda berukuran kecil sehingga tampak lebih besar. Lup terbuat dari lensa cembung dengan jarak fokus tertentu.


Pengamatan benda menggunakan lup saat mata berakomodasi maksimum

Pengamatan benda menggunakan lup saaat mata tidak berakomodasi 

3. Mikroskop

Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan bayangan benda dengan kelipatan ukuran yang sangat besar. Ukuran bayangan yang dihasilkan oleh mikroskop dapat mencapai jutaan kali ukuran benda aslinya. Mikroskop digunakan untuk mengamati benda yang sangat kecil dan benda yang tidak tampak oleh indra penglihatan secara langsung.

Perbesaran yang dihasilkan disesuaikan dengan jenis mikroskop yang digunakan. Dua jenis mikroskop yang sering digunakan ialah mikroskop optik dan mikroskop elektron. Manfaat lain dari penggunaan mikroskop yaitu mampu mengukur benda-benda yang tidak dapat terukur dengan ketelitian tinggi oleh alat ukur konvensional, seperti bakteri, virus, sel darah dan sel-sel tubuh makhluk hidup.

Mikroskop memiliki skala ukur yang dapat berimpit dengan bayangan benda sehingga ukuran benda dapat diketahui dengan pasti. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan mikroskop disebut mikroskopi. Digunakan untuk membentuk bayangan yang besar dari benda-benda renik yang tidak dapat dilihat oleh mata. Terdiri atas 2 buah lensa cembung yaitu lensa objektif (dekat dengan objek) dan lensa okuler (dekat dengan mata).

Pembentukan bayangan pada mikroskop

4. Teleskop


Teleskop atau teropong adalah sebuah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati. Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain adalah transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker.

Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya. Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang tampak saja (seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa setelah tahun 1960.

Penemuan atau prediksi akan adanya pembawa informasi lain (gelombang gravitasi dan neutrino) membuka spekulasi untuk membangun sistem deteksi bentuk energi tersebut dengan peranan yang sama dengan teleskop klasik. Kini sudah umum untuk menyebut teleskop gelombang gravitasi ataupun teleskop partikel berenergi tinggi.Digunakan untuk mengamati benda yang jaraknya sangat jauh sehingga tampak lebih dekat dan lebih jelas, misalkan: planet, bintang, dll. Terdiri atas dua buah lensa cembung sebagai lensa objektif dan lensa okuler. Panjang lensa objektif < panjang fokus lensa okuler.

5. Periskop


Periskop merupakan alat optik untuk mengamati suatu objek dari posisi tersembunyi. Periskop sederhana dapat dibuat dengan menggunakan tabung yang diberikan cermin paralel yang saling berhadapan dengan sudut 45° pada setiap sisinya. Periskop sederhana sering digunakan sebagai alat untuk melihat ketika dihalangi kerumunan orang.

Periskop yang lebih kompleks menggunakan prisma atau serat optik canggih daripada cermin dan menyediakan pembesaran yang beroperasi di berbagai bidang sains. Periskop dengan spesifikasi kompleks biasa ditemukan pada kendaraan tempur lapis baja dan kapal selam. Periskop digunakan untuk mengamati benda-benda di permukaan laut, misal digunakan oleh kapal selam.

6. Alat Optik Lainnya

Episkop memperoyeksikan gambar tidak tembus cahaya Diaskop memproyeksikan gambar diapositif Overhead projector memperoyeksikan gambar tembus cahaya atau transparan Proyektor film bioskop