Modernisasi : Pengertian, Dampak, Pengaruh, dan Rangkuman Materi Terbaru

Agama Kristen | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian modernisasi, dampak modernisasi bagi keluarga, pengaruh dampak modernisasi bagi keluarga, keluarga sebagai bejana tanah liat, dan rangkuman materi terbaru. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian modernisasi, dampak modernisasi bagi keluarga, pengaruh dampak modernisasi bagi keluarga, keluarga sebagai bejana tanah liat, dan rangkuman materi terbaru.

Modernisasi : Pengertian, Dampak, Pengaruh, dan Rangkuman Materi Terbaru

A. Pengertian Modernisasi

Banyak definisi yang berbeda mengenai modernisasi, di antaranya adalah

  1. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengungkapkan bahwa modernisasi dimengerti sebagai sebuah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai de-ngan tuntutan masa kini.
  2. J.W Schrool (1998) mengungkapkan bahwa modernisasi merupakan penerapan pengetahuan ilmiah pada semua kegiatan, bidang kehidupan, dan aspek kemasyarakatan. Aspek yang paling menonjol dari proses modernisasi adalah perubahan Iptek yang tinggi.
  3. William E. More (2003) mengungkapkan bahwa modernisasi adalah transformasi total kehidupan bersama dalam bidang teknologi, organisasi sosial, dari yang tradisional kearah pola-pola ekonomis dan politis yang didahului oleh negara-negara Barat yang telah stabil.
  4. Koentjaraningrat (1996) mengungkapkan bahwa modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan keadaan dunia sekarang.
  5. Soerjono Soekanto (1998), mengatakan bahwa modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang biasanya terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan.

Dari sekian banyak pengertian yang disebutkan oleh para ahli di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa modernisasi adalah sebuah proses pergeseran yang terjadi kepada individu maupun masyarakat secara holistik sesuai dengan tuntutan zaman modern yang di dalamnya mengungkapkan semangat untuk hidup, bersikap, berpikir secara efektif, efisien, praktis, sederhana, menghargai kehidupan dan menghargai waktu.

B. Dampak Modernisasi Bagi Keluarga

Dampak yang paling mendasar dari modernisasi bagi keluarga adalah perubahan fungsi dalam keluarga. Hal tersebut di antaranya dapat diungkap sebagai berikut:

Pertama adalah perubahan fungsi dalam bidang pendidikan. Keluarga yang dahulu bertanggungjawab dalam melatih anak pada usia dini dalam hal fisik, mental dan spiritual, pada zaman modern fungsinya sudah mulai digeser oleh lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini. Keluarga yang dahulu berfungsi memberikan pengetahuan tambahan dalam hal kognitif, tentang pelajaran-pelajaran yang ada disekolah kini fungsinya mulai digeser oleh lembaga-lembaga bimbingan belajar. Namun seiring dengan perkembangan yang terus berjalan fungsi keluarga dalam bidang pendidikan mulai terlihat kembali dengan munculnya model home- schooling.

Kedua adalah fungsi sosialisasi anak. Keluarga yang dahulu bertugas untuk membentuk kepribadian anak, memperkenalkan pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok sosial- masyarakat, pada zaman modern perannya mulai digeser. Peran keluarga tersebut sekarang diambil alih oleh lembaga-lembaga training yang menawarkan jasa pembentukan kepribadian, lembaga-lembaga konseling psikologis yang menawarkan jasa untuk mengetahui bakat dan minat melalui tes psikologi.

Ketiga adalah fungsi perlindungan. Keluarga yang dahulunya bertugas untuk memberikan tempat yang nyaman bagi anggota keluarga dan memberikan perlindungan secara fisik, ekonomi maupun psikologi bagi seluruh anggotanya, pada zaman modern fungsinya mulai digeser oleh lembaga-lembaga yang menawarkan jasa-jasa asuransi.

Keempat adalah fungsi perasaan. Keluarga yang dahulunya bertugas memberikan rasa keintiman, perhatian dan rasa aman yang tercipta dalam keluarga, pada zaman modern perannya sudah mulai di geser oleh baby sitter, day care.

Kelima adalah fungsi rekreatif. Keluarga yang dahulunya berfungsi untuk mencari hiburan, memberikan suasana yang segar dan gembira dalam lingkungan keluarga, pada zaman modern perannya sudah mulai digeser oleh, media cetak, elektronik, media sosial.

C. Pengaruh Dampak Modernisasi bagi Keluarga

Ternyata modernisasi yang terus berjalan di tengah-tengah masyarakat memiliki dampak yang cukup signifikan. Dampak modernisasi tersebut dapat berbentuk pengaruh positif maupun negatif baik dalam kehidupan pribadi maupun keluarga. Pengaruh tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: Pengaruh positif modernisasi misalnya dapat membentuk anggota keluarga menjadi pribadi yang menerima dan terbuka pada hal-hal baru.

Pada umumnya mereka berani menyatakan pendapat, menghargai waktu, memiliki orientasi pada masa depan bukan masa lalu. Pada umumnya mereka menghargai adanya perencanaan dan pengorganisasian. Mereka juga memiliki rasa percaya diri, perhitungan, menghargai harkat hidup manusia lain, percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi, menjunjung sikap imbalan harus sama dengan prestasi kerja. Cara mengembangkan iman generasi modern bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI), terutama banyak diakses oleh remaja dan pemuda.

Pengaruh negatif dari dampak modernisasi adalah membentuk seseorang untuk memiliki kecenderungan berpikir dan bersikap pragmatis. Terlalu menggantungkan diri pada alat-alat modern, bahkan modernisasi dianggap Allah. Modernisasi juga dapat menghilangkan fungsi-fungsi vital dari keluarga. Juga berpotensi meningkatnya arus urbanisasi. Dalam kehidupan remaja dapat terlihat meningkatnya kenakalan remaja, meningkatnya perilaku menyimpang pada remaja dan orang tua.

D. Keluarga sebagai Bejana Tanah Liat

Berdasarkan pemahaman yang menyatakan bahwa modernisasi adalah sebuah proses yang terus berubah atau bergeser menuju pada semangat yang terkandung di dalamnya beberapa aspek penting yakni: efektifitas, efisien, praktis, sederhana, menghargai kehidupan dan menghargai waktu. Oleh karena itu keluarga Kristen perlu mengembangkan sikap yang terbuka dan mau menerima masukan dari semua pihak termasuk setiap proses perubahan yang diusung oleh zaman modern.

Oleh karena itu agaknya model keluarga sebagai “bejana tanah liat” yang dicetuskan oleh Marjorie Thomson (2000) dapat menjadi rujukan pembelajaran bagi keluarga peserta didik. Pada dasarnya “keluarga sebagai tanah liat” ini, memiliki esensi bahwa keluarga memiliki sikap dan pemikiran yang tidak kaku, cenderung terbuka, dan dapat menerima perubahan. Keluarga dapat dan bisa dibentuk ulang oleh Tuhan untuk dapat menerapkan model tersebut.

Pada intinya masing-masing anggota keluarga harus menyadari bahwa mereka adalah insan-insan yang tidak sempurna sehingga menyediakan diri untuk dibentuk oleh Allah dalam setiap tantangan. Dengan keterbukaan yang dimiliki tersebut keluarga diharapkan dapat lebih menyerap semangat-semangat positif yang ingin dicapai oleh zaman modern. Melalui modernisasi keluarga juga dapat memanfaatkannya untuk sarana pengembang iman.

Belajar dari Alkitab, kita bisa menemukan contoh-contoh dari dampak modernisasi atau perubahan zaman yang positif maupun negatif bila dikaitkan dengan keluarga. Dampak negatif dapat kita lihat dari kisah kehidupan keluarga Isai yang mempengaruhi kehidupan Daud anaknya, dalam 1Samuel 16:1-12. Pada nats tersebut dijelaskan bahwa karena didikan Isai di dalam rumah mempengaruhi cara hidup Daud selanjutnya, terutama ketika dia sudah menjadi raja. Berbagai kebijakan, berinisiatif untuk melakukan perang, dan memaksakan keadaan damai lewat ancaman merupakan hal yang kiranya tidak perlu kita teladani.

Sedangkan contoh yang positif dapat kita lihat dalam surat Efesus 5:22-33. Teks tersebut merupakan nasehat kepada orang Kristen yang hidup di kota metropolis pusat perdagangan modern, di kerajaan Romawi. Di tengah masyarakat modern banyak orang yang bersikap egois, pemikiran pragmatis, men-tuhan-kan modernisasi, kurangnya penghargaan terhadap kemanusiaan dan banyak terjadi penyimpangan dalam keluarga. Dalam konteks seperti ini penulis kitab memberikan saran sederhana mengenai aturan yang pantas dalam membina hubungan sesama anggota “keluarga Kristen”.

Jalan yang ditawarkan penulis adalah dengan cara meletakkan fondasi kehidupan keluarga kepada Kristus sebagai kepala keluarga (Efesus 5:22, 24). Hubungan yang terjalin dalam keluarga Kristen mencerminkan nilai-nilai keadilan (ayat 28), kesetaraan (ayat 33), serta anjuran agar semua anggota keluarga mempunyai kesadaran dan melakukan fungsi masing-masing sesuai peran yang disandangnya. Nats ini memberikan teladan bagi kita semua mengenai bagaimana menjalankan kehidupan di tengah pengaruh negatif peradaban modern yang makin merusak fungsi-fungsi keluarga Kristen. Contoh keteladan tersebut dapat diperoleh melalui Tuhan Yesus Kristus.

E. Rangkuman Materi

Dari apa yang telah dikemukakan di atas, jelas bahwa modernisasi adalah sebuah proses perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, maupun masyarakat. Perubahan itu bersifat holistik sesuai dengan tuntutan zaman modern yang di dalamnya mengungkapkan semangat untuk hidup, bersikap, berpikir secara efektif, efisien, praktis, sederhana, menghargai kehidupan dan menghargai waktu.

Modernisasi dapat memberikan dampak positif dan negatif:

1. Dampak Positif

Dampak positif misalnya: menjadi pribadi yang terbuka pada hal-hal baru, berani menyatakan pendapat, menghargai waktu, memiliki orientasi pada masa depan bukan masa lalu. Memiliki perencanaan dan pengorganisasian, memiliki rasa percaya diri, perhitungan, menghargai harkat hidup manusia lain. Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi, menjunjung sikap imbalan harus sama dengan prestasi kerja. 

2. Dampak Negatif

Dampak negatif misalnya: membentuk seseorang untuk memiliki kecenderungan berpikir dan bersikap pragmatis, terlalu menggantungkan diri pada alat-alat modern, modernisasi dianggap dianggap sebagai allah. Menghilangkan fungsi-fungsi vital dari keluarga, meningkatnya arus urbanisasi, meningkatnya kesenjangan sosial antara keluarga berkemampuan tinggi dan rendah, meningkatnya pencemaran lingkungan yang diakibatkan limbah-limbah rumah tangga.

Juga muncul kriminalitas dalam lingkup keluarga, munculnya kenakalan remaja, meningkatnya perilaku menyimpang dan tidak Kristiani pada remaja dan orang tua. Dalam menghadapi modernisasi keluarga harus bersikap seperti “bejana tanah liat” yang penuh dengan keterbukaan, bersedia dan dapat dibentuk oleh Allah.