Sistem Ekskresi pada Manusia : Organ-Organ Penyusun dan Kelainan Penyakit

Ilmu Pengetahuan Alam | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi seputar sistem ekskresi pada manusia yang meliputi organ-organ penyusun sistem ekskresi, kelainan, dan penyakit pada sistem ekskresi dalam mata pelajaran IPA kelas delapan revisi kurikulum 2013. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu Bapak, Ibu Guru, dan peserta didik dalam mencari referensi tentang sistem ekskresi pada manusia yang meliputi organ-organ penyusun sistem ekskresi, kelainan, dan penyakit pada sistem ekskresi.

Sistem Ekskresi pada Manusia :  Organ-Organ Penyusun dan Kelainan Penyakit

A. Sistem Ekskresi Manusia

Kita pasti pernah berkeringat. Keringat merupakan salah satu sisa aktivitas metabolisme yang bila tidak dikeluarkan akan meracuni tubuh. Zat-zat sisa dikeluarkan melalui organ-organ tertentu. Apa saja organ-organ tersebut? Bagaimana cara organ-organ tersebut mengeluarkan zat-zat sisa? Bagaimana jika terjadi kerusakan pada organ-organ tersebut?

B. Organ-Organ Penyusun Sistem Ekskresi

Proses metabolisme menghasilkan energi dan zat berguna bagi tubuh. Selain itu, dihasilkan juga zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat sisa tersebut bersifat racun dan dapat membahayakan tubuh, karenanya harus dikeluarkan dari tubuh. Proses pengeluaran zat sisa tersebut disebut Ekskresi. Organ-orang yang berperan dalam proses ekskresi meliputi, kulit, ginjal, paru-paru, dan hati.

1. Kulit

Kulit adalah organ pelindung yang menutupi seluruh permukaan tubuh zat sisa metabolism dikeluarkan dalam bentuk keringat. Kulit terdiri atas 3 lapisan, yaitu:

  • Lapisan kulit ari (epidermis)
  • Lapisan kulit jangat (dermis)
  • Jaringan bawah kulit (subkutan)

a. Kulit ari (epidermis)

Kulit ari terdiri atas tiga lapisan, yaitu: Lapisan tanduk (stratum korneum) Lapisan granula (stratum granulosum) Stratum germinativum Lapisan tanduk merupakan jaringan mati yang terdiri atas banyak lapi sel pipih. Berfungsi untuk melindungi sel-sel di dalamnya dan mencegah masuknya kuman penyakit Lapisan granula terdiri dari sel bergranula yang kelamaan akan mati dan terdorong keatas menjadi bagian dari lapisan tanduk. Berfungsi untuk melindungi kulit dari sengatan sinar matahari Stratum germinativum mengandung sel-sel baru yang akan terdorong ke atas enjadi bagian lapisan granula

b. Kulit jangat (dermis)

Kulit jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Terdapat pembuluh darah, kelenjar keringat (glandula sudorifera), kelenjar minyak (glandula sebassea) dan kantong rambut dan ujung-ujung saraf indra peraba. Ujung-ujung saraf indra meliputi, Ujung saraf peraba dingin (Korpuskula Krausse) Ujung saraf peraba panas (Korpuskula Ruffini)

Ujung saraf peraba tekanan (Korpuskula Paccini) Ujung saraf peraba sentuhan (Korpuskula Maissner Ujung saraf peraba nyeri Kelenjar minyak (glandula sebasea), berfungsi menghasilkan minyak (sebum) untuk meminyaki rambut agar tidak kering. Di bawah kantong rambut terdapat pembuluh kapiler yang mengangkut sari makanan ke akar rambut, sehingga rambut terus tumbuh.

Di dekat akar rambut terdapat otot rambut yang berfungsi untuk kontraksi rambut sebagai respons terhadap rangsang dari lingkungan. Kelenjar keringat (glandula sudorifera) berbentuk pipa terpilin, memanjang dari epidermis masuk ke bagian dermis. Kelenjar keringat dikelilingi pembuluh darah dan saraf. Dari pembuluh dari tersebut, kelenjar keringat menyerap cairan jaringan, meliputi air, larutan garam, dan urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat. Pengeluarannya dipengaruhi oleh, cuaca, aktivitas, makanan, dan minuman.

Jaringan Bawah Kulit (Subkutan)

Pada jaringan bawah kulit, terdapat jaringan lemak atau adiposa. Jaringan ini berfungsi untuk menyimpan lemak sebagai cadangan makanan dan menjaga suhu tubuh agar tetap hangat.

2. Paru-Paru

Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari proses pernapasan Jadi, fungsi paru-paru adalah mengeluarkan karbon dioksida dan uap air yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh

3. Ginjal

Berbentuk seperti kacang merah. Panjang sekitar 10 cm, beratnya kurang lebih 170 g, letaknya di dalam rongga perut, berjumlah dua, dan berwarna merah keunguan. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dalam bentuk air seni (urine). Kandungan urin yaitu, air, urea, dan garam mineral.

Bentuk ginjal dan posisinya dalam tubuh manusia

Ginjal tersusun atas kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis).

(a) Irisan melintang struktur dalam ginjal dan (b) struktur netron

Ginjal berperan sebagai alat ekskresi dengan cara menyaring darah dan zat-zat sisa yang terdapat dalam darah dapat dikeluarkan dalam bentuk air seni (urine).

Penyaringan darah sehingga berbentuk urin meliputi tiga tahapan, yaitu:

  • Penyaringan (filtrasi)
  • Penyerapan kembali (reabsorpsi)
  • Pengumpulan (augmentasi)

Penyaringan (filtrasi)

Proses filtrasi dapat dilihat pada bagan disamping. Membran glomerulus dan kapsula bowman bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut berukuran kecil. Oleh karena itu, molekul-molekul besar dapat tersaring. Urine primer masih mengandung air, glukosa, asam amino, dan garam mineral.

1) Penyerapan kembali (reabsorpsi)

Urine sekunder mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberi warna dan bau pada urin.

2) Pengumpulan (augmentasi)

Urine kemudian disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal, urine menuju ke kandung kemih melalui saluran ginjal (ureter).

3) Proses Pengeluaran Urine

Pengeluaran urine berkaitan dengan pengeluaran keringat yang juga dipengaruhi cuaca. Urin yang dikeluarkan ginjal, sebagian besar (95%) terdiri atas air dan zat terlarut seperti, urea, asam urat, amonia, garam, warna empedu, dan zat yang berlebihan dalam darah (vitamin, obat, dan hormon).

4) Proses Pengeluaran Urine

Jika urine mengandung protein, berarti terjadi gangguan atau kerusakan glomerulus. Jika urine mengandung gula, dapat disebabkan oleh Kerusakan pada tubulus ginjal Kadar gula yang tinggi sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat glomerulus → diabetes mellitus, diabetes insipidus. Fungsi ginjal: menyaring darah, mengeluarkan sisa metabolisme, membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, dan mengatur keseimbangan air dan garam di dalam darah.

4. Hati

Letak hati manusia dalam tubuh

Hati merupakan kelenjar tebesar dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Pada orang dewasa normal beratnya kurang dari lebih 2 kg dan berwarna merah. Hati menghasilkan empedu, yang memiliki ciri sebagai berikut. Cairan kehijauan Rasanya pahit pH netral Mengandung kolestrol Mengandung garam empedu Empedu yang dihasilkan akan ditampung di dalam kantong empedu dan berfungsi mengemulsikan lemak pada proses pencernaan. Zat warna empedu disebut, bilirubin dan biliverdin.

Zat warna tersebut diubah menjadi urobilin oleh bakteri usus dan memberi warna pada feses dan urine. Fungsi hati adalah sebagai berikut. Salah satu alat ekskresi Tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen Tempat pembentukan dan pembongkaran protein Tempat pembongkaran sel darah merah Pembentukan dan pengeluaran cairan empedu Menetralkan obat dan racun Tempat pembuatan Vit. A dari provitamin A

Jelaskan fungsi hati sebagai alat ekskresi.

Penyelesaian:

Hati mengeluarkan empedu yang berfungsi mengemulsikan lemak dalam proses pencernaan makanan. Hati juga mengeluarkan urea ke dalam ginjal yang merupakan sisa-sisa pencernaan protein.

C. Kelainan Penyakit pada Sistem Ekskresi

1. Anuria

Kegagalan ginjal menghasilkan urin yang dapat disebabkan karena kurangnya tekanan untuk melakukan filtrasi atau terjadi radang glomerulus.

2. Glikosuria

Ditemukan glukosa dalam urin. Hal tersebut karena terjadi kerusakan pada badan malpighi.

3. Albuminuria

Ditemukannya protein albumin dalam urin yang dapat disebabkan karena luka pada membran glomerulus karena penyakit, kenaikan tekanan darah, dan iritasi pada sel-sel ginjal oleh zat seperti racun, bakteri, atau logam berat.

4. Hematuria

Ditemukannya keberadaan sel-sel darah merah dalam urine. Penyebabnya karena radang organ-organ sistem urine karena penyakit atau iritasi.

5. Bilirubinaria

Kondisi saat konsentrasi bilirubin dalam urine melebihi batas normal. Disebabkan karena pengaruh penguraian hemoglobin yang berlebihan dalam darah.

6. Batu Ginjal

Kelainan berupa adanya benda keras yang ditemukan dalam saluran ginjal, pelvis, dan saluran urin. Disebabkan karena konsentrasi garam-garam mineral yang berlebihan, penurunan jumlah air, kebasaan dan keasaman urin yang abnormal, atau aktivitas kelenjar tiroid yang berlebihan.

7. Nefritis Glomerulus

Radang ginjal yang melibatkan glomerulus. Disebabkan karena reaksi alergi terhadap racun dari bakteri Streptococcus.

8. Pielonefritis

Merupakan radang pelvis, medula, dan korteks karena bakteri. Penyakit ini menyebabkan kerusakan nefron dan korpuskulum renalis.

9. Sistitis

Penyakit radang kandung kemih yang melibatkan lapisan mukosa dan submukosa. Disebabkan karena infeksi bakteri, zar kimia, atau luka mekanis.

10. Nefrosis

Kondisi bocornya membran glomerulus. Akibat kebocoran tersebut sebagian besar protein berpindah dari darah ke urin. Karenanya air dan natrium menumpuk dalam tubuh menyebabkan pembengkakan.

11. Polisistik

Disebabkan oleh kerusakan saluran ginjal yang merusak nefron dan menghasilkan kista mirip dilatasi sepanjang saluran.

12. Gagal Ginjal

Disebabkan oleh kondisi yang menggangu fungsi ginjal seperti, nefritis, trauma ginjal, tumor ginjal. Gagal ginjal dapat menyebabkan kematian dalam waktu 1 sampai 2 minggu.

13. Kulit

Mandi dua kali sehari menggunakan sabun Menggunakan handuk bersih Menggunakan losion Mengonsumsi air putih yang cukup Makan makanan bergizi berolahraga Istirahat yang cukup

14. Paru-paru

Berolahraga Olah napas Menghindari merokok, asap rokok, asap pabrik, asap kendaraan bermotor Cukup istirahat Mengonsumsi makanan bergizi

15. Ginjal

Tidak menahan kencing Tidak duduk terlalu lama Tidak mengonsumsi minuma beralkohol dan pemicu stamina Minum air putih yang cukup Makan makanan bergizi.

16. Hati

Bekerja dan berolahrga tidak berlebihan