Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi seputar struktur bumi yang meliputi litosfer yaitu bentuk muka daratan, kerak bumi, gempa bumi dan tsunami. Hidrosfer yaitu gempa bumi dan tsunami serta bentuk dasar laut, dan atmosfer yang berhubungan dengan cuaca. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang struktur bumi yang meliputi litosfer yaitu bentuk muka daratan, kerak bumi, gempa bumi dan tsunami. Hidrosfer yaitu gempa bumi dan tsunami serta bentuk dasar laut, dan atmosfer yang berhubungan dengan cuaca.

A. Litosfer
1. Pengertian Litosfer
Litosfer adalah kerak bumi terluar yang tersusun atas lempeng-lempeng tektonik yang sangat sulit bergerak. Posisi litosfer berada di atas batuan terapung yang relatif mudah bergerak satu sama lain. Ketebalan rata-rata listosfer adalah 100 km dengan susunan kerak bumi dan mantel. Possi litosfer berdekatan dengan astenosfer. Litosfer termasuk lapisan kuat yang terletak di atas astenosfer yang lemah. Posisi litosfer membuat litosfer mudah turun ke astenosfer. Penurunan posisi litosfer ke astenosfer dipengaruhi oleh gaya regang dan gaya tekan bebatuan.
Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sedangkan astenosfer berubah seperti cairan kental. Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut. Terdapat dua tipe litosfer
- Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samudra
- Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic
2. Posisi Litosfer
Litosfer berada di bagian atas dari lapisan astenosfer. Ketebalan litosfer sekurangnya 60 km sedangkan ketebalan astenosfer sekurangnya 650 km. Keberadaan litosfer di atas astenosfer merupakan akibat dari perbedaan temperatur yang mengontrol kekuatan batuan. Lapisan astenosfer memiliki temperatur 750 °C yang merupakan temperatur ketika batuan pada mantel yang awalnya kuat menjadi lemah. Temperatur rata‐rata yang menjadi pembatas antara litosfer dan atmosfer yaitu 1.300 °C.
3. Susunan Litosfer
Dalam teori tektonika lempeng, litosfer tersusun dari bebatuan cair dan plastis. Bebatuan ini dapat mengalir jika dipengaruhi oleh suatu tegangan. Secara empiris, litosfer mengambang di atas mantel bumi. Litosfer terpecah belah menjadi beberapa lempeng tektonik. Di bumi, litosfer terbagi menjadi 13 lempeng tektonik dalam skala besar maupun kecil.
Lempeng tektonik ini meliputi lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, lempeng Indo Australia, lempeng Afrika, lempeng Amerika Utara, lempeng Amerika Selatan, lempeng Antartika, lempeng Nazca, lempeng Arab, lempeng Karibia, lempeng Filipina, lempeng Scotia, dan lempeng Cocos. Beberapa batas pertemuan antar lempeng merupakan jalur utama gempa bumi yaitu punggung tengah Atlantik, Sirkum Pasifik, dan Mediterania.
4. Material Pembentuk Litosfer
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar pembentukannya adalah magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer,
a. Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk melalui proses pendinginan dan pembekuan oleh material-material bumi. Batuan beku terbentuk dari magma yang keluar dari dapur magma dalam bentuk lava. Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam,
b. Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit Bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diorit, dan gabbro.
c. Batuan Beku Gang/Korok (hypabisal)
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan Bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
d. Batuan Beku Luar (vulkanik)
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan Bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (pumice).
e. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan Bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi batuan sedimen. Batuan Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas,
- Batuan Sedimen Klastik
- Batuan Sedimen Kimiawi
- Batuan Sedimen Organik
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas,
- Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
- Batuan Sedimen Glasial
- Batuan Sedimen Aquatis
- Batuan Sedimen Marine
f. Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan Malihan adalah jenis batuan yang terbentuk dari hasil ubahan dari mineral dan batuan lain karena pengaruh tekanan dan temperatur. Tekanan dan temperatur yang mempengaruhi pembentukan batuan ini sangat tinggi dibandingkan pada pembentukan batuan beku dan sedimen sehingga mengubah mineral asal menjadi mineral lain.
B. Bentuk- bentuk Permukaan Bumi
Bentuk dari perairan bisa bermacam- macam seperti samudera, macam-macam laut, sungai , macam-macam danau dan lain sebagainya. Namun siapa sangka ternyata ada pula bentuk perairan yang tidak selamanya berupa kubangan air, namun berbentuk padatan, yakni berupa salju atau es . Selain perairan, ternyata daratan pun juga berbeda- beda bentuknya. Kita mengetahui bahwa bentuk daratan di Bumi ini beraneka ragam, baik tinggi rendahnya maupun yang lainnya.
Dari rupa- rupa bentuk permukaan Bumi inilah kita akan mengupasnya lebih detail, agar kita lebih mengetahui lebih dalam mengenai bentuk permukaan Bumi. Bentuk Permukaan Bumi Daratan Daratan merupakan bentuk permukaan Bumi yang paling akrab dengan manusia. bagaimana tidak? Daratan merupakan temoat tingal manusia, tempat manusia tidur dan menjalankan aktivitasnya sehari- hari. Bahkan tidak hanya manusia saja, namun juga sebagian besar jenis binatang dan juga tumbuh- tumbuhan. Jadi jika tidak ada daratan, sepertinya mustahil makhluk hidup akan bertahan hidup lama.
Daratan di Bumi berupa pulau- pulau. Pulau- pulau yang besar atau yang berdekatan, dijadikan satu kelompok yang disebut benua. Ada setidaknya 6 benua di dunia ini, yakni Benua Asia, Afrika Amerika, Eropa, Australia dan Antartika. Namun diantara 6 benua tersebut, benua Antartika masih belum dijadikan tempat hunian manusia dan makhluk hidup lainnya karena disana hanya terdiri atas es dan mempunyai suhu yang sangat dingin.
Daratan mempunyai bentuk permukaan yang berbeda- beda. Tentu kita sudah mengetahui sebelumnya jika di daratan kita dapat menjumpai dataran rendah, dataran tinggi, gunung, bukit, jurang, dan sebagainya. Itu semua termasuk dalam keanekaragaman bentuk permukaan Bumi. Untuk lebih jelasnya kita akan bahas sebagai berikut:
1. Dataran Tinggi
Bentuk permukaan daratan yang pertama adalah dataran tinggi. Sesuai dengan namanya, yang dimaksud datanran tinggi adalah bagian daratan yang mempunyai ketinggian lebih daripada daerah di sekitarnya. Ketinggian yang dimiliki oleh dataran tinggi sekitar ratusan hingga ribuan meter di atas permukaan air laut (baca: ekosistem air laut). Dataran tinggi di dunia ini banyak sekali, bahkan di Indonesia pun juga banyak. Beberapa contoh dataran tinggi di dunia adalah Dataran Tinggi Dieng di Indonesia, Dataran Tinggi Deken di India, Dataran Tinggi Patagonia, Dataran Tinggi Guyana, dan lain sebagainya.
2. Plato
Selain dataran tinggi, ada juga bentuk permukaan Bumi yang disebut dengan Plato. Plato merupakan daerah yang menjorok ke atas lebih tinggi dari daerah sekitarnya yang dipuncaknya bersifat datar disebut. Plato ini bisa berada di dataran tinggi maupun berada di dataran rendah. Sehingga plato yang tinggi dan mempunyai puncak berbentuk datar ini akan sangat baik apabila digunakan sebagai altar atau panggung apabila ada sebuah pertunjukkan. Plato yang mempunyai puncak datar ini terlihat unik apabila dibandingkan dengan kenampakan alam lainnya yang ada di permukaan Bumi.
3. Dataran rendah
Apabila kita mengenal dataran tinggi maka ada pula yang disebut dengan dataran rendah. Dataran rendah merupakan bagian permukaan Bumi yang mempunyai ketinggian yang lebih rendah daripada aderah yang ada di sekitarnya. Ketinggian dataran rendah ini antara 0 hingga 200 meter di atas permukaan air laut. Dataran rendah seringkali dipih untuk digunakan sebagai tempat pemukiman manusia, karena dataran rendah ini sangat cocok. Selain karena kontur tanahnya yang datar, dataran rendah sebagian besar wilayahnya memiliki tanah yang subur, sehingga cocok digunakan untuk bercocok tanam. Dataran rendah yang berada di Indonesia diantaranya adalah Dataran Rendah Solo dan Dataran Rendah Pantai Utara Jawa.
4. Depresi Kontinental
Mirip seperti dataran rendah, selanjutnya kita menemui sebuah depresi kontinental. Apabila dataran rendah mempunyai ketinggian minimum 0 meter diatas permukaan air laut, justru depresi kontinental ini ketinggiannya dibawah permukaan air laut. Sehingga dapat dikatakan bahwa depresi kontinental merupakan bagian dari daratan yang ketinggiannya dibawah permukaan air laut. Contoh depresi kontinental yang ada di dunia adalah di Amsterdam, Belanda yang dibangun di bawah permukaan air laut untuk membendung teluk. Terkadang depresi kontinental ini tidak terlihat dari daratan karena tertutup oleh air laut.
5. Gunung
Bentuk permukaan Bumi di daratan yang selanjutnya adalah gunung. Mengenai gunung, pasti kita sudah pernah mengenalnya lebih dulu. Gunung juga banyak kita temui di sekitar kita, yakni di Indonesia. Indonesia mempunyai banyak sekali gunung, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Gunung merupakan tonjolan yang ada di permukaan Bumi. Karena gunung merupakan tonjolan, maka gunung mempunyai ketinggian yang lebih tinggi daripada wilayah daratan yang ada di sekitarnya. Ketinggian gunung ini antara ratusan hingga ribuan meter di atas permukaan air laut. Gunung memiliki tiga bagian pokok, yakni :
- Puncak gunung, yakni bagian atas dari gunung
- Lereng gunung, yakni bagian tengah dari gunung yang berupa sisi miring
- Kaki gunung, yakni bagian bawah gunung yang biasanya sudah dijadikan tempat pemukiman masyarakat.
Menurut aktivitasnya, gunung dibagi menjadi dua macam, yakni gunung yang bisa mengalami erupsi atau gunung aktif dan juga gunung yang tidak mengalami erupsi atau gunung pasif. Adapun penjelasan dari masing- masing gunung tersebut adalah sebagai berikut:
a. Gunung aktif
Gunung aktif kita kenal sebagai gunung berapi, yakni gunung yang masih bisa mengalami erupsi. Erupsi sendiri merupakan proses pengeluaran material- material yang terkandung di dalam perut bumi melalui sebuah saluran yang menyerupai pipa yang ada di perut gunung. Erupsi pada gunung berapi ini bisa terjadi dalam suatu periode, misalnya gunung berapi yang mengalami erupsi empat tahun sekali. Dalam periode erupsi ini, setian gunung berapi mempunyai periode yang berbeda- beda.
Dalam peristiwa erupsi ini akan banyak dampak yang ditimbulkan, baik dampak positif maupun negatif. Namun kebanyakan dampak yang terjadi adalah dampak negatif. Beberapa erupsi menjadi sebuah bencana alam yang dasyat dan bahkan menghilangkan nyawa banyak orang, namun beberapa erupsi tidak terlalu berbahaya. Hal ini tergantung pada besar kecilnya erupsi yang terjadi. Indonesia sendiri sudah terlalu sering mengalami erupsi gunung berapi, sehingga bukan merupakan hal yang baru lagi. Beberapa gunung aktif dan sering mengalami erupsi di Indonesia antara lain Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung Sinabung, Gunung Bromo dan lain sebagainya.
b. Gunung Tidak Aktif
Gunung tidak aktif adalah oposisi dari gunung aktif. Gunung tidak aktif ini juga sering disebut sebagai gunung mati. Gunung tidak aktif adalah gunung yang sudah tidak mengalami erupsi lagi, sehingga tidak mengeluarkan material- material vulkanik yang ada di dalamnya. Gunung menjadi tidak aktif karena disebabkan oleh beberapa faktor. Gunung yang tidak aktif pada awalnya ada yang merupakan gunung aktif dan kemudian mati, maupun memang merupakan gunung mati pada awal kemunculannya. Contoh gunung yang tidak aktif yang ada di Indonesia adalah Gunung Merbabu, dan Gunung Tangkuban Perahu.
6. Pegunungan
Bentuk permukaan Bumi di daratan yang selanjutnya adalah pegunungan. Pegunungan mempunyai nama yang mirip dengan gunung bukan? Hal ini memang pegunungan merupakan kumpulan dari beberapa gunung yang menyambung menjadi satu. Sehingga di pegunungan ini kita akan menjumpai banyak gunung. Namun di pegunungan, kita tidak akan menjumpai gunung aktif, karena pegunungan tidak mengalami erupsi. Pegunungan bisa terbentang panjang hingga ke wilayah lain. Pegunungan dibagi menjadi dua jenis, yakni pegunungan tinggi dan juga pegunungan rendah. Untuk penjelasan masing- maisng pegunungan adalah sebagai berikut:
a. Pegunungan tinggi
Jenis pegunungan yang pertama adalah pegunungan tinggi. pegunungan tinggi merupakan pegunungan yang memiliki ketinggian hingga mencapai lebih dari 1.500 meter di atas permukaan air laut. Ada contoh pegunungan tinggi di Benua Asia yang sangat terkenal, yakni Pegunungan Alpen.
b. Pegunungan rendah
Selain pegunungan tinggi, ada jenis pegunungan yang lainnya yakni pegunungan rendah. Sesuai dengan namanya, pegunungan rendah dan pegungan tinggi yang membedakan keduanya adalah ketinggian yang dimilikinya. Pegunungan rendah mempunyai ketinggian antara 500 meter hingga 1.500 meter di atas permukaan air laut.
7. Bukit dan Perbukitan
Relief dari permukaan Bumi atau daratan yang selanjutnya adalah bukit atau perbukitan. Sama seperti gunung dan pegunungan, bukit juga merupakan tonjolan yang ada di permukaan daratan, sehingga bukit mempunyai ketinggian yang lebih tinggi daripada daerah yang ada di sekitarnya. Perbedaan bukit/ perbukitan dengan gunung/ pegunungan adalah ketinggiannya dan juga statusnya. Perbukitan atau bukit tidak setinggi gunung, dan biasanya tidak terlalu besar juga. Kemudian, bukit juga tidak bisa mengalami erupsi seperti gunung. Bukit- bukit yang berjumlah lebih dari satu dan berjajar disebut dengan perbukitan. Biasanya bukit mempunyai ketinggian antara 200 hingga 500 meter di atas permukaan air laut. Bukit biasanya mempunyai udara yang sejuk dan juga pemandangan yang indah, sehingga wilayah perbukitan banyak difungsikan sebagai tempat pariwisata.
8. Lembah
Selain berupa tonjolan, selanjutnya bentuk relief permukaan daratan berupa cekungan atau dataran yang rendah, salah satunya adalah lembah. Lembah merupakan dataran rendah yang berada di sekitar perbukitan atau pegunungan. Sela- sela yang ada di kaki perbukitan atau pegunungan ini disebut dengan lembah. Dengan kata lain lembah merupakan dataran rendah yang dikelilingi oleh perbukitan/ pegunungan atau kaki perbukitan/ pegunungan. Lembah banyak digunakan sebagai tempat pemukiman masyarakat, oleh karena mempunyai ketinggian yang rendah, maka udara (baca: polusi udara) yang ada di lembah ini bersifat lebih hangat daripada di perbukitan yang wilayahnya lebih tinggi.
9. Jurang
Selain lembah, bentuk permukaan daratan berupa cekungan adalah jurang. Tidak seperti lembah yang biasanya landai dan luas, jurang bersifat lebih cekung, sempit, dan diapit oleh tebing- tebing yang sangat terjal. Jurang mempunyai kedalam yang sangat dalam. Dasar jurang biasanya berupa sungai atau hutan. Jurang merupakan salah satu relief Bumi yang berbahaya, karena apabila ada kecelakaan dam masuk jurang maka kebanyakan akan meninggal.
Itulah beberapa bentuk permukaan Bumi yang berupa daratan. Daratan yang menjadi tempat hidup manusia dan sebagian besar binatang juga tumbuh- tumbuhan mempunyai banyak bentuk yang berbeda. Hal ini akan membuat keadaanya berbeda- beda pula. Oleh karena karekatristik (misalnya suhu udara dan kecukupan sinar matahari) juga berbeda, maka binatang dan tumbuh- tumbuhan yang cocok juga berbeda. Misalnya tumbuhan yang bisa tumbuh di dataran tinggi akan berbeda dengan tumbuhan yang bisa tumbuh di dataran rendah.
10. Dangkalan atau Paparan Benua
Bentuk permukaan Bumi yang berupa perairan, yang pertama adalah dangkalan atau paparan benua. Yang dimaksud dengan dangkalan atau paparan Benua adalah permukaan laut yang luas dan juga memiliki kedalaman kurang dari 200 meter. Bentuk permukaan Bumi berupa perairan yang satu ini merupakan kepanjangan dari daratan pulau maupun benua. Oleh karena kedalamannya yang hanya sedikit, maka wilayah dangkalan ini sangat pas untuk sekedar berenang atau snorkeling. Di wilayah Indonesia sendiri kita dapat menemui jenis permukaan yang seperti ini, yakni dangkalan Sunda (paparan Sunda) dan dangkalan Sahul.
11. Punggung Laut
Bentuk perairan yang selanjutnya adalah punggung laut. Punggung laut juga merupakan bagian dari perairan. Punggung laut merupakan bentuk permukaan laut yang menyerupai sebuah bukit. Bukit sendiri merupakan bagian yang menonjol lebih tinggi daripada bagian yang lainnya. Sehingga punggung laut merupakan bukit yang berada di dalam laut. Meski demikian punggung laut ini tidak sampai muncul di permukaan laut, dan kita tidak bisa melihatnya dari daratan.
13. Ambang Laut
Selain dangkalan dan juga punggung laut, selanjutnya ada ambang laut. Ambang laut merupakan bagian dari bentuk permukaan Bumi berupa perairan. Yang dimaksud dengan ambang laut adalah permukaan daratan laut dangkal dan juga sebagai pemisah dua buah lautan yang dalam. Ada ambang laut yang terkenal di dunia ini, yakni ambang laut Sulu dan juga ambang laut Gibraltar.
14. Gunung Laut
Setelah kita membicarakan mengenai punggung laut dan juga ambang laut, masih ada bentukan lain dari permukaan Bumi berupa perairan, yakni gunung laut. Sama seperti punggung laut, bahwa gunung laut ini mirip gunung yang ada di daratan, namun letaknya ada di bawah laut. Sama seperti gunung yang ada di daratan, gunung laut ini ada yang aktif dan ada juga yang tidak aktif. Gunung laut yang aktif, artinya gunung laut ini dapat mengalami erupsi sewaktu-waktu. Gunung laut yang masih aktif ada juga di wilayah Indonesia. Gunung laut yang masih aktif di Indonesia adalah Anak Gunung Krakatau yang ada di selat Sunda, yang memisahkan antara Pulau Jawa dan Juga Pulau Sumatera. Dahulu Gunung Karakatau yang juga ada di Selat Sunda mengalami erupsi atau letusan dan telah mengakibatkan banyak kerusakan yang terjadi. Gunung Krakatau ketika mengalami erupsi telah menyebabkan tsunami yang terjadi di wilayah lautan tersebut.
15. Palung Laut
Selanjutnya ada palung laut. Palung laut juga merupakan relief yang ada di daratan, namun letaknya ada di dalam lautan. Apabila kita di dataran mengenal yang namanya jurang, maka dilautan pun kita mengenal palung laut. Palung laut menyerupai sebuah jurang (baca: jurang terdalam di dunia) yang ada di dalam laut. Seperti halnya jurang yang ada di daratan, palung laut adalah lubang yang sangat dalam dan diapit oleh dinding yang sempit dan curam. Palung laut memanjang ke bawah dan menyerupai huruf V. Selain itu palung laut juga merupakan titik yang paling dalam yang ada di Bumi. Titik- titik paling rendah yang ada di Bumi ini berada di palung- palung Samudera. Ada banyak sekali palung yang ada di dunia ini, dan palung terdalam sekaligus menjadi titik terendah di Bumi ini terletak di Palung Mariana yang ada di wilayah samudera Pasifik.
16. Lubuk Laut atau Beken
Lubuk laut juga dikenal dengan nama beken. Lubuk laut juga merupakan bentuk permukaan Bumi yang berupa perairan.Yang dimaksud dengan lubuk laut adalah permukaan laut yang memiliki bentuk sebagai cekungan besar dan juga lebar. Lubuk laut atau beken ini juga mempunyai kedalaman yang sangat dalam. Lubuk laut atau beken ini juga menyerupai salah satu bentuk relief permukaan Bumi di daratan, yakni yang kita kenal sebagai lembah. Sehingga yang dimaksud dengan lubuk laut adalah lembah yang terdapat di dalam laut.
17. Pulau Karang
Bentuk permukaan Bumi berupa perairan yang selanjutnya adalah pulau karang. Pulau karang adalah bentuk permukaan laut yang berbentuk seperti halnya pulau yang terdiri atas batuan dan juga karang yang berjumlah sangat banyak. Batuan- batuan karang ini terbentuk atas binatang- binatang yang sudah mati dan bertumpuk menjadi satu. Karena jasad binatang- binatang ini sangat banyak, akibat peran waktu yang sangat lama, pada akhirnya jasad binatang ini mengeras dan berubah menjadi karang.
C. Bentuk Permukaan Laut
- Paparan : dataran yang terhampar di tepi benua, landau dan membentuk dangkalan.
- Lereng benua : paparan yang melandai ke arah laut sampai ke dasar cekungan.
- Cekungan : paparan ke arah laut, berbentuk cekung dengan kedalaman 130-4000 m.
- Palung : cekungan berupa lembah sempit dan dalam dengan dinding curam.
- Ambang laut : gunung laut yang puncaknya muncul ke permukaan.
D. Bahan Penyusun Kerak Bumi
Kerak bumi merupakan salah satu lapisan dari litosfer, berupa batuan keras yang terus berubah karena arus material cair panas di kedalaman bumi. Batuan beku : magma cair dan pijar yang akan keluar dari lubang gunung berapi mendingin dengan cepat dan memadat. Batuan metamorf : terbentuk karena proses fisis (pengaruh panas, tekanan dan waktu). Batuan sedimen : perombakan batuan lain atau karena proses kimia, membentuk endapan yang memadat.
1. Gunung Berapi
Gunung berapi merupakan suatu sistem saluran fluida panas (lava) yang memanjang dari kedalaman 10 km di bawah permukaan sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil penumpukan materi yang dikeluarkan saat meletus.
a. Klasifikasi
Berdasarkan catatan sejarah erupsi: Tipe A Tipe B Tipe C Berdasarkan sumber erupsi: Pusat Samping Celah Eksentrik Berdasarkan kuat letusan dan tinggi tiang asap: Tipe Hawaiian Tipe Strombolian Tipe Plinian Tipe ubplinian Tipe Ultraplinian Tipe Vilkanian Tipe Surtseyan dan Freatoplinian Berdasarkan bentuk: Stratovolcano Perisai Cinder cone aldera
b. Bahaya Letusan Gunung Berapi
Bahaya langsung: Leleran lava Aliran piroklastik (awan panas) Jatuhan piroklastik Lahar letusan Gas vulkanik beracun Bahaya tidak langsung: Lahar hujan Banjir bandang Longsoran vulkanik Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia: Normal Waspada Siaga Awas
2. Gempa Bumi
Gempa yang kuat di dasar laut dapat menyebabkan tsunami. Beberaa istilah terkait gempa:
- Hiposentrum: sumber yang menyebabkan gempa di bawah lapisan tanah
- Episentrum: titik di permukaan bumi tepat di atas titik pusat gempa
- Seismograf: alat pencatat getaran permukaan dan gempa bumi
3. Cuaca
Troposfer merupakan lapisan atmosfer paling bawah (paling dekat dengan permukaan bumi), tempat terjadinya berbagai peristiwa cuaca. Cuaca adalah keadaan udara dalam waktu tertentu pada tempat tertentu.
Unsur-unsur cuaca:
Suhu udara ➜ alat ukur: thermometer
Tekanan udara ➜ alat ukur: barometer
Kelembaban udara ➜ alat ukur: higrometer
Arah dan kecepatan angin ➜ alat ukur: anemometer
Awan (uap air jenuh yang berkondensasi pada ketinggian tertentu)
Curah hujan
- Hujan Konveksi/ hujan Zenith
- Hujan Pegunungan (Orografis)
- Hujan Frontal