9+ Unsur-Unsur Pembangun Pementasan Fragmen - Seni Budaya Kelas VII Revisi Terbaru

Seni Budaya | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan kumpulan unsur-unsur pementasan fragmen dalam mata pelajaran seni budaya kelas VII revisi kurikulum 2013. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang unsur-unsur pementasan fragmen dalam mata pelajaran seni budaya.

9+ Unsur-Unsur Pembangun Pementasan Fragmen - Seni Budaya Kelas VII Revisi Terbaru

Gambar: freepik.com

Berikut ini beberapa kumpulan unsur-unsur yang terdapat dalam pementasan fragmen adalah sebagai berikut.

  • Naskah fragmen
  • Pemain
  • Sutradara
  • Tata panggung/pentas
  • Tata busana/kostum
  • Tata rias
  • Tata cahaya
  • Tata suara
  • Penonton

Unsur-Unsur Pementasan Fragmen

1. Naskah Fragmen

Naskah merupakan karangan yang masih ditulis dengan tangan yang belum diterbitkan. Fragmen merupakan cuplikan atau bagian dari sebuah drama atau sebuah cerita. Jadi, naskah fragmen merupakan karangan yang belum diterbitkan tentang cuplikan atau bagian dari sebuah drama atau cerita. Naskah harus terlebih dahulu dirampungkan. Perlu kalian perhatikan bahwa naskah fragmen hendaknya disesuaikan dengan ketersediaan alat dan kostum pemain.

2.  Pemain

Pemain merupakan orang yang memperagakan atau memainkan peran dalam cerita. Banyaknya pemain yang dibutuhkan dalam fragmen tergantung dari banyaknya tokoh yang terdapat dalam naskah fragmen yang akan dipentaskan. Agar para pemain berhasil memerankan tokoh-tokoh tersebut dengan baik, pemain harus dipilih melalui proses seleksi dengan tepat.

Selain itu, dalam memilih pemain untuk pementasan fragmen haruslah yang memiliki kemampuandalam memerankan tokoh yang dibawakan. Dengan kata lain, pemain yang mampu dalam memerankan tokoh merupakan pemain yang tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dalam berlatih, melainkan pemain yang sudah bisa memerankan tokoh sesuai dengan yang tertuang dalam naskah fragmen yang telah dibuat sebelumnya.

3. Sutradara

Sutradara berperan sebagai jalannya pertunjukan sekaligus sebagai pemilih pemain yang tepat dalam sebuah pertunjukan fragmen. Selain itu, sutradara bertugas mengatur blocking. Sutradara juga berperan sebagai editor berbagai gagasan-gagasan dan masukan yang ingin ditampilkan oleh para pendukung pentas, baik dari pemain maupun dari penggagas artistik.

Pada saat sutradara melakukan keputusan untuk menyutradarai panggung, ia harus memutuskan jenis naskah  yang akan dipentaskan, apakah tragedi, komedi, atau tragikomedi. Ketika sutradara sudah merasa yakin terhadap jenis naskah yang sudah di pilih dan gaya yang ingin dipakai untuk menggambarkan plot, karakter, tema, kualitas dialog, dan suasana ia mulai merencanakan desainnya dalam bentuk panggung.

Penyusunan rencana desain panggung adalah proses transformasi struktur naskah menjadi struktur panggung. Dari sinilah sutradara harus mencipta, mengatur, dan menyatukan gerakan atau movement komposisi visual, irama, tempo, dan tata suara. Proses pelatihan aktor pun mulai dirancang untuk merencanakan desain panggung.

4. Tata Panggung

Penataan pentas merupakan seni mewujudkan segi unsur visual pentas yang spesifik. Oleh karena itu, dalam tata pentas selain aktivitas aktor yang terlihat dalam berakting, terdapat pula tatanan properti dan properti tangan ke semua unsur tersebut merupakan satu kesatuan. Tempat terjadinya pola dasar gerak dari suatu episode, suasana serta peristiwa disebut setting.

Tata pentas disebut juga dengan scenery atau pemandangan latar belakang (backround) tempat memainkan lakon. Tata pentas dalam pengertian luas merupakan suasana seputar gerak laku di atas pentas dan semua elemen-elemen visual atau yang terlihat oleh mata yang mengitari pemeran dalam pementasan.

Sebuah lakon yang dibentuk oleh sutradara tentu ada keterangan di mana dan kapan kejadian yang dipentaskan itu terjadi. Oleh sebab itu, skenario juga bisa digunakan untuk mempermudah penonton dalam memahami sebuah pementasan fragmen.

5. Tata Busana

Tata busana merupakan pengaturan pakaian pemain, baik pemilihan bahan, model, maupun cara mengenakannya. Tata busana sebenarnya memiliki hubungan yang erat dengan tata rias. Oleh karena itu, orang yang bertugas sebagai penata busana dalam mengatur dan memilih pakaian pemain sering dirangkap oleh penata rias. 

Akan tetapi, tugas penata rias terkadang dipisahkan dengan tugas mengatur dan memilih pakaian untuk para pemain. Artinya, tugas penata rias hanya merias wajah para pemain, sedangkan penata busana bertugas mengatur busana yang akan dipakai oleh para pemain.

Meskipun demikian, penata rias dan penata busana harus bekerja sama saling memahami, saling menyesuaikan, dan saling membantu agar hasil akhirnya memuaskan. Penata rias dan penata busana harus mampu menafsirkan dan menyesuaikan tata rias dan busana yang akan digunakan oleh para pemain sesuai dengan tokoh yang akan dibawakan ke dalam pementasan fragmen.

Tata busana dalam fragmen memiliki fungsi yang lebih luas, yaitu mencitrakan keindahan penampilan, membedakan satu pemain dengan pemain yang lain, menggambarkan karakter tokoh, memberikan efek gerak pemain, dan memberikan efek dramatik. Kostum merupakan segala sandang yang digunakan oleh aktor di atas panggung. Pada dunia pertunjukan, kostum berguna untuk menentukan tingkat sosial aktor, tempat dan waktu kejadian lakon serta karakter dari seorang aktor.

6. Tata Rias

Tata rias merupakan bahan yang digunakan aktor untuk pencapaian karakter tokoh dalam segi fisik. Biasanya, tata rias pemain dibuat  mencolok agar terlihat jelas di atas panggung. Tata rias juga digunakan sebagai penegas karakter tokoh yang dimainkan oleh aktor.

Kostum merupakan segala sandang yang dipakai oleh tokoh panggung sebagai pendukung rai tokoh yang sedang diperankan. Kostum juga mempunyai tujuan untuk memperjelas karakter tokoh peran mengenai ciri sosial.

Tata rias berkaitan dengan kostum. Pentingnya penggunaan tata rias tersebut karena pribadi tokoh yang akan diperankan. Dengan kata lain, tata rias bertujuan mengubah wajah atau menciptakan tokoh yang baru. Tata rias juga dapat menciptakan kesan bagi para penonton.

7. Tata Cahaya

Tata cahaya merupakan unsur tata artistik yang penting dalam pertunjukan teater. Tanpa adanya tata cahaya, aktor yang ada di atas panggung tidak bisa dilihat dengan jelas oleh penonton. Pada zaman dahulu, cahaya bulan, obor, dan sumber penerangan yang lainnya digunakan sebagai pencahayaan dalam pementasan fragmen. Seiring dengan berjalannya waktu, mulai digunakan lampu dengan berbagai jenis dan fungsi masing-masing untuk melengkapi tata cahaya dalam pementasan fragmen.

Lampu adalah salah satu unsur rancangan yang sangat bernilai bagi seorang seniman. Bagi beberapa perancang panggung, lampu menempati urutan pertama. Melalui kemahiran dalam memainkan warna, cahaya terang dan gelap, lampu sangat kuat menyusun nada, garis-garis elemen adegan dan dengan demikian dapat menumbuhkan nilai dramatik.

8. Tata Suara

Tata suara atau musik juga termasuk unsur pendukung dalam sebuah pementasan fragmen. Musik yang digunakan  bisa menggunakan musik live atau rekam. Fungsi dari musik, yaitu musik sebagai latar, musik efek, dan musik sebagai pendukung suasana. Musik dan sound effect hanya berperan untuk memberi efek psikologis dan menghidupkan adegan. Oleh sebab itu, musik dan penata suara harus mementingkan lakon atau musik dan suaranya.

Penataan suara dalam pementasan sering dihubungkan dengan penata lampu dan pemandangan atau properti panggung. Hal ini disebabkan oleh penggunaan berbagai peralatan elektrik yang saling berkaitan. Namun, dalam tata suara ada hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah penggunaan efek suara, baik dalam bentuk rekam maupun dalam bentuk langsung.

9. Penonton

Jangan salah penonton termasuk unsur penting dalam pementasan fragmen. Jadi, kesuksesan sebuah pementasan fragmen biasanya dapat diukur dari banyak atau sedikitnya jumlah penonton yang menyaksikan pementasan tersebut. Tema fragmen juga dapat ditentukan sesuai dengan sasaran penonton.

Penonton drama terdiri dari berbagai macam latar belakang, baik pendidikan, ekonomi, kemampuan mengapresiasi, maupun motivasi. Jika dilihat dari segi motivasinya, sedikitnya ada tiga jenis penonton, yaitu penonton peminat, penonton iseng, dan penonton penasaran.