4+ Nilai Penting Pementasan Fragmen - Seni Budaya Kelas VII Revisi Kurikulum 2013

Seni Budaya | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan kumpulan nilai-nilai penting dalam pementasan fragmen dalam mata pelajaran seni budaya kelas VII revisi K13. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang nilai penting dalam pementasan fragmen dalam mata pelajaran seni budaya.

4+ Nilai Penting Pementasan Fragmen - Seni Budaya Kelas VII Revisi Kurikulum 2013

Gambar: freepik.com

Berikut ini beberapa nilai penting yang terkandung dalam sebuah pementasan fragmen adalah sebagai berikut.

  • Memupuk nilai moral
  • Mengembangkan imajinasi positif
  • Menguatkan jati diri
  • Memperluas budaya seseorang

1. Memupuk Nilai Moral

Nilai moral merupakan bentuk gambaran objektif atas sisi kebenaran yang senantiasa dijalankan oleh seseorang di dalam lingkungan bermasyarakat, oleh karena itulah muncul prinsip dan keyakinan tentang perilaku yang berhubungan dengan benar atau salah. Moral adalah adat atau kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang kepada lingkungan sosialnya. Arti ini diambil dari etimologis moral itu sendiri, yang berasal dari kata “mos”. Sedangkan secara umum moral adalah etika-etika kehidupan yang dijalankan untuk menjaga keteraturan sosial dalam masyarakat.

Adapun definisi nilai moral menurut para ahli, antara lain adalah sebagai berikut;

  • Driyarkara, Pengertian nilai moral adalah suatu gambaran objektif terhadap tindakan manusia dalam menjalankan rutinitas kehidupannya. Dengan arti inilah moral karap kali dikaitkan dengan kodart dan hakekat manusia yang ingin hidupan dalam kenyamanan, dan ketertaman.
  • Sonny Keraf, Nilai moral adalah sebagai segala sesuatu yang bisa digunakan sebagai dasar untuk menilai perbuatan seseorang yang dirasakan baik atau buruk di dalam sebuah masyarakat.
  • Maria J. Wantah, Makna nilai moral adalah sesuatu yang berkaitan dengan keterampilan dalam menentukkan benar atau salah serta baik atau buruknya perilaku pada diri seseorang.
  • Russel Swanburg, Pengertian nilai moral adalah sebagai semua pengakuan dari pemikiran yang bersangkutan dengan keantusiasan seseorang dalam bekerja dimana urusan tersebut dapat memicu perilaku seseorang tersebut.

Dilihat dari macamnya, nilai moral secara umum terbagi dalam berbagai jenis. Antara lain;

a. Nilai Moral Baik

Nilai moral baik adalah serangkaian bentuk nilai yang dikaitkan dengan kesesuaian antara harapan dan tujuan hidup manusia dalam menjalankannya bisa ditinjaun dari kaidah sosial masyarakat. Sangat nyata, mana yang salah dan yang baik. Contohnya saja dalam kategori nilai moral yang baik ini seperti adanya tindakan seseorang dalam monolong semasama yang membutuhkan satu sama lainnya. Atau prilaku seseorang yang mengikuti gotong royong untuk memberihkan lingkungan.

b. Nilai Moral Buruk

Jenis nilai moral selanjutnya adalah tentang keburukan, yang artinya lawan kata dengan istilah kebaikan. Nilai ini dianggap menyimpang terhadap keteraturan sosial, selain itu dampak yang ditimbulkan akan menciptakan berbagai arti masalah sosial yang akan terjadi. Misalnya saja nilai ini seperti melakukan tinkan mencuri, korupsi, kulusi, nepostisme, dan lain sebagainya. Sehingga dianggap masyarakat layak untuk memperoleh hukuman.

2. Mengembangkan Imajinasi Positif

Imajinasi merupakan daya pikir membentuk gambaran tentang sesuatu yang tidak ada pada indra yang didapat dari kenyataan atau pengalaman seseorang secara umum maupun gambaran yang mampu dihasilkan sekalipun tidak pernah sepenuhnya dirasakan dalam kenyataan sebelumnya. Terkadang, memori juga disebut dengan imajinasi reproduksi sebab di dalamnya terdapat isi pengalaman dari masa lalu yang diproduksi dalam bentuk serta urutan yang sama. Contohnya, kalian mempersepsikan sebuah taman dengan banyak jenis bunga serta tanaman yang tersusun dengan urutan tertentu.

Sifat dari imajinasi sendiri terdiri dari dua bentuk yakni imajinasi konstruktif atau produktif. Ini merupakan pengaturan ulang dari pengalaman masa lalu menjadi pola yang baru. Sifat ini tidak membuat elemen atau bahan gambar namun mereproduksi elemen pengalaman masa lalu serta membentuknya menjadi sebuah kombinasi yang baru.

Imajinasi bukan reproduksi yang tepat dari pengalaman di masa lalu. Isi dari pengalaman masa lalu akan diproduksi dan digabungkan menjadi bentuk yang baru. Contohnya kalian pernah memikirkan mawar serta warna biru namun tidak untuk mawar biru. Akan tetapi kalian bisa memproduksi gambar mawar serta gambar warna biru kemudian digabungkan menjadi mawar biru.

Berikut ini beberapa jenis imajinasi adalah sebagai berikut.

a. Imajinasi Pasif

Pikiran tidak sepenuhnya pasif di segala situasi karena sebagian aktif pada saat kita sedang sadar. Pada imajinasi pasif, pikiran relatif pasif dan tidak berusaha untuk membuat gambar. Gambat nantinya akan muncul dari disi sendiri ke pikiran kemudian dikombinasikan secara otomatis dari kekuatan sugestif. Ini merupakan permainan imajinasi yang bisa dikatakan mudah. Pada saat kalian ada dalam suasana hati yang tidak baik kemudian membayangkan sedang membangun istana di udara atau bayangan lainnya, maka imajinasi kalian akan berjenis pasif.

b. Imajinasi Aktif

Pada imajinasi aktif, pikiran akan berusaha untuk membuat sebuah gambar seingga bisa menerima konten dari pengalaman di masa lalu kemudian menggabungkannya ke sebuah pola yang baru. Namun gambar tidak secara otomatis akan dikombinasikan oleh kekuatan sugestif. Kombinasi gambar akan dipengaruhi dengan keinginan. Pikiran secara aktif nantinya bisa memilih bahan tertentu dan membangun citra yang baru.

c. Imajinasi Reseptif

Pada imajinasi reseptif, pikiran akan berusaha untuk menggambar adegan yang ingin dibuat. Bahan imajinasi serta urutan kombinasinya akan disarankan untuk pikiran dari luar. Contohnya ketika kalian membaca drama, novel, pusi, perjalanan geografi dan masih banyak lagi. Bisa dikatakan jika imajinasi reseptif adalah ketika kalian menerima gambar dari luar.

d. Imajinasi Kreatif

Pada imajinasi kreatif, pikiran akan membuat situasi imajiner yang menghasilkan gambar baru dari bahan yang diterima dari dalam diri kemudian mengaturnya menjadi urutan yang baru. Contohnya seorang insinyur yang membangun rencana sebuah bangunan, maka ia mempunyai imajinasi kreatif.

e. Imajinasi Intelektual

Imajinasi intelektual melayani tujuan pengetahuan yang biasa disebut juga dengan imajinasi kognitif. Sedangkan imajinasi yang terlibat dalam konstruksi intelektual dinamakan dengan imajinasi intellective. Pada saat newton menemukan hipotesis gravitasi ketika menjelaskan jatuhnya tubuh ke bumi dengan satu sentuhan imajinasi, maka menandakan ia mempunyai imajinasi intelektual.

f. Imajinasi Praktis

Imajinasi praktis mempunyai tujuan praktis yang disebut juga dengan imajinasi pragmatis dan dikendalikan dengan kondisi objektif. Agar bisa mewujudkan tujuan tertentu, maka ini harus memenuhi kondisi nyata dari dunia luar. Imajinasi praktis harus sesuai dengan kondisi objektif. Contohnya ketika kalian menyusun rencana mesin atau bangunan, maka ini menandakan kalian memiliki imajinasi praktis.

g. Imajinasi Estetika

Imajinasi estetika merupakan jenis imajinasi yang memuaskan dorongan estetika. Ini akan diarahkan untuk kepuasan sentimen dan tidak memenuhi kebutuhan praktis apapun serta tidak menambah pengetahuan. Imajinasi estetika merupakan konstruksi praktis atau imajinasi yang tidak intelek. Imajinasi estetika akan memuaskan keinginan akan kecantikan yakni imajinasi yang terlibat pada penciptaan serta apresiasi keindahan. Contohnya ketika seseorang membuat lagu, maka ia sedang melatih imajinasi estetika.

h. Imajinasi Gambar

Memori merupakan imajinasi reproduksi dan ini menjadi reproduksi yang tepat dari pengalaman di masa lalu. Ini terdiri dari mereproduksi elemen pengalaman di masa lalu kemudian akan dibagi menjadi pola yang baru. Imajinasi gambar merupakan reproduksi setia dari persepsi asli. Seperti contohnya kalian mengingat Candi Borobudur, maka kalian akan memiliki gambar memori.

3. Menguatkan Jati Diri

  • Erikson (1968) menjelaskan identitas sebagai perasaan subjektif tentang diri yang konsisten dan berkembang dari waktu ke waktu. Dalam berbagai tempat dan berbagai situasi sosial, seseorang masih memiliki perasaan menjadi orang yang sama. Sehingga, orang lain yang menyadari kontinuitas karakter individu tersebut dapat merespon dengan tepat. Sehingga, identitas bagi individu dan orang lain mampu memastikan perasaan subjektif tersebut (Kroger, 1997).
  • Menurut Waterman (1984), identitas berarti memiliki gambaran diri yang jelas meliputi sejumlah tujuan yang ingin dicapai, nilai, dan kepercayaan yang dipilih oleh individu tersebut. Komitmen-komitmen ini meningkat sepanjang waktu dan telah dibuat karena tujuan, nilai dan kepercayaan yang ingin dicapai dinilai penting untuk memberikan arah, tujuan dan makna pada hidup (LeFrancois, 1993).
  • Marcia (1993) mengatakan bahwa identitas diri merupakan komponen penting yang menunjukkan identitas personal individu. Semakin baik struktur pemahaman diri seseorang berkembang, semakin sadar individu akan keunikan dan kemiripan dengan orang lain, serta semakin sadar akan kekuatan dan kelemahan individu dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya, jika kurang berkembang maka individu semakin tergantung pada sumber-sumber eksternal untuk evaluasi diri.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa identitas diri adalah perkembangan pemahaman diri seseorang yang membuat individu semakin sadar akan kemiripan dan keunikan dari orang lain dan akan memberikan arah, tujuan, dan makna pada hidup seseorang.

Jati diri dalam setiap orang biasanya berupa prinsip hidup yang membuat seseorang tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan tempat dia berada. Setiap manusia dalam menghadapi kehidupan di dunia ini harus memiliki jati diri agar memiliki symbol dari seseorang tersebut itu dan membedakannya dirinya dengan orang lain.

Dalam jati diri kita harus memiliki prinsip hidup dan arah hidup. Prinsip hidup itu adalah merupakan sebuah draft atau konsep ari kehidupan yang akan kita jalani. Konsep kehidupan yang tentu sesuai dengan agama dan norma-norma yang berlaku. Jangan sampai konsep yang kita miliki melanggar yang sudah di atur dalam agama dan norma-norma dalam masyarakat dan hukum.

Adapun Kriteria untuk membentuk jati diri :

a. Mempunyai keyakinan

Yakin pada diri sendiri, pada kemampuan yang dimiliki. Dan yakin adanya allah swt yang merupakan tuhan yang maha esa yang menentukan takdir atau nasib dari setiap manusia.

b. Mempunyai pikiran

Berpikir untuk selalu belajar dan belajar dalam setiap hal untuk menjadi pintar dalam setiap hal khusunya dalam bidangnya karena sesungguhnya kebodohan itu dekat sekali dengan kemiskinan.

c. Mempunyai kredibilitas waktu

Maksudnya yaitu kemampuan menata dirinya sendiri dapat mengatur waktu dan berkonsekuen dalam menjalani waktu yang sudah diatur.

d. Mempunyai kredibilitas dalam sosial masyarakat yang baik

Kredibilitas yang diterima pada masyarakat dimanapun dia berada. Dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dimanapun dia berada karena sebaik- baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Karena itu penting sekali seseorang memiliki jati dirinya. Sesungguhnya jati diri itu bermanfaat dalam mengantarkan seorang dalam menuju kesuksesan baik di dunia ataupun di akhirat nanti. Dan seorang tidak akan mudah terbawa arus-arus yang menjerumuskannya pada kegagalan.

4. Memperluas Budaya Seseorang

Kata budaya diambil dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang mempunyai arti bahwa segala sesuatu yang ada hubungannya dengan akal dan budi manusia. Secara harfiah, budaya ialah cara hidup yang dimiliki sekelompok masyarakat yang diwariskan secara turun temurun kepada generasi berikutnya. Adapun perbedaan antara agama, suku, politik, pakaian, lagu, bahasa, bangunan, maupun karya seni itu akan membuat terbentuknya suatu budaya.

Berikut ini merupakan pengertian budaya menurut para ahli adalah sebagai berikut.

a. Soelaiman Soemardi dan Selo Soemardjan

Soelaiman Soemardi dan Selo Soemardjan menerangkan bahwa suatu kebudayaan merupakan buah atau hasil karya cipta dan rasa masyarakat. Suatu kebudayaan memang mempunyai hubungan yang amat erat dengan perkembangan yang ada di masyarakat.

b. R. Seokmono

R. Seokmono menerangkan bahwa budaya adalah hasil kerja atau usaha manusia yang berupa benda maupun hasil buah pemikiran manusia dimasa hidupnya. Sedangkan Effat al-Syarqawi mendefinisikan budaya berdasarkan dari sudut pandang Agama Islam, Ia menjelaskan bahwa budaya adalah khazanah sejarah sekelompok masyarakat yang tercermin didalam kesaksian dan berbagai nilai yang menggariskan bahwa suatu kehidupan harus mempunyai makna dan tujuan rohaniah.

c. Lehman, Himstreet, dan Batty

Lehman, Himstreet, dan Batty  mendefinisikan budaya sebagai kumpulan beberapa pengalaman hidup yang ada pada sekelompok masyarakat tertentu. Pengalaman hidup yang dimaksud bisa berupa kepercayaan, perilaku, dan gaya hidup suatu masyarakat.

d. Parsudi Suparian

Parsudi Suparian mengatakan budaya akan melandasi segala perilaku dalam masyarakat, karena budaya merupakan pengetahuan manusia yang seluruhnya digunakan untuk mengerti dan memahami lingkungan dan pengalaman yang terjadi kepadanya. Budaya yang ada di Indonesia amat berpengaruh pada perkembangan jaman dari masa ke masa dan berubahnya kondisi alam yang ada di Indonesia. Hal tersebut sangat sesuai dengan pendapat seorang pakar dari Indonesia yaitu

e. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara budaya adalah hasil perjuangan masyarakat terhadap alam dan zaman yang membuktikan kemakmuran dan kejayaan hidup masyarakat dalam menyikapi atau menghadapi kesulitan & rintangan untuk mencapai kemakmuran, keselamatan dan kebahagiaan di hidupnya.

f. KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Budaya berarti sebuah pemikiran, adat istiadat atau akal budi. Secara tata bahasa, arti dari kebudayaan diturunkan dari kata budaya dimana cenderung menunjuk kepada cara berpikir manusia.

g. William H. Haviland

Menurut William H. Haviland Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.

h. Ralph Linton (1945: 30)

Menurut Ralph Linto Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari Masyarakat yang manapun dan regular tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup name of itu yaitu masyarakat yang dianggap lebih diinginkan dibuat tinggi atau lebih.

i. Robert H Lowie

Menurut Robert H Lowie Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal. Larson dan Smalley (1972: 39)

j. Larson dan Smalley

Larson dan Smalley memandang kebudayaan sebagai “blue print” yang memandu perilaku orang dalam suatu komunitas dan diinkubasi dalam kehidupan keluarga. Ini mengatur perilaku kita dalam kelompok, membuat kita peka terhadap masalah status, dan membantu kita mengetahui apa tanggung jawab kita adalah untuk grup. budaya yang berbeda struktur yang mendasari yang membuat bulat bulat masyarakat dan komunitas persegi persegi.

k. Drs. Sidi Gazalba

Menurut Drs. Sidi Gazalba kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dengan suatu ruang dan suatu waktu. Croydon (1973: 4)

l. Croydon

Budaya adalah suatu sistem pola terpadu, yang sebagian besar berada di bawah ambang batas kesadaran, namun semua yang mengatur perilaku manusia sepasti senar dimanipulasi dari kontrol boneka gerakannya. Francis Merill Menurut Francis Merill Kebudayaan adalah semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis. Kebudayaan berarti pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial.

m. Fizee

Kebudayaan artinya tingkat kecerdasan akal setinggi-tingginya yang dihasilkan dalam suatu tempo sejarah bangsa di puncak perkembangannya. Kebudayaan adalah hasil yang dicapai suatu bangsa dalam lapangan kesusatraan, falsafah, ilmu pengetahuan dan kesenian. Kebudayaan sebagai way of life bangsa, terutama hubungannya dengan adat istiadat, upacara keagamaan, penggunaan bahasa dan kebiasaan hidup masyarakat.