Bahasa Indonesia | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi seputar pengertian, jenis, dan contoh sudut pandang (point of view) dalam teks fiksi kelas sembilan. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian, jenis, dan contoh sudut pandang (point of view) dalam teks fiksi.

Gambar: freepik.com
A. Pengertian Sudut Pandang (point of view)
Sudut pandang (point of view) adalah satu unsur intrinsik dalam fiksi. Sudut pandang, latar, dan berbagai peristiwa. Secara umum, sudut pandang dibagi dua, yaitu sudut pandang orang ketiga dan sudut pandang orang pertama. Namun, dalam beberapa karya fiksi pengarang secara bebas menggunakan keduanya sehingga muncullah sudut pandang yang lain, yaitu sudut pandang campuran.
Sudut pandang ditentukan pengarang sebelum ia menulis cerita. Pemilihan sudut pandang akan menentuka gaya bercerita pengarang. Oleh karena itu, pengarang harus dapat menentukan sudut pandang tepat dalam tulisannya. Penggunaan sudut pandang tepat akan berpengaruh terhadap psikologis pembaca. Keterpengaruhan pembaca tersebut ditentukan oleh kejelasan sudut pandang cerita.
B. Jenis-Jenis Sudut Pandang (point of view)
Berikut ini adalah beberapa jenis sudut pandang (point of view) sebagai berikut.
1. Sudut Pandang Orang Ketiga
Dalam sudut pandang ini, pengarang menjadi narator yang menyebut tokoh-tokohnya dengan dia, ia, mereka, atau langsung menyebut nama tokoh. Penyebutan tersebut, secara tidak langsung berfungsi untuk memberi tahu pembaca bahwa tokoh tersebut merupakan tokoh utama. Sudut pandang orang ketiga dibagi menjadi dua, yaitu orang ketiga serbatahu dan orang ketiga terbatas.
a. Orang Ketiga Serbatahu
Orang ketiga serbatahu yaitu pengarang sebagai narator dengan bebas menceritakan segala aspek tentang tokohnya sehingga pembaca tidak perlu menerka-nerka sendiri. Pengarang menjelaskan pikiran-pikiran dan gelojak emosi tokoh-tokohnya. Pengarang juga menceritakan peristiwa-peristiwa secara detail.
Contoh:
Sudah 6 bulan ini Naomi terjun pada dunia tarik suara. Ayah dan ibunya tidak ada yang merestui jalur karier yang ia geluti. Ia sampai beradu argumen dengan sang ayah yang memang memiliki watak keras. Keduanya sempat bersitegang sebelum akhirnya dipisahkan oleh sang ibu dengan derai air mata.
b. Orang Ketiga Terbatas
Sebagaimana dalam sudut pandang orang serbatahu, dalam sudut pandang orang ketiga terbatas, pengarang menjelaskan segala aspek kepada pembaca. Akan tetapi, pengarang hanya menjelaskan segala aspek pada salah satu tokoh. Tokoh tersebut merupakan tokoh utama. Oleh karena itu, sudut pandang ini disebut terbatas. Pengarang menceritakan tindakan-tindakan yang didengarkan, dialami, dipikirkan, dan dirasakan tokoh tersebut.
Contoh:
Entah apa yang terjadi dengannya seminggu belakangan ini. Pulang dari kantor langsung menunjukkan muka masam. Belum lagi puasa bicara yang sudah ia lakukan seminggu belakangan ini. Apa mungkin karena hubungan dia dan sang kekasih yang tidak direstui oleh keluarga?
2. Sudut Pandang Orang Pertama
Dalam sudut pandang ini, pengarang ikut terlibat dalam cerita. Pengarang menyebut dirinya aku untuk berkisah. Pengarang menceritakan segala aspek tentang dirinya sendiri. Pengarang menjelaskan tindakan-tindakan yang ia dengar, lihat, pikirkan, dan rasakan. Sudut pandang orang pertama dibagi menjadi dua, yaitu sudut pandang orang pertama tokoh utama dan sudut pandang orang pertama tokoh tambahan.
a. Sudut Pandang Orang Pertama Tokoh Utama
Dalam sudut pandang ini, pengarang sebagai aku mengisahkan berbagai aspek tentang dirinya. Dalam pembicaraan ini, pengarang bertindak sebagai tokoh utama, dengan demikian, si aku menjadi fokus dari awal hingga akhir cerita. Tokoh lain diceritakan dari sudut pandang si aku. Selain itu, tokoh lain hanya diceritakan berkaitan dengan si aku.
Contoh:
Aku sedang mengamati lemari jam yang berdiri kaku di pojok ruangan. Ukiran jati bertuliskan huruf Jawa kuno menjadi saksi bisu kelahiranku. Ditempat ini, 20 tahun lalu aku dilahirkan…….dst .
b. Sudut Pandang Orang Pertama Tokoh Tambahan
Dalam sudut pandang ini, pengarang sebagai aku bertindak bukan sebagai tokoh utama, melainkan tokoh tambahan. Dari sudut pandangnya, tokoh tambahan menceritakan tokoh utama. Dalam pembicaraan ini, tokoh tambahan hanya menjadi saksi atas segala tindakan yang dilakukan oleh tokoh utama secara kasat mata. Dengan demikian, fokus cerita tetap tertuju ke tokoh utama, bukan tokoh tambahan yang bertindak sebagai si aku.
Contoh:
Brak!!! Sekali lagi aku dibuat kaget dengan suara pintu dari samping kamarku. Erika pergi terburu-buru sambil lari tunggang langgang. Sepertinya ia terlambat kuliah lagi. Erika adalah gadis yang manis, ia ramah dengan semua orang. Tidak heran jika banyak orang menyukainya.
3. Sudut Pandang Campuran
Sudut pandang campuran sering digunakan dalam novel. Sudut pandang ini dapat berupa campuran antara sudut pandang orang ketiga serbatahu dan sudut pandang orang ketiga terbatas. Sudut pandang ini juga dapat berupa campuran antara sudut pandang orang pertama tokoh utama dan sudut pandang orang pertama tokoh tambahan. Sudut pandang campuran dapat pula terjadi antara sudut pandang orang ketiga dan sudut pandang orang pertama. Campuran tersebut ditentukan oleh kreativitas pengarang.
Contoh:
Kami adalah sebuah keluarg yang cukup sederhan, tetapi kami mempunyai perasaan memiliki satu sama lain yang menguatkan kami kapanpun. Namaku adalah Ani, aku adalah sebagian kecil dari keluarga tersebut. Meskipun aku bisa menerima kehidupan pahit ini, kadang kala aku iri dengan kehidupan mereka. Khusunya keluarga Toni, mereka hidup dengan limpahan kemewahan. Bahkan Toni tak perlu lagi bekerja karena dia sudah tercukupi dengan harta ayahnya. Dia kadang-kadang berfikit, “Untuk apa kau sekolah, toh aku sudah kaya”
Sumber referensi: salamadian.com