Teks Persuasi | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi seputar jenis-jenis teks persuasi antara lain persuasi politik, persuasi pendidikan, persuasi iklan, dan persuasi propoganda dilengkapi dengan keterangan gambar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas delapan. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang jenis-jenis teks persuasi antara lain persuasi politik, persuasi pendidikan, persuasi iklan, dan persuasi propoganda dilengkapi dengan keterangan gambar.

Gambar: freepik.com
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia teks persuasi adalah teks yang memiliki fungsi utama mempengaruhi pendapat, perasaan, dan perbuatan pembaca atau pendengar. Dalam sebuah teks persuasi harus ada pengaruh, kepercayaan, kesepakatan, pembenaran, dan fakta.
Ada beberapa jenis teks persuasi yang wajib kalian ketahui sebelum membuat teks persuasi yang sebenarnya. Adapun jenis-jenis teks persuasi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Persuasi Politik
Tentu kalian sudah tidak asing lagi dengan kata politik. Sesuai dengan namanya, persuasi politik yang pastinya dipakai dalam bidang politik oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. Para ahli politik dan kenegaraan sering mengunakan persuasi jenis ini untuk keperluan politik dan negara.
2. Persuasi Pendidikan
3. Persuasi Iklan
Dalam dunia usaha, persuasi iklan bertujuan untuk memperkenalkan barang atau jasa tertentu. Melalui persuasi iklan diharapkan pembaca atau pendengar menjadi kenal, senang, ingin memiliki, dan berusaha untuk memiliki barang atau memakai jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu, iklan diberi predikat jalur komunikasi antara pabrik dan penyalur.

4. Persuasi Propoganda
Objek yang disampaikan dalam persuasi propoganda adalah informasi. Tujuan persuasi tidak hanya berhenti pada penyebaran informasi. Lebih dari itu, dengan informasi diharapkan pembaca atau pendengar sadar untuk berbuat sesuatu. Persuasi propoganda sering dipakai dalam kegiatan kampanye. Isi kampanye biasanya berupa informasi atau ajakan. Tujuan akhir dari kampanye tersebut yaitu pembaca atau pendengar menuruti isi ajakan kampanye tersebut.
Untuk lebih jelasnya, kalian bisa melihat salah satu contoh teks persuasi yang akan admin bagikan di bawah ini. Adapun contoh teks persuasi tersebut adalah sebagai berikut.
MPR Bagi-Bagi Kekuasaan
Rendra dan Eep Serukan Pembangkangan
Setiap orang Indonesia yang sadar hak-haknya haruslah siap melakukan gerakan pembanggkangan warga negara. Itu perlu, terutama bila agenda nasional berupa Sidang Istimewa (SI) MPR mendatang ini akhirnya hanya merupakan forum konstitusional bagi para elit politik untuk berbagi kesuasaan antar mereka hingga melupakan kepentingan umum masyarakat.
Dramawan W.S. Rendra bersama pengamat politik Eep Saefullah Fatah disertai sejumlah praktisi ekonomi dan seniman dengan lantang menyerukan itu dalam sebuah konfrensi pers di Kantor Dewan Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis(19/7) siang.
Seruan agar masyarakat melakukan pembanggkangan warga negara ini, kata Eep dan Rendra, diungkap sebagai wujud keprihatinan mereka sebagai warga negara atas terjadinya arus utama politik dan ekonomi yang terus menerus menempatkan rakyat sebagai korbannya.
Pembangkangan warga negara diperlukan, demikian argumen Eep terutama bila proses transisi ke arah demokrasi sudah menjadi makin elitis dan mengarah pada pembajakan demokrasi oleh kekuatan maupun pikiran yang berpihak pada otoritarianisme.
Menurut Eep, hal inilah yang kini membayangi proses transisi yang tengah bergulir di negara ini, terutama jika menyaksikan si MPR yang kini telah dipersiapkan tak lebih sebagai arena pertaruhan politik kanak-kanak.
Perhelatan mahal ini dibuat demi upaya bisa melakukan pergantian kekuaasan. “Sementara agenda mendasar yang perlu dikerjakan bisa membuat rakyat bisa keluar dari krisis ekonomi yang mencekik dan krisis politik yang memuakkan, justru diabaikan”, jelas Eep.
Lebih menyedihkan lagi,tambahnya,ketika arus politik dan ekonomi yang telah menempatkan rakyat sebagai korbannya ini seolah-olah hanya dilawan oleh pembangkangan militer dan polisi.
Citra yang terbangun oleh pemberitaan pers bahkan telah menempatkan parlemen-parlemen seolah-olah sebagai pahlawan yang ingin melawan arus itu.”Padahal, sesungguhnya jutru DPR-lah yang telah ikut mengalirkannya,” ujar mahasiswa Ohaio State University, AS ini.
W.S Rendra menambahkan, gerakan ini jauh dari sikap anarkis. Gerakan ini ibarat sebuah obat mujarap yang mampu mengobati kelesuan jiwa agar mampu merebut masa depan yang baik. Karena itu, ia berpendapat perlu dibangun konsolidasi antar sesama warga negara dan aturan-aturan main yang demokratis.
“Dari perspektif kebudayaan, situasi sekarang ini menjadi tidak menentu akibat tidak adanya aturan-aturan yang benar. Apalagi rakyat sering dianggap sebagai massa bukan lagi insan manusia yang juga warga negara”, jelas tokoh pendiri Bengkel Teater ini berapi-api.
Penggiat seni, Edi Haryono, yang membaca naskah “Seruan bagi Gerakan Pembangkitan Warga Negara”, menyebutkan, proses sosial, ekonomi, dan politik sekarang ini berjalan ditengah ketiadaan aturan main bernegara yang demokratis telah membiarkan tatanan hidup bernegara dikelola dipolitika dan ekonomi telah membiarkan tatanan hidup bernegara dikelola di atas aturan main yang compang-camping, tidak utuh dan belum demokratis.
Sumber referensi: dosenpendidikan.co.id.